Artikel

Distingsi Keilmuan Falsafah Kolaborasi Ilmu

Membangun Paradigma Kelimuan Ketupat Ilmu: Integrasi-Kolaborasi, Collaboration of science, Takatuful ulum, Kolaborasi ilmu INISNU-UNISNU Temanggung

Oleh Asih Nuning Ambarwati

Mahasiswa Program Studi PIAUD INISNU Temanggung

BIODATA BUKU

Judul: MEMBANGUN PARADIGMA KEILMUAN KETUPAT ILMU: Integrasi-Kolaborasi: Collaboration Of Science, Takatuful Ulum, Kolaborasi Ilmu INISNU-UNISNU Temanggung

ISBN: 978-623-96062-0-6

 Cetakan: I, Januari 2021

II, September 2023

Tebal: 14 x 21 cm, xix+ 202 Halaman

 Hak cipta dilindungi undang-undang

All rights reserved

Pengarah:

Drs. KH. Muhamad Muzamil

KH. Hudallah Ridwan Naim, Lc.

KH. Yacub Mubarok

KH. Muhammad Furqon Masyhuri Dr. Sugi, M.Pd.

R. Andi Irawan, M.Ag.

Prakata:

Drs. KH. Muhamad Muzamil

Drs. H. Nur Makhsun, M.S.I.

Dr. H. Muh. Baehaqi, M.M.

Penyusun: Hamidulloh Ibda

Penyunting: Khamim Saifuddin & Moh. Syafi’

Reviewer:

Dr. Baedhowi, M.Ag.

Desain Cover:

Wahyu Egi Widayat

Diterbitkan: YAPTINU Temanggung

Jl. Suwandi-Suwardi Km. 01 Madureso, Temanggung, Jawa Tengah, Indonesia Email: akademika@inisnu.ac.id Website: inis

Buku MEMBANGUN PARADIGMA KEILMUAN KETUPAT ILMU:

Integrasi-Kolaborasi: Collaboration Of Science, Takatuful Ulum, Kolaborasi Ilmu

INISNU-UNISNU Temanggung Terdiri dari:

DAFTAR ISI

PRAKATA KETUA TANFIDZIYAH PWNU JAWA

TENGAH-V

PRAKATA KETUA BPP INISNU-VII

PRAKATA REKTOR INISNU-X PRAKATA PENYUSUN-XIII

DAFTAR ISI-XVI

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR-XVIII

BAB I PENDAHULUAN-1

A. Konsep Paradigma Ilmu-1

B. Mengapa Paradigma Keilmuan Penting?-7

C. Relasi Ilmu Pengetahuan, Filsafat dan Agama -10

D. Model Islamisasi Ilmu (Pengislaman Ilmu)-15

E. Model Imunisasi Islam (Pengilmuan Islam) – 21

F. Model Integrasi Keilmuan-28

G. Urgensi Konversi Perguruan Tinggi -33

BAB II MODEL-MODEL PARADIGMA KEILMUAN PTKI-39

A. Paradigma Keilmuan UIN Jakarta – 40

B. Paradigma Keilmuan UIN Malang-42

C. Paradigma Keilmuan UIN Bandung – 46

D. Paradigma Keilmuan UIN Yogyakarta -57

E. Paradigma Keilmuan UIN Makassar – 60

F. Paradigma Keilmuan UIN Surabaya – 64

G. Paradigma Keilmuan UIN Semarang – 69

H. Paradigma Keilmuan UMS Surakarta-73

1. Paradigma Keilmuan UII Yogyakarta-75

 J. Paradigma Keilmuan Unwahas Semarang -76

 K. Paradigma Keilmuan UIN Saizu Purwokerto -76

 L. Anomali-anomali Paradima Keilmuan PTKI-82

BAB III PARADIGMA KEILMUAN Integrasi-Kolaborasi, Collaboration of Science/ Takatuful Ulum/Kolaborasi Ilmu-87

A. Konsep Dasar Paradigma Keilmuan Ketupat Ilmu-87

B. Sejarah Ketupat: Representasi Kolaborasi Agama, Ilmu, dan Budaya-90

C. Landasan Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis Paradigma Ketupat Ilmu-101

D. Model Paradigma Keilmuan Kolaborasi Ilmu-119

 E. Integrasi-Kolaborasi: Anyaman Ilmu, Collarobation of Science, Takatuful Ulum – 121

F. Makna Filosofis Metafora Ketupat Ilmu-129

BAB IV IMPLEMENTASI PARADIGMA KEILMUAN INTEGRASI-KOLABORASI-133

A. Strategi Pencapaian Paradigma Integrasi-Kolaborasi-133

B. Implementasi dalam Visi, Misi dan Tujuan INISNU Temanggung-136

C. Implementasi Temanggung-148dalamKurikulum INISNU

D. Implementasi dalam Budaya Organisasi di INISNU Temanggung-155

E. Implementasi dalam Budaya Akademik-162

Dalam buku ini terdapat beberapa bab.

 Bab I Pendahuluan yang mengkaji konsep paradigma ilmu, urgensi paradigma keilmuan, relasi ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama, Islamisasi ilmu, ilmunisasi ilmu, integrasi keilmuan, dan urgensi konversi perguruan tinggi.

Bab II membahas model-model paradigma keilmuan PTKI di Indonesia.

Bab III konsep paradigma keilmuan Ketupat Ilmu. Bab IV implementasi paradigma keilmuan Ketupat ilmu.

Paradigma keilmuan pada intinya menjadi sebuah cara pandang perguruan tinggi dalam menentukan berbagai macam kegiatan akademik maupun non-akademik. Berbagai model paradigma keilmuan di perguruan tinggi sudah dikaji mendalam dalam buku ini sehingga INISNU Temanggung memiliki distingsi yang bisa disebut sebagai model paradigma keilmuan yang benar-benar baru, genuine, dan memiliki novelty menarik karena mengolaborasikan antara agama dan ilmu pengetahuan.

Ketupat Ilmu mengacu kepada model paradigma keilmuan integrasi-kolaborasi dengan skema anyaman ilmu, collaboration of science, takatuful ulum, yang intinya menggerakkan bersamaan, atau bergerak ganda (double movement) antara agama dengan ilmu pengetahuan.

MAKNA FILOSOFI METAFORA KETUPAT ILMU

Flosofi ketupat ilmu dapat dijabarkan sebagai berikut:

Ketupat merupakan lambang kearifan local Jawa. Kupat/ketupat, Ngaku lepat/ laku papat. Ngaku lepat Artinya mengakui kesalahan, laku papat artinya  empat Tindakan yaitu lebaran ( usai ), Luberan/Melimpah ). Laburan( labur/kapur)

2. Janur dari Bahasa Arab ja’an nur (telah datang

3. Ketupat termasuk bangun datar, memiliki 4 sisi sama panjang, 4 titik sudut, 2 simetri putar dan lipat dan 2 diagonal sisi (4 sisi dan 4 titik bermakna 4 mazhab, 2 simetri dan 2 diagonal bermakna kolaborasi Keilmuan dan Keislaman), namun Ketupat Ilmu hanya mengambil spirit menganyamnya dalam mengembangkan keilmuan.

4. Secara historis, 9 sisi ketupat merupakan lambang Walisongo sebagai penyebar Islam di Nusantara

5. 4 (empat) tali yang berada di sisi bawah dan atas, dan sisi kanan dan kiri, melambangkan 4 mazhab dalam Islam sebagai manhajul fikr Aswaja Annahdliyah, yaitu Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali yang membentengi atas dan bawah, kanan dan kiri, ketupat ilmu.

Sedangkan metafora/lambang Ketupat Ilmu dapat dijelaskan sebagai berikut:

Warna hijau tua pada Islam dan Aswaja Annahdliyah merupakan lambang peradaban

Warna hijau setengah tua pada sisi  Alquran dan assunah merupakan kesuburanyang didasarkan pada prinsip islam sekaligus sebagai representasi pengambilan teks-teks  agama

Warna Biru muda pada metodologi islam dan metodologi barat merupakan kedalaman ilmu dan metode pengembangan ilmu pengetahuan dari sisi islam maupun barat.

Warna hijau muda pada 4 sisi (Studi Islam dan Humaniora, Politik dan Hukum, Sains Alam dan Sains Terapan, Ekonomi dan Teknologi) merupakan kesuburan yang didasarkan pada ilmu/sains dan agama

 Warna emas pada 4 (empat) tali/perisai dari 4 (empat) penjuru mata angin yang melambangkan peradaban ilmu sebagai identitas perguruan tinggi yang memiliki manhajul fikr Aswaja Annahdliyah, yaitu Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Hambali

Tulisan berwarna putih sebagai lambang kesucian ilmu

Makna dari Ketupat ilmu bukan mengarah pada bentuk ketupat seperti aslinya, namun menekankan pada filosofi-filosofi yang dibangun dari kerangka ontologis, epistemologis, dan aksiologis yang sudah dijabarkan di atas. Setelah dijabarkan secara ilmiah, Paradigma Ketupat Ilmu di atas menjadi landasan dalam melaksanakan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi di INISNU Temanggung. Mulai dari implementasi dalam visi, misi, tujuan, kurikulum, budaya akademik, budaya kerja, dan lainnya.

Dari paradigma keilmuan yang dikembangan INISNU Temanggung, muncullah visi sebagai berikut: Unggul dan Terdepan dalam Kolaborasi Keilmuan dan keislaman yang Bersumber pada Islam, Aswaja Annahdliyah dan Sains

Indikator Pencapaian Visi

Kolaborasi Keilmuan dan Keislaman yang bersumber dari Islam Aswaja Annahdliyah dan Sains

 1. Terwujudnya pengembangan kurikulum pendididikan tinggi berdasarkan KKNI, SN Dikti, Akreditasi BAN-PT, Merdeka-Belajar-Kampus Merdeka, dan manhaj Aswaja Annahdliyah

2. Terwujudnya kolaborasi proses pembelajaran berbasis IPTEKS dan IMTAK yang mencakup fikrah (pemikiran), aqidah (keyakinan), amaliyah (tradisi/ibadah), dan harakah (gerakan).

3. Terpenuhinya standar kompetensi lulusan yang memiliki keunggulan komparatif- kompetetif di bidang akademik, berjiwa entrepreneurship, dan melestarikan kearifan lokal

4. Terwujudnya luaran penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dari dosen dan mahasiswa yang tepat guna dan berdampak pada keilmuan dan keislaman

5. Terwujudnya kegiatan ekstra kurikuler kampus berdasarkan minat dan bakat mahasiswa pada luaran karya tulis jurnalistik, karya tulis ilmiah, karya sastra, karya digital, atau karya bidang seni, olahraga, dan lainnya.

6. Terwujudnya lembaga pendidikan tinggi yang mengacu pada budaya organisasi sesuai  

      Prinsip Mabadi Khaira Ummah

7. Terpenuhinya fasilitas kampus yang lengkap,representatif,dan dapatmasyarakat luas  

      inklusif) dimanfaatkan

8. Terwujudnya manajemen perguruan tinggi yang memajukan mutu akademik

9. Terwujudnya sistem penilaian mengacu Higher Order Thinking Skill (HOTS) 6C, yaitu creativity colaboration (kerja sama), (kreativitas), communication (komunikasi), compassion (kasih sayang), critical thinking (berpikir kritis), computational logic (logika komputasi).

Dari visi di atas, maka misi yang dibangun INISNU Temanggung yaitu:

1. Pengembangan kurikulum pendididikan tinggi berdasarkan KKNI, SN Dikti, BAN-PT, Merdeka- Belajar-Kampus Merdeka, dan Manhaj Aswaja Annahdliyah

2. Mengolaborasikan proses pembelajaranberbasis IPTEKS dan IMTAK yang mencakup fikrah (pemikiran), aqidah amaliyah (tradisi/ibadah),(gerakan).(keyakinan), dan harakah

3. Mengoptimalkan sumberdaya yang ada untuk memiliki keunggulan komparatif-kompetetif di bidang akademik, berjiwa entrepreneurship, dan melestarikan kearifan lokal

4. Mendorong dosen dan mahasiswa memaksimalkan untuk penelitian luaran dan pengabdian      

     kepada masyarakat yang tepat guna dan berdampak pada keilmuan dan keislaman

5. Memfasilitasi kegiatan ekstra kurikuler kampus berdasarkan minat dan bakat mahasiswa pada luaran karya tulis jurnalistik, karya tulis ilmiah, karya sastra, karya digital, atau karya bidang seni, olahraga, dan lainnya.

6. Membangun budaya organisasi yang kuat sesuai prinsip Mabadi Khaira Ummah

7. Memenuhi fasilitas kampus yang lengkap, dan dapat dimanfaatkan representatif,

     masyarakat luas (inklusif)

8. Meningkatkan kualitas manajemen perguruan tinggi yang memajukan mutu akademik

9. Memaksimalkan sistem penilaian mengacu Higher Order Thinking Skill (HOTS), yaitu 6C yaitu creativity (kreativitas), colaboration (kerjasama), communication (komunikasi), compassion (kasih sayang), critical thinking (berpikir kritis), computational logic (logika komputasi).

IMPLEMENTASI MEMBANGUN PARADIGMA KEILMUAN KETUPAT ILMU:

Integrasi-Kolaborasi: Collaboration Of Science,Takatuful Ulum, Kolaborasi Ilmu

INISNU-UNISNU di RA sebagai berikut:

Dalam Budaya  Organisasi atau Lembaga pensidikan RA:

Budaya Nilai karakter

Budaya Mutu

Profesional

Disiplin

Kreatif

Konsisten

Pelyanan Berkualiatas

Trasparan Bermoral

Dalam Budaya Kerja

Berkerja hati-hati

Melayani dengan hati

Mengabdi sepenuh hati

Dalam budaya akademik

memiliki niat yang sungguh dalam belajar

Cerdas dalam memilih guru, ilmu, teman dan ketabahan dalam belajar

Menghormati ilmu dan ulama

Memiliki kesunggguhan kontinuitas dan memiliki minat yang kuat

Tertib

Tawakal

Pintar memanfaatkan waktu belajarKasih saying

Dapat mengambil hikmah dari setiap yang dipelajari

Wara’

Pemikiran Komprehensif Komprehensif tentang taklim oleh KH. Hasyi Asya’I dalam kitab Adabul Alim Wal Muta’allim wama yahtaju ilaihi al muta’alim fi maqot Ta’lim sebagai berikut:

Akhlak seoang pelajar terhadap dirinya sendiri

Akhlak seoang pelajar terhadap pendidik

Akhlak seoang pelajar terhadap Pelajarannya

Akhlak sebagai pendidik

Akhlak pendidik dalam mengajar

Akhlak pendiidk terhadap pelajar

Akhlak terhadap kitab-kitab yang akan digiinakan dalam mengajar

Kata bijak yang sangat terkenal disampaikan oleh Albert Einstein bahwa ilmu tanpa agama adalah buta sedangkan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah lumpuh. Dengan demikian keterpaduan sangatlah penting. Imtaq merupakaan urusan yang sarat dengan nilai, kepercayaan, pemahaman, sikap, perasaan dan perilaku yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadist. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi atau yang lebih dikenal dengan akronim IPTEK merupakan suatu sumber dimana seseorang dapat mengelola dan menggunakan ilmu. Jika terdapat ketidakseimbangan antara Imtaq (Iman dan Taqwa) dengan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) maka tentulah akan melahirkan peserta didik yang jauh dari harapan .

Itu sebabnya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3 menegaskan bahwa fungsi pendidikan Indonesia adalah “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka memberdayakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri menjadi warga negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab”.

Dengan demikian fungsi dan tujuan pendidikan nasional adalah terwujudnya potensi dari bangsa dalam IQ (Intelligence Quotients), EQ (Emotional Quotients), SQ (Spritual Quotients). IQ atau kecerdasan intelektual adalah kecerdasan manusia dalam kemampuan untuk menalar, belajar, menggagas, menggunakan bahasa dan kemampuan menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah. EQ atau kecerdasan emosional adalah kemampuan pengendalian diri, ramah, semangat dan ketakwaan serta kemampuan dalam memotivasi diri sama kesediaan mengendalikan emosi. Sedangkan SQ atau kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. Kecerdasan spiritual membuat individu mampu memaknai setiap kegiatannya sebagai ibadah, demi kepentingan umat dan Tuhan Sang Pencipta.Dalam rangka mempersiapkan generasi penerus handal, maka lembaga pendidikan tentunya merancang dengan baik isi kurikulum proses pembelajaran, dan penilaian pengolahan mata ajar serta manajemen pendidikan yang baik.

Dalam sistem pendidikan Islam sangat mengarah kepada pembentukan watak atau akhlakul karimah pada setiap individu. Menurut Omar Muhammad Tommy Al Sabari yang dikutip Muhdar HM pendidikan Islam dimaknai sebagai ikhtiar mengubah tingkah laku setiap individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan bermasyarakatnya dan kehidupan alam sekitarnya. Prinsipnya Imtaq dan IPTEK menjadi kebutuhan pada generasi penerus, selagi berzikir sebagai kami menjaga keimanan dan ketenangan hati juga harus berpikir yang menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu demi masa depannya, termasuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Keselarasan antara iman dan takwa (IMTAQ) dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bermanfaat untuk menghasilkan generasi yang unggul dan beriman. Berikut beberapa manfaat keselarasan IMTAQ dan IPTEK: 

Membantu membentengi dari dampak negatif kemajuan IPTEK 

Membantu mengisi keimanan dengan pemikiran yang logis 

Menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas secara spiritual dan intelektual 

Membantu umat Islam mengejar ketertinggalan di bidang sains dan teknologi 

Membantu menciptakan keseimbangan antara kebutuhan dunia pendidikan dan akhirat 

Membantu peserta didik memahami dan mengimplementasikan ilmu agama dan ilmu pengetahuan 

IMTAQ merupakan bentuk ketaatan seseorang kepada Allah SWT, sedangkan IPTEK adalah kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua hal ini harus berjalan secara sinergis agar dapat menghasilkan kualitas anak didik yang intelek sekaligus Rabbani. 

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan