Fokus

100 Judul Penelitian Tindakan Sekolah (PTS): Pengertian, Karakteristik, dan Penerapan

Teknik Menemukan Research Gap dalam Skripsi, Tesis, dan Disertasi

DISTINGSI.com – Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah pendekatan penelitian yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kinerja sekolah secara keseluruhan. Pendekatan ini melibatkan kerjasama antara para guru, kepala sekolah, siswa, orang tua, dan pihak terkait lainnya untuk mengidentifikasi masalah-masalah dalam pembelajaran dan mencari solusi yang tepat melalui proses penelitian. Tujuan utama dari PTS adalah untuk menghasilkan perubahan yang nyata dan berkelanjutan dalam praktek pembelajaran di sekolah.

Proses PTS biasanya melibatkan empat tahap utama: (1) Perencanaan: Identifikasi masalah atau kebutuhan pembelajaran, merumuskan tujuan, dan merancang rencana tindakan yang akan diambil; (2) Pelaksanaan: Melakukan tindakan yang direncanakan, seperti menerapkan metode pembelajaran baru atau mengadakan kegiatan tambahan; (3) Observasi dan Evaluasi: Mengumpulkan data tentang efektivitas tindakan yang dilakukan dan menganalisis hasilnya; (4) Refleksi dan Tindakan Berikutnya: Mempertimbangkan hasil evaluasi, merefleksikan proses yang telah dilalui, dan menentukan langkah-langkah selanjutnya untuk terus meningkatkan praktek pembelajaran.

PTS merupakan alat yang berguna bagi sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.

Pengertian Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah suatu proses penelitian yang dilakukan di tingkat sekolah atau lembaga pendidikan yang lebih luas, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Dalam PTS, para pemangku kepentingan di sekolah, termasuk guru, kepala sekolah, staf administrasi, dan bahkan siswa, terlibat dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi perubahan-perubahan yang direncanakan untuk meningkatkan berbagai aspek kehidupan sekolah.

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) merupakan pendekatan yang digunakan oleh sekolah untuk memecahkan masalah atau meningkatkan proses pembelajaran dan manajemen sekolah. Berikut adalah empat pengertian tentang PTS menurut pakar. Pertama, Stephen Kemmis dan Robin McTaggart. Menurut Kemmis dan McTaggart, PTS adalah suatu siklus refleksi berkelanjutan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi kritis. Pendekatan ini menekankan pada partisipasi aktif dari guru dan staf sekolah dalam mengidentifikasi masalah, merancang solusi, melaksanakan tindakan, dan mengevaluasi hasilnya.

Kedua, Elliot. Elliott menggambarkan PTS sebagai suatu proses kolaboratif di mana guru dan staf sekolah secara bersama-sama menyelidiki masalah-masalah yang ada di lingkungan sekolah mereka, mengembangkan solusi, dan mengimplementasikannya dalam praktek sehari-hari.

Ketiga, Hopkins. Hopkins mengartikan PTS sebagai suatu pendekatan yang berfokus pada penggunaan bukti dan pembelajaran berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja sekolah. Pendekatan ini menekankan pentingnya pengumpulan data, analisis, dan refleksi sebagai bagian integral dari proses perbaikan.

Keempat, John Elliot. Menurut Elliot, PTS adalah suatu pendekatan yang menempatkan guru sebagai peneliti yang aktif dalam konteks kelas mereka sendiri. Pendekatan ini menekankan pada penguatan profesionalisme guru melalui refleksi terhadap praktek pengajaran mereka dan eksperimen dengan strategi baru.

Keempat pengertian ini menekankan pada pentingnya refleksi, kolaborasi, penggunaan bukti, dan pembelajaran berkelanjutan dalam PTS sebagai suatu pendekatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait dengan pengertian PTS menurut Dian Marta Wijayanti (2023) yang berhasil dihimpun redaksi distingsi.com untuk Anda. Pertama, Kolaboratif. PTS melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan di sekolah, termasuk guru, staf administrasi, kepala sekolah, dan bahkan siswa dan orang tua. Ini menekankan pentingnya kolaborasi dan partisipasi dari seluruh komunitas sekolah dalam proses perubahan.

Kedua, Fokus pada Perbaikan. Tujuan utama dari PTS adalah untuk meningkatkan praktik dan hasil pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, setiap perubahan yang direncanakan dan diimplementasikan diarahkan untuk mencapai peningkatan kualitas secara keseluruhan.

Ketiga, Siklus Berkelanjutan. PTS melibatkan siklus berkelanjutan dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Proses ini terus-menerus berulang untuk memungkinkan evaluasi terus-menerus terhadap efektivitas perubahan yang diimplementasikan dan untuk menyesuaikan pendekatan sesuai kebutuhan.

Keempat, Penelitian Berbasis Bukti. PTS menerapkan prinsip-prinsip penelitian ilmiah dalam merancang dan mengevaluasi perubahan di sekolah. Ini mencakup pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi temuan untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada bukti yang kuat.

Kelima, Peningkatan Keterlibatan Stakeholders. Melalui proses PTS, stakeholder di sekolah menjadi lebih terlibat dan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tantangan dan peluang yang dihadapi oleh sekolah. Hal ini dapat meningkatkan komunikasi dan kerjasama di antara anggota komunitas sekolah.

Keenam, Pembelajaran Organisasi. PTS juga melibatkan pembelajaran organisasi, di mana sekolah secara keseluruhan belajar dari pengalaman, kesalahan, dan prestasi mereka. Ini memungkinkan sekolah untuk terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan kebutuhan siswa.

Karakteristik Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari metode penelitian lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik utama PTS menurut penelusuran redaksi distingsi.com untuk Anda. Pertama, Partisipasi Aktif Stakeholders. PTS melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak di sekolah, termasuk guru, kepala sekolah, staf administrasi, siswa, dan orang tua. Semua pemangku kepentingan berkontribusi dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi perubahan yang direncanakan.

Kedua, Fokus pada Perbaikan Praktik. Tujuan utama dari PTS adalah untuk meningkatkan praktik pengajaran dan pembelajaran, serta aspek-aspek lain dari kehidupan sekolah. Ini dilakukan melalui identifikasi masalah, merancang perubahan, dan mengimplementasikannya dalam upaya untuk mencapai peningkatan kualitas.

Ketiga, Siklus Refleksi Berkelanjutan. PTS mengikuti siklus berkelanjutan dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus ini memungkinkan para peneliti untuk terus memperbaiki dan menyesuaikan perubahan berdasarkan pengalaman dan temuan yang diperoleh selama proses.

Keempat, Penelitian Kolaboratif. PTS merupakan bentuk penelitian kolaboratif di mana pemangku kepentingan bekerja sama untuk mengidentifikasi masalah, merancang strategi perubahan, dan mengevaluasi hasilnya. Kolaborasi ini meningkatkan kepemilikan terhadap proses dan hasil, serta mempromosikan partisipasi aktif dari semua anggota komunitas sekolah.

Kelima, Pembelajaran Berbasis Bukti. Penelitian dalam PTS didasarkan pada bukti-bukti yang diperoleh melalui pengumpulan dan analisis data. Pendekatan ini memastikan bahwa keputusan yang diambil didasarkan pada informasi yang akurat dan relevan, sehingga meningkatkan kemungkinan kesuksesan perubahan.

Keenam, Pembelajaran Organisasi. PTS juga menekankan pembelajaran organisasi, di mana sekolah secara keseluruhan belajar dari pengalaman mereka dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi perubahan. Ini memungkinkan sekolah untuk terus berkembang dan meningkatkan kapasitas mereka untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.

Ketujuh, Pemberdayaan Stakeholder. PTS memberdayakan stakeholder di sekolah dengan memberi mereka peran aktif dalam proses perubahan. Ini memungkinkan para anggota komunitas sekolah untuk merasa memiliki terhadap perubahan yang terjadi dan memotivasi mereka untuk berkontribusi secara positif.

Penerapan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS)

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) adalah suatu pendekatan yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, pengajaran, serta manajemen sekolah secara berkelanjutan. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam penerapan Penelitian Tindakan Sekolah:

Pertama, Identifikasi Masalah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang ingin diperbaiki atau ditingkatkan di lingkungan sekolah. Hal ini bisa berupa masalah dalam proses pembelajaran, kurikulum, kedisiplinan siswa, atau manajemen sekolah.

Kedua, Perencanaan. Setelah masalah atau kebutuhan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Perencanaan ini harus spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berbatasan waktu (SMART).

Ketiga, Pelaksanaan. Tahap ini melibatkan implementasi rencana tindakan yang telah dirancang. Guru, staf sekolah, dan mungkin juga siswa dan orangtua dilibatkan dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan.

Keempat, Evaluasi. Setelah tindakan dilaksanakan, evaluasi dilakukan untuk menilai efektivitasnya dalam menyelesaikan masalah atau mencapai tujuan yang ditetapkan. Evaluasi ini dapat dilakukan secara formatif (selama proses) dan sumatif (setelah proses selesai).

Kelima, Refleksi dan Pembelajaran. Berdasarkan hasil evaluasi, sekolah harus melakukan refleksi terhadap proses yang telah dilakukan. Hal ini mencakup mengevaluasi keberhasilan tindakan, mengidentifikasi apa yang berhasil dan apa yang tidak berhasil, serta memetik pelajaran untuk diterapkan di masa depan.

Keenam, Tindakan Lanjutan. Jika evaluasi menunjukkan bahwa tujuan belum tercapai sepenuhnya, atau jika ada aspek tertentu yang perlu diperbaiki, sekolah perlu melakukan tindakan lanjutan atau penyesuaian rencana tindakan yang telah ada.

Ketujuh, Penyebaran Hasil. Hasil dari Penelitian Tindakan Sekolah sebaiknya disebarkan kepada pihak-pihak terkait, termasuk guru, staf sekolah, siswa, orangtua, dan mungkin juga komunitas lokal. Penyebaran hasil dapat dilakukan melalui rapat sekolah, seminar, publikasi di media, atau forum diskusi lainnya.

Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut secara sistematis, sekolah dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen sekolah secara berkelanjutan melalui Penelitian Tindakan Sekolah.

100 Judul Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) Terbaru

Berikut adalah 100 judul penelitian tindakan sekolah (PTS) yang dapat menjadi inspirasi:

1. Peningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pendekatan Literasi Multimodal di Kelas 4 SD Muhammadiyah Kota Bogor

2. Evaluasi Program Pelatihan Literasi Guru dalam Membimbing Siswa Membaca Pemahaman di Kelas 6 SD

3. Pengembangan Model Pelatihan Literasi Digital untuk Guru MI ElPIST Temanggunf di Era Teknologi Informasi

4. Peningkatan Kompetensi Guru dalam Membimbing Siswa Menulis Kreatif melalui Program Pengembangan Literasi Sastra

5. Implementasi Strategi Pembelajaran Literasi Visual untuk Guru Bahasa Seni di SMA

6. Evaluasi Efektivitas Workshop Penulisan Ilmiah untuk Meningkatkan Kemampuan Guru Mengajar di Sekolah Menengah

7. Peningkatan Keterampilan Guru dalam Mengintegrasikan Literasi Matematika dalam Pembelajaran di Kelas 7 SMP Ma’arif NU Kendal

8. Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Literasi pada Guru Bahasa Indonesia di SMA untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

9. Meningkatkan Pemahaman Guru tentang Literasi Informasi melalui Pelatihan dan Bimbingan

10. Evaluasi Dampak Pelatihan Literasi Kritis terhadap Kemampuan Guru dalam Mengajar di Kelas 9 SMP

11. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa di Kelas 5 SD

12. Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Mengajar IPA di Kelas 8 SMP

13. Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa di Kelas 10 SMA

14. Pengembangan Model Pembelajaran Fleksibel untuk Menangani Kebutuhan Belajar Individual Siswa

15. Evaluasi Keefektifan Model Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Meningkatkan Keterampilan Kewirausahaan Siswa di Sekolah Menengah

16. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris melalui Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual di Kelas 6 SD Muhammadiyah Lamongan

17. Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Game untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Kelas 7 SMP

18. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif di Kelas 11 SMA

19. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis di Kelas 9 SMP

20. Evaluasi Efektivitas Model Pembelajaran Jarak Jauh dalam Konteks Pembelajaran Hibrida

21. Implementasi Asesmen Formatif dalam Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa di Kelas 8 SMP Ma’arif NU Kota Batam

22. Penerapan Asesmen Autentik dalam Evaluasi Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas 10 SMA

23. Penggunaan Asesmen Portofolio untuk Mengevaluasi Kemajuan Siswa dalam Proses Pembelajaran

24. Evaluasi Pelaksanaan Asesmen Kompetensi Dasar pada Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar

25. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Merancang Instrumen Asesmen yang Berkualitas dalam Kurikulum Merdeka

26. Meningkatkan Efektivitas Asesmen Peer Assessment dalam Mengukur Kemampuan Kolaboratif Siswa

27. Evaluasi Dampak Asesmen Formatif Terhadap Pembelajaran Adaptif di Kelas 6 SD

28. Penerapan Asesmen Diagnostik untuk Mengidentifikasi Kebutuhan Belajar Individual Siswa

29. Penggunaan Asesmen Berbasis Proyek dalam Mengukur Pencapaian Kompetensi di Sekolah Menengah

30. Evaluasi Implementasi Asesmen Otonomi dalam Kurikulum Merdeka untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa

31. Meningkatkan Kesadaran Guru tentang Pendidikan Inklusi Melalui Pelatihan dan Bimbingan

32. Evaluasi Program Pembinaan Guru Inklusi dalam Menyediakan Dukungan yang Dibutuhkan bagi Siswa Berkebutuhan Khusus

33. Penerapan Pendekatan Kolaboratif dalam Membimbing Siswa dengan Kebutuhan Khusus di Kelas Reguler

34. Peningkatan Keterampilan Guru dalam Mengadaptasi Materi Pembelajaran untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

35. Pengembangan Model Pembelajaran Diferensiasi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Siswa dengan Spektrum Autisme

36. Evaluasi Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling bagi Siswa dengan Keterbatasan Khusus

37. Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler Inklusif untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa Berkebutuhan Khusus

38. Penerapan Teknik Pengelolaan Kelas yang Berpusat pada Siswa untuk Mendukung Pendidikan Inklusi

39. Meningkatkan Kolaborasi antara Guru dan Orang Tua dalam Mendukung Siswa dengan Kebutuhan Khusus

40. Evaluasi Dampak Integrasi Siswa Berkebutuhan Khusus dalam Kelas Reguler terhadap Pengalaman Belajar Siswa Lain

41. Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru SD Ma’arif Kota Semarang dengan In House Training

42. Peningkatan Kemampuan Guru Kelas 1 dalam Menyusun Modul Ajar bermuatan Pendidikan Inklusi

43. Peningkatan Hasil Asesmen Guru melalui Program Satu Guru Satu Asesmen

44. Peningkatan Kinerja Guru Melalui In House Training melalui Pembelajaran Tutor Sebaya

45. Peningkatan Kinerja Guru melalui Pelatihan Digital Pedagogy di SD Muhammadiyah Kota Tegal

46. Peningkatan Kemampuan Guru Fikih dalam Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka Kelas 3 SD

47. Peningkatan Hasil Penilaian Kinerga Guru melalui In House Training di Kota Semarang

48. Peningkatan Hasil Penilaian Kompetensi Pedagogi pada Guru Penggerak Kota Surabaya

49. In House Training berbasis Kearifan Lokal dalam Meningkatan Kemampuan Menyusun Modul Ajar Kelas 5 SD

50. Peningkatan Kinerja Guru berbasis Tutor Sebaya di Kota Sidoarjo

51. Peningkatkan Keterampilan Literasi Matematika Melalui Pendekatan Bermain pada Guru Kelas 1 SD

52. Penerapan Teknologi Pembelajaran Interaktif dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa di Kelas 7 SMP

53. Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya Digital untuk Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi

54. Strategi Peningkatan Kedisiplinan Siswa Melalui Program Pemantauan dan Pendampingan

55. Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis Proyek di Kelas 10 SMA

56. Implementasi Pembelajaran Kolaboratif untuk Mengatasi Kesulitan Belajar Bahasa Inggris di Kelas 8 SMP

57. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Blended Learning

58. Penggunaan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis di Kelas 9 SMP

59. Peningkatan Keterampilan Komunikasi Siswa Melalui Simulasi Debat di Kelas 11 SMA

60. Evaluasi Penggunaan Media Pembelajaran Interaktif dalam Menyampaikan Materi Sains di Kelas 6 SD

61. Pengembangan Program Pembinaan Karakter untuk Mengatasi Perilaku Bullying di Lingkungan Sekolah

62. Strategi Efektif untuk Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Siswa Sekolah Menengah

63. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar

64. Pengaruh Konseling Kelompok terhadap Kesejahteraan Mental Siswa di Kelas 12 SMA

65. Penerapan Metode Cooperative Learning untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja Sama Siswa di Kelas 4 SD

66. Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia melalui Penggunaan Teknik Mind Mapping di Kelas 9 SMP

67. Pengembangan Program Pembelajaran Inklusif untuk Siswa Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi

68. Evaluasi Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Masalah Emosional di Sekolah Menengah

69. Meningkatkan Keterampilan Penalaran Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah di Kelas 7 SMP

70. Pengaruh Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar

71. Peningkatan Kemampuan Menulis Narasi melalui Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Kreativitas di Kelas 8 SMP

72. Implementasi Program Pengembangan Kepemimpinan Siswa untuk Meningkatkan Kepemimpinan Sekolah

73. Penggunaan Teknologi Augmented Reality dalam Pembelajaran Seni Rupa di Kelas 10 SMA

74. Strategi Efektif untuk Meningkatkan Keterampilan Memecahkan Masalah Matematika di Kelas 5 SD

75. Evaluasi Program Penguatan Kemandirian Belajar Siswa dalam Pembelajaran Daring

76. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di Kelas 12 SMA

77. Peningkatan Literasi Digital Siswa Melalui Program Pelatihan Penggunaan Media Sosial yang Bertanggung Jawab

78. Meningkatkan Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler dalam Pengembangan Keterampilan Siswa

79. Implementasi Metode Penilaian Formatif untuk Meningkatkan Pengembangan Kemampuan Berbahasa Inggris di Kelas 6 SD

80. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Jamak untuk Siswa Berkebutuhan Khusus

81. Penerapan Metode Penugasan Kolaboratif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sains di Kelas 9 SMP

82. Meningkatkan Keterampilan Penelitian Siswa Melalui Penggunaan Perpustakaan Sekolah

83. Strategi Efektif untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa di Masa Pandemi COVID-19

84. Penggunaan Metode Demonstrasi dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika di Kelas 11 SMA

85. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Program Remedial di Kelas 3 SD

86. Evaluasi Program Pengembangan Keterampilan Soft Skills untuk Persiapan Karir Siswa di SMA

87. Implementasi Kurikulum Berbasis Kearifan Lokal dalam Pembelajaran IPS di Kelas 7 SMP

88. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis di Kelas 10 SMA

89. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Bahasa Inggris melalui Penggunaan Metode Komunikatif di Kelas 8 SMP

90. Evaluasi Penggunaan Alat Peraga Interaktif dalam Pembelajaran IPA di Kelas 4 SD

91. Meningkatkan Motivasi Belajar Melalui Penggunaan Rewards dan Incentives di Sekolah Dasar

92. Implementasi Program Penguatan Karakter untuk Meningkatkan Sikap Positif dan Etika Siswa

93. Penggunaan Metode Penugasan Berbasis Proyek dalam Mengembangkan Keterampilan Kewirausahaan di Kelas 12 SMA

94. Peningkatan Keterampilan Berpikir Kritis melalui Pembelajaran Kolaboratif di Kelas 6 SD

95. Evaluasi Program Pelatihan Kepemimpinan untuk Siswa dalam Meningkatkan Kepemimpinan di Sekolah

96. Meningkatkan Kemampuan Presentasi Siswa Melalui Pelatihan Public Speaking di Kelas 9 SMP

97. Implementasi Metode Inquiry Based Learning dalam Pembelajaran IPA di Kelas 5 SD

98. Pengaruh Penggunaan Metode Cooperative Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di Kelas 8 SMP

99. Peningkatan Keterampilan Menulis Cerita Pendek melalui Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Kreativitas di Kelas 7 SMA

100. Evaluasi Program Pembinaan Minat dan Bakat Siswa dalam Pengembangan Potensi Siswa di Sekolah Menengah Pertama di Kota Magelang

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan