Artikel

Antisipasi Penculikan, Orang Tua Wajib Lakukan 5 Hal Ini!

Maraknya kasus penculikan yang sedang ramai diperbincangkan membuat kekhawatiran berlebih pada setiap orang tua. Di Setiap grup WhatsApp berbagai selebaran di buat supaya orang tua senantiasa berhati-hati dan selalu melakukan pengawasan kepada buah hatinya.  Kekhawatiran orang tua bukan beralasan, melainkan dengan banyaknya berita yang beredar.

Dilansir dari laman Detik.com terdapat upaya percobaan penculikan yang terjadi di Kota Semarang. Korban merupakan salah satu siswi SD yang berusia 11 tahun. Percobaan penculikan itu akhirnya tidak terlaksana, karena korban melawan dan akhirnya pelaku kabur. Kronologi kejadian tersebut yakni saat itu korban hendak membeli tepung di warung kelontong. Kemudian korban dihampiri dua pria yang berboncengan menggunakan sepeda motor.

Pria tersebut menawarkan permen kepada korban, kemudian tangan korban ditarik oleh salah satu pria. Pada akhirnya korban melawan dengan memberontak dan berteriak. Pelaku Pun kabur sehingga korban dapat selamat. Kasus ini membuat para orang tua harus meningkatkan kewaspadaannya. Kisah korban ini terjadi di sekitar rumah karena dari kronologinya ia sedang disuruh membeli tepung. Maka dari itu orang tua harus melakukan pendampingan kepada anak dimanapun mereka berada.

Menurut Luluk Ifadah, M.S.I selaku Kaprodi PAI INISNU Temanggung sekaligus orang tua yang punya anak usia sekolah memberikan beberapa tips yang bisa dilaksanakan para orang tua untuk mengantisipasi penculikan anak antara lain: pertama, Memberikan pemahaman pada anak mengenai siapa orang asing, siapa orang dekat, siapa saja yang boleh diajak ngobrol dan pergi bersama. Ketika orang tua menjelaskan hal ini pada anak, mereka akan lebih paham. Mana orang terdekat dan tidak membahayakan untuk dirinya. Termasuk bagi anak yang bersekolah jauh dari rumah. Anak harus senantiasa diwanti untuk menolak ajakan orang yang hendak memberikan tumpangan, ketika orang tersebut tidak ia kenal.

Kedua, memberikan kontrol sosial dari pihak keluarga dan lingkungan rumah dengan membangun komunikasi lewat grup WA yang mengakomodir kemana anak bisa beraktifitas. Orang tua harus senantiasa memberikan kontrol sosial pada anak. Misalnya guru memberikan akses kepada orang tua untuk menjemput anaknya di dalam lingkungan sekolah. Sebelum orang tua menjemput, anak tidak diperkenankan untuk keluar dari lingkungan sekolah. Selain itu orang tua juga harus membangun komunikasi di grup WA sebagai upaya pencegahan tindak penculikan anak.

Ketiga, membatasi lokasi dan perorangan yang menjadi teman keseharian anak. Orang tua punya kewenangan untuk dapat mengontrol tempat bermain anak. Kemana ia biasa menghabiskan waktu dan dengan siapa saja ia bermain. Hal ini dilaksanakan sebagai upaya mencegah tindak penculikan khususnya di lingkungan rumah. 

Keempat, Memberikan komunitas pengajian anak diluar jam sekolah. Ketika aktivitas anak padat, maka ia tak akan terlalu jauh untuk bermain. Ketika orang tua memberikan pola atau jadwal yang menentu misalnya sepulang sekolah anak diperkenankan untuk istirahat lalu saat menjelang sore ia harus mengaji. Maka anak tidak akan berkeliaran terlalu jauh  dari rumah. Hal ini dapat menjadi solusi bagi orang tua yang memiliki anak aktif yang sering bermain jauh dari lokasi rumahnya.

Kelima, Memberikan tips kepada anak apabila diajak orang asing dengan cara: menolak, berteriak dan minta tolong,lari. Seperti yang dilakukan korban di Semarang ia langsung berteriak sehingga pelaku pergi meninggalkan korban. Beri pengertian kepada anak untuk berani melawan kepada orang yang tidak ia kenal dan hendak melakukan tindakan penculikan dengan berbagai iming-iming. Itu merupakan 5 hal yang harus orang tua lakukan untuk mengantisipasi kasus penculikan pada anak.

Tinggalkan Balasan

Exit mobile version