Oleh Hamidulloh Ibda
Di sebuah desa kecil yang dikelilingi perbukitan hijau, terdapat sebuah kisah yang penuh kehangatan tentang Lebaran. Desa itu bernama Kampung Sinar Bulan, tempat di mana tradisi dan kebersamaan menjadi pondasi kehidupan masyarakatnya. Setiap tahun, mereka merayakan Lebaran dengan penuh sukacita dan kebersamaan yang tidak terlupakan.
Kisah dimulai dua minggu sebelum Hari Raya, ketika udara mulai terasa berbeda di kampung itu. Rumah-rumah dihiasi dengan lampu-lampu warna-warni, dan aroma masakan lezat mulai tercium dari dapur-dapur setiap rumah. Di tengah-tengah persiapan itu, keluarga dan tetangga saling membantu dan berbagi kebahagiaan.
Di salah satu rumah di tepi sungai, tinggal seorang anak kecil bernama Ali dan ibunya, Nisa. Mereka tinggal di rumah sederhana dengan atap daun kelapa dan dinding bambu. Meskipun sederhana, rumah itu selalu dipenuhi canda tawa dan keceriaan. Ali sangat antusias menyambut Lebaran tahun ini, karena dia akan mendapatkan uang THR pertamanya dari neneknya.
Sementara itu, di seberang sungai, tinggal keluarga besar Pak Agus. Mereka memiliki rumah yang luas dan lapang, yang selalu menjadi tempat berkumpulnya kerabat dan tetangga di Hari Raya. Setiap tahun, mereka menyelenggarakan open house yang meriah dan penuh dengan hidangan lezat. Pak Agus dan istrinya, Ibu Siti, sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk menyambut tamu.
Ketika hari Lebaran tiba, sinar mentari pagi menyambut mereka dengan hangat. Ali dan Nisa berdandan dengan pakaian terbaik mereka, sementara keluarga Pak Agus berkumpul di halaman rumah, menanti kedatangan tamu. Suara takbir berkumandang dari masjid desa, menggema di seluruh kampung. Sebuah perasaan damai dan sukacita menyelimuti udara.
Ali dan Nisa bergabung dengan ibunya dalam perjalanan ke masjid, tempat mereka akan melaksanakan sholat Id bersama-sama. Di masjid, mereka disambut dengan senyum hangat dan pelukan dari tetangga dan teman-teman lama. Setelah sholat, mereka saling bermaafan dan bertukar ucapan selamat.
Sementara itu, di rumah Pak Agus, tamu-tamu mulai berdatangan. Mereka disuguhi berbagai hidangan tradisional, mulai dari ketupat, opor ayam, rendang, hingga kue-kue khas Lebaran. Suasana di rumah itu penuh dengan tawa, canda, dan cerita, menciptakan kenangan yang indah bagi semua yang hadir.
Setelah selesai berkunjung ke masjid dan menerima tamu di rumah, Ali dan Nisa kembali ke rumah mereka. Di sana, mereka menikmati hidangan sederhana yang disiapkan oleh ibu Nisa. Meskipun sederhana, makanan itu penuh dengan kehangatan dan kebersamaan, mengingatkan mereka akan pentingnya keluarga dan persaudaraan.
Malam pun tiba, dan kampung itu diselimuti oleh keheningan yang tenang. Di bawah cahaya bulan dan bintang, penduduk kampung merenungkan keberkahan dan kesyukuran atas segala nikmat yang telah diberikan. Mereka berdoa untuk kebahagiaan dan keselamatan bagi semua orang yang mereka cintai.
Dan begitulah, Lebaran di Kampung Sinar Bulan berlalu dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian. Meskipun sederhana, momen-momen itu membawa makna yang mendalam bagi setiap orang di kampung itu. Di bawah cahaya Lebaran, mereka merasakan kehangatan dan kasih sayang yang mengalir dari hati ke hati, menciptakan kenangan yang akan selalu mereka kenang sepanjang hayat.
-Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd., is a lecturer, researcher, educational activist, and journalist. His research focus is on literacy, digital literacy, digital pedagogy, primary school, children’s language, and literature. He is a lecturer in Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, Indonesia. Ibda is Ph.D, from Department of Basic Education, Faculty of Education and Psychology, Yogyakarta State University, Indonesia. He is an international reviewer in several journals, namely Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi – Scopus Q4 (2023-present), Cogent Education – Taylor & Francis – Scopus Q2 (2023-present), Journal of Ethnic and Cultural Studies – Scopus Q1 (2023-present), Journal of Learning for Development (JL4D) Scopus Q3 (2023-present), International Journal of Information and Education Technology (IJIET) Scopus Q3 (2023-present), Millah: Journal of Religious Studies – Scopus (2023-present), International Journal of Learning, Teaching and Educational Research (IJLTER) – Scopus Q3 (2023-present), International Review of Research in Open and Distance Learning (IRRODL) – Scopus Q1 (2023-present), Journal of Education and Learning (EduLearn) – Scopus Q4 (2023-present), International Journal of Cognitive Research in Science, Engineering and Education (IJCRSEE) – Scopus Q3 (2023-present), International Journal of Serious Games (IJSG), Italy, terindeks Scopus Q3 (2023-present), Cogent Arts & Humanities – Taylor & Francis – Scopus Q2 (2023-present), FWU Journal of Social Sciences ( Shaheed Benazir Bhutto Women University Peshawar) Pakistan, Scopus Q1 (2024-present), International Journal of Special Education (IJSE) (SPED Ltd, Kanada), Scopus Q3 (2024-present), Qualitative Research in Education (QRE) (Hipatia Press, Spain), Scopus Q2 (2024-present), Brazilian English Language Teaching Journal (BELT) (Editora Universitaria da PUCRS, Brazil), Scopus Q4 (2024-present), International Journal of Electrical and Computer Engineering (IJECE) (Institute of Advanced Engineering and Science (IAES) Indonesia, Scopus Q3 (2024-present), Journal of Physical Education (Maringa) (Universidade Estadual de Maringá, Brazil), Scopus Q4 (2024-present), Ricerche di Pedagogia e Didattica (University of Bologna, Italy), Scopus Q4 (2024-present). Ibda is also an international reviewer for International Journal Ihya’ ‘Ulum al-Din (2023-present), IJSL: International Journal of Social Learning (2023-present), Editorial Board Members in Global Synthesis in Education (GSE) (2023-present), reviewer Qeios Journal (2023-present), Asian Journal of Education and Social Studies (India) (2024-present), Journal of Global Research in Education and Social Science (India) (2024-present), African Educational Research Journal (Nigeria) (2024-present), International Journal of English Education and Linguistics (IJoEEL) (Indonesia) (2024-present), and 25 national journals indexed by Sinta (Indonesia).