Judul: Keefektifan Model Project Based Learning Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar IPA
Jurnal: Journal of Primary Educatio
Penulis: Andrian Gandi Wijanarko , Kasmadi Imam Supardi & Putut Marwoto
Akreditasi:
DESKRIPSI
Ilmu pengetahuan alam merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, jadi ruang lingkup IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep mupun prinsip saja, namun juga proses penemuan.
Pembelajaran IPA seharusnya lebih menekankan pada keterampilan proses sains (Rahmasiwi et al, 2015). Subali (2010), mendeskripsikan IPA menekankan pada pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung melalui pengalaman belajar yang memuat keterampilan proses sains. Arena (1996) menjelaskan keterampilan proses sains adalah urutan peristiwa yang dilakukan siswa dalam penyelidikan ilmiah dan siswa aktif berkontribusi terhadap pembelajaran ilmiah.
Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran IPA adalah model Project-Based Learning (PjBL) merupakan alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa SD dan mencakup empat unsur utama dalam proses pembelajarannya yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (Gultekin, 2005).
Model project-Based Learning (PjBL) akan memberdayakan keterampilan proses sains siswa melewati kinerja ilmiah untuk dapat memecahkan suatu permasalahan serta menghasilkan produk sehingga hasil belajar yang maksimal. Siwa et al, (2013), menjelaskan PjBL berpengaruh terhadap hasil belajar dan keterampilan proses sains, sedangkan Piliang et al, (2015).
Abidin (2014) mengartikan project-Based Learning (PjBL) akan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk dapat mengerjakan dan menyelesaikan sebuah proyek tertentu.Tahapan operasional model PjBL Terbimbing dalam pembelajaran sebagai berikut:
- Pada tahap perencanaan guru bekerjasama dengan peneliti merumuskan tujuan proyek, merancang kebutuhan sumber belajar, dan merancang alat evaluasi.
- Pada tahap pelaksanaan guru menganalisis karakteristik siswa dengan melakukan asesmen kemampuan siswa, mengelompokkan siswa sesuai dengan tugas, menjelaskan tugas-tugas proyek, membuat penjadwalan pelaksanaan proyek, serta membimbing siswa untuk mengerjakan proyek dengan memberikan dalam bentuk petunjuk, peringatan, dorongan, penguatan, menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.
- Pada tahap evaluasi guru melakukan evaluasi atau penilaian untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran.
INTERPRETASI
Hasil Belajar Kognitif Siswa
Kemampuan kognitif siswa diperoleh dari hasil tes sebelum dan sesudahnya. Untuk hasil pretest dari perbandingan ketuntasan belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil tes kognitif sebelum pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama. Setelah pembelajaran, menunjukkan hasil tes kognitif pada kelas eksperimen jauh lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut dilihat dari perbandingan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil prettest pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata 75 sedangkan pada kelas kontrol 72. Hasil posttest pada kelas eksperimen diperoleh rata-rata 86,6 sedangkan pada kelas kontrol 80. Peningkatan hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kontrol.
Menurut analisis gain hasil belajar pretest-postest pada kelas eksperimen termasuk gain sedang. Pada kelas kontrol termasuk gain rendah. Hasil Uji-t menunjukkan hasil thitung > ttabel (2,32 > 1,67). Perbedaan hasil tes kognitif sebelum dan sesudah pembelajaran antara kelas eksperimen dan kontrol, uji gain, serta hasil analisis uji t menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa model PjBL terbimbing efektif untuk meningkatkan hasil belajar kognitif siswa.
Hasil Belajar Aspek Psikomotor Keterampilan Proses Sains Siswa
Peneliti bersama kepala sekolah melakukan pengamatan maupun observasi pada keterampilan proses sains pada siswa. Pengamatan aspek psikomotor keterampilan proses sains siswa yang dilakukan observer pada kelas eksperimen dan kontrol dengan berpedoman pada lembar observasi. Dalam setiap aspek akan dinilai dengan skor skala 1 hingga 4. Keterampilan proses sains siswa yang diamati meliputi keterampilan mengamati, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, serta berkomunikasi.
Penerapan model PjBL terbimbing membuat siswa aktif bekerjasama dengan kelompoknya saat mengerjakan proyek. Pada kegiatan pembelajaran siswa lebih percaya diri dalam mendemonstrasikan proyek yang dibuat. Pembelajaran juga lebih demokratis karena guru lebih memahami perbedaan kemampuan atau kecerdasan dan latar belakang siswa. Mempertimbangkan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa model PjBL terbimbing efektif memberdayakan keterampilan proses sains siswa.
Pernyataan kesimpulan diperkuat dengan penelitian Siwa et al (2013), menunjukkkan bahwa pelaksanaan model PjBL mampu mengoptimalkan hasil belajar dan keterampilan proses sains. Penelitian Piliang et al (2015), yang menunjukkan bahwa model PjBL memberikan pengaruh yang lebih baik dalam merangsang dan mengembangkan keterampilan proses sains mahasiswa.
Malawati & Sahyar (2016), menjelaskan PjBL dapat meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa. Penelitian Gultekin (2005), menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PjBL meningkatkan keberhasilan pada keterampilan siswa serta membuat kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan, menghibur, dan bermakna.
EVALUASI
Dari hasil analisis serta pembahasan penelitian adalah pertama, model PJBL terbimbing efektif meningkatkan hasil belajar kognitif siswa pada materi peristiwa alam dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan kelas V Dabin III Grabag Magelang tahun pelajaran 2015/2016. Kedua, model PJBL terbimbing efektif meningkatkan keterampilan proses sains siswa pada materi peristiwa alam dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan kelas V Dabin III Grabag Magelang tahun pelajaran 2015/2016. Dari hasil penelitian tersebut Model project-Based Learning (PjBL) terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan proses siswa dalam belajar sains.
REKOMENDASI
Menjadi seorang guru diwajibkan untuk dapat menguasai berbagai model pembelajaran, supaya pembelajaran menarik dan tidak monoton. Ketika pembelajaran hanya dilaksanakan klasikal anak akan merasa bosan sehingga materi tidak tersampaikan dengan maksimal. Salah satu metode pembelajaran yang efektif adalah Model project-Based Learning (PjBL).