Biodata Artikel
Judul: Keefektifan Model Project Based Learning Terbimbing untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar IPA
Jurnal:
Penulis: Andrian Gandi Wijanarko, Kasmadi Imam Supardi, Putut Marwoto
Akreditasi:
DESKRIPSI
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA seharusnya lebih menekankan pada keterampilan proses sains (Rahmasiwi et al, 2015). Subali (2010), mendeskripsikan IPA menekankan pada pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung melalui pengalaman belajar yang memuat keterampilan proses sains. Arena (1996) menjelaskan keterampilan proses sains adalah urutan peristiwa yang dilakukan siswa dalam penyelidikan ilmiah dan siswa aktif berkontribusi terhadap pembelajaran ilmiah.
Dalam proses pembelajaran IPA ketika guru hanya menerangkan di depan kelas terkadang siswa akan kesulitan mencerna. Maka dari itu harus adanya sebuah metode pembelajaran yang dapat menarik minat anak untuk belajar. Model Project-Based Learning (PjBL) merupakan alternatif model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa SD dan mencakup empat unsur utama dalam proses pembelajarannya yaitu sikap, proses, produk, dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (Gultekin, 2005).
Bell (2010), mendefinisikan model PjBL merupakan pembelajaran yang berfokus pada konsep, memfasilitasi siswa untuk berinvestigasi dan menentukan suatu pemecahan masalah yang dihadapi. Abidin (2014), mendefinisikan model Project Based Learning (PjBL) yang secara langsung melibatkan siswa dalam proses pembelajaran melalui kegiatan penelitian untuk mengerjakan dan menyelesaikan suatu proyek tertentu.
Pembelajaran IPA dilakukan guru secara inquiry dengan memberikan permasalahan dan prosedur penyelidikan, sedangkan siswa secara berkelompok menentukan proses penyelidikan dan menyimpulkan hasil penyelidikan yang telah dilakukan (Zion, 2012). Dengan adanya model pembelajaran ini minat belajar peserta didik akan meningkat. Anak terlibat langsung dalam sistem pembelajaran. Sehingga ia merasakan hal berbeda, bukan hanya duduk lalu mendengarkan gurunya berceramah dan menerangkan materi. Dalam pembelajaran anak dapat untuk bertanya, mengamati, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, serta berkomunikasi.
Bukan hanya interaksi timbal balik antara guru dan siswa yang ditekankan pada model pembelajaran ini. Melainkan suka melatih anak untuk dapat bereksperimen dan terjun langsung dalam setiap pembelajaran. Setiap anak akan menyukai model seperti ini, terutama anak-anak yang aktif dan tidak bisa diam dan duduk ditempat sembari mendengarkan ceramah dari guru.
Penelitian ini dilaksanakan bersama kepala sekolah yakni observasi bgai ketrampilan proses sanis siswa. Pengamatan aspek psikomotor keterampilan proses sains siswa yang dilakukan observer pada kelas eksperimen dan kontrol dengan berpedoman pada lembar observasi. Dalam setiap aspek dinilai dengan skor 1 hingga 4.
INTERPRETASI
Model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) efektif digunakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar kognitif siswa dalam metri peristiwa alam serta dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan. Penerapan model PjBL terbimbing membuat siswa aktif bekerjasama dengan kelompoknya saat mengerjakan proyek. Pada kegiatan pembelajaran siswa lebih percaya diri dalam mendemonstrasikan proyek yang dibuat. Pembelajaran juga lebih demokratis karena guru lebih memahami perbedaan kemampuan atau kecerdasan dan latar belakang siswa. Mempertimbangkan tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa model PjBL terbimbing efektif memberdayakan keterampilan proses sains siswa.
Pernyataan kesimpulan diperkuat dengan penelitian Siwa et al (2013), menunjukkkan bahwa pelaksanaan model PjBL mampu mengoptimalkan hasil belajar dan keterampilan proses sains. Penelitian Piliang et al (2015), menunjukkan bahwa model PjBL memberikan pengaruh yang lebih baik dalam merangsang dan mengembangkan keterampilan proses sains mahasiswa. Malawati & Sahyar (2016), menjelaskan PjBL dapat meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa. Penelitian Gultekin (2005), menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PjBL meningkatkan keberhasilan pada keterampilan siswa serta membuat kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan, menghibur, dan bermakna.
EVALUASI
Dari hasil pengamatan keterampilan proses sains siswa yang ditunjukkan dengan tabel. Pada aspek pengamatan diperoleh rerata 88% dan ini termasuk dalam kriteria yang tinggi sekali, untuk aspek mengajukkan pertanyaan diperoleh rerata 87% merupakan skor yang tinggi sekali. Pada spek merencanakan percobaan diperoleh rerata 85% termasuk tinggi sekali. Dalam aspek menggunakan alat dan bahan diperoleh rerata 88% termasuk rerata tinggi sekali. Dan aspek tertinggi adalah komunikasi 93% dan termasuk kriteria tinggi sekali.
Pada kelas kontrol untuk aspek mengamati diperoleh rerata 54% termasuk dalam kriteria cukup, aspek mengajukan pertanyaan diperoleh rerata 54% termasuk dalam kriteria cukup, aspek merencanakan percobaan diperoleh rerata 52% termasuk dalam kriteria cukup, aspek menggunakan alat dan bahan diperoleh rerata 57% termasuk dalam kriteria cukup, aspek berkomunikasi diperoleh rerata 58% termasuk dalam kriteria cukup. (Andrian Gandi, 2017)
REKOMENDASI
Penggunaan model pembelajaran PjBL sangat efektif dalam pembelajaran Sains, dengan menggunakan metode pembelajaran ini siswa dapat mengoptimalkan hasil belajar serta keterampilan dalam proses sains. Dari hasil penelitian beberapa aspek seperti: pengamatan, mengajukan pertanyaan, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, dan komunikasi mendapatkan persentase yang cukup tinggi di atas 85%. Hal ini menunjukkan keefektifan penggunaan PjBL sebagai metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh para guru.