Artikel

Google Classroom dan Solusi Pembelajaran Jarak Jauh

Judul: Google Classroom Sebagai Alternatif E-Learning Pembelajaran SKI Pada Masa Pandemi Covid 19 di MA Hidayatullah

Jurnal: Al-Fikri

Penulis: Soimatul Khomisah, Sigit Tri Utomo, Ana Sofiyatul Azizah

Akreditasi: 

Url: http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/fikri/article/view/16305/5760

DESKRIPSI

Pandemi Covid 19 memberikan berbagai dampak dalam segala sektor, salah satunya adalah sektor pendidikan. Kala pandemi dan anjuran sosial distancing, pembelajaran harus dilaksanakan di rumah masing-masing. Hal ini dikenal dengan Work From Home (WFH) sehingga pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka harus dilaksanakan secara daring.

Berbagai metode dipilih oleh para pendidik untuk bisa mengendalikan kelas agar pembelajaran tetap efektif. Salah satu aplikasi yang sering digunakan oleh para pendidik dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh adalah memanfaatkan grup WhatsApp. Aplikasi ini dirasa paling mudah dengan biaya kuota yang tidak terlalu besar, sehingga memudahkan guru memberikan tugas dan umpan balik terhadap siswa.

Kendati demikian pembelajaran jarak jauh menggunakan grup WA tidak terlalu efektif. Hal ini yang membuat para pendidik harus memutar otak, serta mengupayakan mencari sebuah aplikasi untuk menunjang sebuah pembelajaran.  Salah satu aplikasi yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah Google Classroom. 

Desain Google classroom diperuntukan bagi pengajar, peserta didik, wali dan administrator. Guru dapat menggunakan fasilitas membuat dan mengelola kelas, tugas, nilai serta memberikan masukan secara langsung (real-time). Peserta didik sendiri dapat memantau materi dan tugas kelas, berbagi materi dan berinteraksi dalam aliran kelas atau melalui email, mengirim tugas dan mendapat masukan dan nilai secara langsung. 

Adapun wali dapat memanfaatkan ringkasan email yang memuat tugas peserta didik. Ringkasan ini meliputi informasi tentang tugas yang tidak dikerjakan, tugas selanjutnya dan aktivitas kelas. Namun wali tidak bisa login ke kelas secara langsung. Wali hanya menerima ringkasan email melalui akun lain. Untuk administrator dapat membuat, melihat atau menghapus kelas di domainnya, menambahkan atau menghapus peserta didik dan pengajar dari kelas serta melihat tugas di semua kelas di domainnya (Harjanto, dkk, 2006). 

INTERPRETASI

 Google Classroom merupakan sebuah produk bagian dari Google for Education yang sangat istimewa, karena produk yang satu isi memiliki banyak fasilitas didalamnya seperti memberi pengumuman atau tugas, mengumpulkan tugas dan melihat siapa saja yang sudah mengumpulkan tugas. Pada situs Google Classroom juga tertulis bahwa Google Classroom terhubung dengan semua layanan Google For Education yang lainnya, sehingga pendidik dapat memanfaatkan Google Mail, Google Drive, Google Calendar, Google Docs, Google Sheets, Google Slides, dan Google Sites dalam proses pembelajarannya. Sehingga saat pendidik menggunakan Google Classroom pendidik juga dapat memanfaatkan Google Calendar untuk mengingatkan peserta didik tentang jadwal atau tugas yang ada, sedangkan penggunaan Google Drive sebagai tempat untuk menyimpan keperluan pembelajaran seperti Power Point, file yang perlu digunakan dalam pembelajaran maupun yang lainnya. 

Dengan demikian, Google Classroom dapat membantu memudahkan guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena baik siswa maupun guru dapat mengumpulkan tugas, mendistribusikan tugas, dan berdiskusi tentang pelajaran dimanapun tanpa terikat batas waktu atau jam pelajaran. Hal tersebut membuat proses pembelajaran lebih menarik dan lebih efisien dalam hal pengelolaan waktu, dan tidak ada alasan lagi siswa lupa tentang tugas yang sudah diberikan oleh guru (diemas, 2017). 

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan interaksi antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Menurut Hamzah B. Uno dalam (Rusman, 2013) Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar atau instruktur dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan subsistem dari suatu penyelenggaraan pendidikan atau pelatihan (training).

Menurut M. Irham dan Novan Ardy, Istilah pembelajaran hampir sama dengan istilah teaching dan instruction. Pembelajaran dikaitkan dengan proses dan usaha yang dilakukan oleh guru atau pendidik untuk melakukan proses penyampaian materi kepada siswa melalui pengorganisasian materi, siswa, dan lingkungan yang umumnya terjadi di dalam kelas (M. Irham, 2013). 

Dalam konteks pembelajaran jarak jauh Google Classroom sangat membantu peserta didik dan pendidik untuk melaksanakan pembelajaran secara maksimal. Ada timbal balik yang dilakukan oleh dua belah pihak. Selain itu peserta didik juga lebih antusias dalam belajar, dari pada hanya menggunakan grup WA. Dengan memanfaatkan aplikasi ini guru juga mengenalkan aplikasi baru terhadap peserta didik supaya mereka dapat ikut berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi.

EVALUASI

Beberapa faktor penghambat dalam pembelajaran jarak jauh menggunakan aplikasi Google Classroom antara lain adalah sinyal lemah. Peserta didik tersebar di seluruh Indonesia, dan beberapa diantara mereka tinggal di tempat yang jauh dari pemancar. Sehingga HP mereka susah mendapatkan sinyal padahal ini faktor yang penting dalam sebuah pembelajaran. Hal kedua yang menjadi faktor penghambat adalah kuota/paket data terbatas. Tidak semua peserta didik mendapatkan fasilitas wifi di rumahnya, sehingga mereka harus menggunakan paket data untuk dapat melaksanakan pembelajaran.

REKOMENDASI

.  Solusi yang diambil untuk mengatasi faktor penghambat implementasi google classroom sebagai alternatif e-learning pembelajaran SKI kelas XII pada masa pandemi COVID-19 di MA Hidayatullah a. Sebagai upaya untuk mengatasi kendala sinyal, guru memberikan kelonggaran waktu pengiriman tugas b. Sebagai upaya untuk mengatasi kendala keterbatasan kuota, sekolah mengupayakan pengajuan bantuan kuota sehingga didapat fasilitas untuk melengkapi sarana pembelajaran daring berupa kartu perdana 10 gb dan uang tunai 15 juta rupiah.

Anisa Rachma Agustina

Tinggalkan Balasan