Distingsi.com – Doktor yang lulus tanpa ujian terbuka merujuk pada seseorang yang mendapatkan gelar doktor tanpa mengikuti ujian terbuka atau ujian akademik yang umumnya diperlukan dalam proses akademis. Hal ini bisa terjadi dalam konteks pemberian rekognisi terhadap mahasiswa S3 yang berprestasi dan mendapatkan capaian di luar rata-rata. Ini merupakan contoh menarik bagi semua insan akademis Indonesia yang bisa mendapatkan capaian tertentu dan diberi rekognisi oleh perguruan tinggi bisa lulus S3 dan mendapatkan gelar doktor meski tanpa perlu ujian terbuka atau sidang promosi doktor.
Dalam dunia akademik, kelulusan tanpa ujian terbuka adalah fenomena yang jarang terjadi dan sering kali menimbulkan rasa penasaran. Di Indonesia, ada sepuluh doktor yang berhasil meraih gelar mereka melalui jalur ini, menunjukkan prestasi luar biasa dalam bidang studi mereka. Artikel menarik hasil kajian redaksi distingsi.com ini akan mengungkap siapa saja mereka dan bagaimana mereka mencapai pencapaian luar biasa tersebut tanpa melalui ujian terbuka.
1. Dr. Dyah Widodo (Doktor Lulusan Universitas Brawijaya)
Dr. Dyah Widodo adalah lulusan Program Doktor Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Brawijaya pada 8 Juli 2019. Ia berhasil menjadi doktor tanpa ujian terbuka pada Program Doktor Ilmu Lingkungan Pascasarjana Universitas Brawijaya.
Dilansir dari ppsub.ub.ac.id, Dr. Dyah Widodo tidak diwajibkan mengikuti ujian terbuka promosi doktor karena telah menerbitkan 2 artikel di jurnal terindeks database Scopus. Sebagai gantinya, dia hanya diwajibkan melakukan diseminasi disertasinya yang berjudul “Pengaruh Terapi Hortikultura Terhadap Perubahan Respon Stres Melalui Serotonin Otak Pada Manusia Dalam Kajian In-Siliko dan Empiris” pada Senin (8/7/2019), di Ruang 3.04 Gedung A Pascasarjana Universitas Brawijaya.
Dalam kegiatan itu, acara dibuka oleh Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan Dr.Ir.Gatot Ciptadi, DESS pada Senin (8/7/2019) yang dihadiri oleh Pembimbing / Promotor, keluarga, kolega kerja, rekan sejawat. Dyah Widodo mempresentasikan bahwa pendekatan interdisipliner dapat memecahkan suatu permasalahan yang kompleks dengan menggabungkan berbagai macam disiplin ilmu.
2. Dr. Yusuf Saefudin, S.H., M.H. (Doktor Lulusan UNS)
Dr. Yusuf Saefudin, S.H., M.H., adalah doktor lulusan Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang lulus pada 15 Desember 2021 tanpa ujian terbuka.
Dilansir dari ump.ac.id, Dr. Yusuf Saefudin ini lulus S3 ketika masih berumur 28 yang mengangkat disertasi berjudul “Penanggulangan Tindak Pidana Narkotika Berbasis Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta”.
Ia merupakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas yang lulus S3 dengan IPK 3,84 dengan predikat cumlaude dari Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Seperti diketahui, ia menamatkan Sarjana dari Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman, Magister Ilmu Hukum Universitas Jenderal Soedirman, dan Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret.
3. Dr. Wafda Vivid Izziyana (Doktor Lulusan UMS)
Dr Wafda Vivid Izziyana adalah dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang sejak 2022 menjadi dosen Ilmu Hukum di Universitas Semarang. Dr. Wafda lulus doktor ilmu hukum tanpa menjalani ujian terbuka di UMS pada Rabu (14/8/2019).
Dilansir dari krjogja.com, Dr. Wafda lulus tanpa menjalani ujian terbuka, karena dinilai memenuhi syarat berkat karyanya yang dimuat di jurnal terindeks Scopus. Dr. Wafda menulis disertasi berjudul “Hukum dan Pekerja Migran Indonesia : Studi Tentang Perlindungan Hukum Berbasis Toantroposentrisme”.
Kelulusan Dr. Wafda karena ia berhasil menulis dua artikel di jurnal internasional terindeks Scopus dan menggantikan Ujian Terbuka, sehingga bisa menjadi doktor tanpa ujian terbuka sesuai dengan SK Rektor UMS, maka Sekolah Pascasarjana Program Doktor Ilmu Hukum dapat meluluskan tanpa melalui Ujian Terbuka dengan syarat menulis artikel ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus.
4. Dr. Agung Prasetyo (Doktor Lulusan FKIP UNS)
Dr. Agung Prasetyo adalah doktor Program Studi S3 Ilmu Pendidikan Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta (UNS) pada September 2021 lalu. Diketahui, ia adalah dosen Universitas PGRI Semarang.
Dilansir dari fkip.uns.ac.id, Dr. Agung Prasetyo yang lulus tanpa harus mengikuti Sidang Ujian Terbuka Promosi Doktor ini dikarenakan artikelnya lolos Jurnal Scopus Quartil-2 (Q-2) yang berjudul “Inclusion School for Early Childhood in The Outdoor Classroom”.
Artikel tersebut terbit di Hunan University Academic Journal (Natural Sciences Edition), Journal of Hunan University (Natural Sciences). Sehingga sesuai dengan Peraturan Rektor UNS, dimana mahasiswa yang memiliki artikel yang mampu menembus Jurnal Scopus Q-2, maka tidak perlu mengikuti Sidang Ujian Terbuka Promosi Doktor.
5. Dr. Syahputra Wibowo (Lulusan S3 Universitas Brawijaya)
Dr. Syahputra Wibowo adalah lulusan S3 Universitas Brawijaya yang lulus tanpa ujian terbuka dengan dengan IPK 4.00 pada usia 26 tahun. Dilansir dari grid.id, ia adalah pria berasal dari kota Sampit, Kalimantan Tengah.
Dilansir dari Kompas.com, Dr. Syahputra merupakan salah satu awardee beasiswa fast track PMDSU (Program Magister Menuju Doktoral Untuk Sarjana Unggul) batch 4 di jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Ia melakukan ujian diseminasi hasil disertasi pada 6 Juli 2022. Penelitiannya selama studi Doktoral dibimbing oleh Prof. Sutiman Bambang Sumitro, lalu ko-promotor Dr. Sri Widyarti, dan ko-promotor Akhmad Sabarudi
Keberhasilannya melakukan penelitian yang dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah internasional yang terindeks scopus Q1 (2 jurnal), Q2 (1 jurnal), Q3 (2 jurnal), proceeding scopus (1 proceeding) dan SINTA 2 (1 jurnal) menjadikan ia bisa lulus tanpa ujian terbuka. Salah satu jurnal ilmiahnya berhasil dipublish pada jurnal scopus Q1 dengan H-index 195 dan Impact Factor 5,924.
6. Dr. Suratman (Doktor Lulusan S3 FMIPA UNS)
Dr. Suratman adalah lulusan Program Studi (Prodi) S-3 Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang lulus tanpa ujian terbuka pada Kami 16 Februari 2023. Ia lulus dalam ujian tertutup dengan disertasi bertajuk ““Revisi Taksonomis Genus Strobilanthes Blume (Acanthacae) di Sumatra” di bawah bimbingan Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. (UNS), selaku Promotor; Dr. Muzzazinah, M.Si. (UNS) selaku Ko-promotor I dan Prof. Dr. Purnomo, M.S. (Universitas Gadjah Mada (UGM)) selaku Ko-promotor II.
Dilansir dari watabengawan.id, Dr. Suratman dinyatakan lulus dengan pujian (cumlaude) dengan masa studi 3 tahun 5 bulan dan IPK 3.96. Keberhasilannya menulis artikel terindeks Scopus bertajuk “Pollen morphological characters variation among species of Strobilanthes s.l. from Sumatra, Indonesia and its taxonomic implications” dan “Leaf anatomical characters variation of Strobilanthes s.l. from Sumatra, Indonesia and its taxonomic implications” mengantarkannya menjadi doktor tanpa ujian terbuka.
7. Dr. Mufti Reza Aulia Putra (Doktor Lulusan UNS)
Dr. Mufti Reza Aulia Putra adalah doktor lulusan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta yang lulus tanpa ujian terbuka pada April 2023. Dilansir dari uns.ac.id, Dr. Mufti Reza Aulia Putra juga merupakan wisudawan tercepat dan termuda dalam Program Doktor di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Dr. Mufti Reza Aulia Putra menyandang predikat cumlaude karena berhasil lulus dengan IPK 4.00.
Dr. Mufti Reza Aulia Putra mejadi doktor pada usia 25 tahun 9 bulan yang lulus doktor tanpa harus ujian terbuka, karena ia sudah memenuhi syarat publikasi beberapa artikel jurnal yang terindeks Scopus.
8. Dr. Deny Haryanto (Lulusan Prodi S3 Manajemen Pendidikan UNESA)
Dr. Deny Haryanto adalah doktor lulusan Prodi S3 Manajemen Pendidikan UNESA. Dilansir dari beritajatim.com, Dr. Deny lulus dari Prodi S3 Manajemen Pendidikan, Fakultas Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dengan IPK 3,98.
Disertasinya berjudul “‘Kepemimpinan Kepala Sekolah Perempuan dalam Penerapan Pendidikan Karakter: Studi Multikasus Kebhayangkaraan Pada Taman Kanak-Kanak Malang Raya” yang dipertahankannya saat ujian tertutup.
Deny berhasil mempublikasikan dua artikel sekaligus ke jurnal internasional yang terindeks Scopus sehingga ia dinyatakan lulus saat ujian tertutup dan tanpa ujian terbuka dengan masa studi lima semester. Ia sendiri adalah pegawai di Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum).
9. Dr. Nurul Komaria (Doktor Lulusan S3 Pendidikan IPA Universitas Jember)
Dr. Nurul Komaria, S.Pd.,M.Pd, adalah doktor lulusan Prodi Doktor/S3 Pendidikan IPA FKIP Universitas Jember tanpa ujian sidang terbuka karena memenuhi persyaratan memiliki dua karya ilmiah di jurnal international terindeks Scopus.
Nuru Komaria melakukan ujian disertasi sidang tertutup pada 21 Desember 2023. Proses ujian disertasi dipimpin Dekan FKIP Unej Prof. Dr. Bambang Soepeno, M.Pd. Promotor selama menyelesaikan disertasi Prof. Dr. Suratno, M.Si yang sekaligus juga sebagai koordinator Program Studi Program Doktor Pendidikan IPA FKIP UNEJ, dan co promotor 1 Dr. Sudarti, M.Kes serta co promotor 2 Prof. Drs. Dafik,M.Sc.,Ph.D dan dewan penguji lainya yaiitu Drs. Nuriman, Ph.D, Prof. Dr. Indrawati,M.Pd, Dr.Ir. Imam Mudakir, M.Si dan penguji luar Prof. Dr. Agus Ramdani, M.Sc (Unram).
Nurul Komaria lulus dengan disertasi berjudul ”Pengembangan desain pembelajaran berbasis riset dengan pendekatan STEM untuk meningkatkan keterampilan metakognisi mahasiswa dalam menyelesaikan masalah pemanfaatan cascara untuk teh herbal kesehatan,” yang mendapatkan IPK 4.0 pada usia 30 tahun. Ia bisa lulus tanpa ujian terbuka karena menulis artikel terindeks Scopus sebagai pengganti ujian terbuka. Tercatat seperti dilansir dari Jawapos.com, ia telah menulis 5 artikel yang berhasil dipublikasikan di jurnal international bereputasi terindeks scopus dan menjadi reviewer jurnal international.
10. Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd. (Doktor Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta)
Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., adalah dosen Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung. Hamidulloh Ibda meraih gelar doktor setelah berhasil mempertahankan disertasinya dalam ujian tertutup di hadapan dewan penguji disertasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Jumat (16/2/2024) tanpa ujian terbuka. Ia juga ditetapkan sebagai Wisudawan Doktor Terbaik pada Prodi Doktor (S3) Pendidikan Dasar FIPP UNY pada Wisuda UNY pada 25 Mei 2024.
Dilansir dari jateng.nu.or.id dan Siedoo.com, Ibda dinyatakan lulus sebagai doktor pendidikan dasar dalam ujian tertutup dengan mendapatkan predikat Cumlaude dengan IPK 3,94. Ia berhasil lulus S3 pada Program Studi Pendidikan Dasar FIPP UNY dengan masa studi 2 tahun 6 bulan, dan merupakan doktor pendidikan dasar ke-28 di bawah bimbingan promotor Prof Ibnu Syamsi dan copromotor Dr. Rukiyati.
Disertasi yang dutulis Ibda berjudul “Guru Sekolah Dasar Profesional dalam Pembelajaran berbasis Digital” dipertahankan di hadapan dewan penguji yakni Prof Nurtanio Agus Purwanto, (Ketua/Penguji), Sekar Purbarini Kawuryan (Sekretaris/Penguji), Prof Ibnu Syamsi, Promotor 1/Penguji), Rukiyati, (Promotor 2/Penguji), Prof Haryanto (Penguji 2), dan Farid Ahmadi, (Penguji 1/Penguji Eksternal).
Hamidulloh Ibda yang juga Wakil Rektor INISNU Temanggung tersebut, seperti dilansir dari inisnu.ac.id dan distingsi.com, mendapatkan capaian Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) melalui keberhasilannya menulis dua artikel terindeks Scopus Q3 berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau, sehingga ditetapkan bebas Ujian Terbuka dan lulus sebagai doktor pada saat Ujian Tertutup.
Melalui Keputusan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Nomor: 3.19/UN34/1/2024 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau atas nama Hamidulloh Ibda per tanggal 22 Januari 2024, pria kelahiran Pati 17 Juni tersebut dinyatakan bebas Ujian Terbuka karena telah berhasil menulis dua artikel terindeks Scopus yaitu “Professional elementary teachers in the digital era: A systematic literature review” (International Journal of Evaluation and Research in Education, 12 (1) 2023), dan “Digital literacy competency of elementary school teachers: A systematic literature review” (International Journal of Evaluation and Research in Education, 12 (3) 2023).
Ibda sendiri telah menulis 12 artikel terindeks Scopus kurun 2022-sekarang, menjadi reviewer di 19 jurnal internasional terindeks Scopus kurun 2023-sekarang, menjadi reviewer di 11 jurnal internasional kurun 2023-sekarang, menjadi editor, pimred dan reviewer pada 27 jurnal nasional.
Secara keseluruhan, pencapaian sepuluh doktor Indonesia yang lulus tanpa ujian terbuka merupakan bukti bahwa kualitas dan integritas akademik bisa diraih melalui berbagai jalur yang sah. Prestasi mereka menunjukkan bahwa dengan dedikasi, penelitian yang mendalam, serta kontribusi signifikan terhadap bidang studi masing-masing, mereka mampu memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh institusi pendidikan. Keberhasilan ini juga menginspirasi generasi muda untuk terus berinovasi dan mengejar pengetahuan tanpa henti. Dengan demikian, kita dapat berharap bahwa mereka akan terus memberikan dampak positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan pembangunan bangsa. (DST33/Hi/tokoh).