Artikel

Implementasi Karakter Kemandirian di PP Yatim Piatu Zuhriyah Yogyakarta

Ilustrasi pexels

Judul:  Praksis Internalisasi Karakter Kemandirian Di Pondok Pesantren Yatim Piatu Zuhriyah Yogyakarta

Jurnal: J-PAI: Jurnal Pendidikan Agama Islam

Penulis: Husna Nashihin

Akreditasi: Shinta 3

Url: https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jpai/article/view/6234

DESKRIPSI

Uraian dalam jurnal tersebut membahas tentang implementasi pendidikan karakter di Pondok Pesantren Zuhriyah. Ini menyoroti pendekatan yang digunakan dalam penanaman karakter, yang meliputi kegiatan sekolah berbasis proyek, pengabdian masyarakat, dan kegiatan berbasis organisasi. Jurnal ini juga menekankan pentingnya nilai-nilai budaya dan tradisi dalam membentuk karakter, dengan fokus pada ajaran Islam dari Alquran dan Hadits. Metode pembiasaan digunakan untuk menanamkan karakter pada diri siswa, dengan tujuan membentuk individu mandiri yang dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya. Jurnal tersebut juga menyebutkan peran mahasiswa dalam menyelenggarakan acara keagamaan dan perlunya kerja sama dan kerja tim dalam mengelola kegiatan insidental 

Pondok Pesantren Zuhriyah merupakan pesantren yang menerapkan pendidikan karakter melalui berbagai pendekatan dan metode. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan klarifikasi nilai, yang memungkinkan siswa menginternalisasikan nilai-nilai karakter ke dalam tindakan mereka. Pendekatan ini mendorong siswa untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sebagai makhluk sosial. Implementasi pendekatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan berbasis proyek, pengabdian masyarakat, dan kegiatan berbasis organisasi.

Pesantren menekankan pentingnya budaya sebagai filter untuk menentukan apa yang pantas atau tidak pantas berdasarkan ajaran Alquran dan Hadits. Kuatnya tradisi dan budaya pondok pesantren berkontribusi pada kemampuannya menginternalisasi nilai-nilai karakter. Salah satu ciri khas Pondok Pesantren Zuhriyah adalah kemandirian pengelolaan semua kegiatan oleh para santri, sehingga membantu dalam penanaman karakter kemandirian. Karakter bukan sekedar pengetahuan tentang akhlak, tetapi merupakan sifat yang tercermin dalam perbuatan seseorang. Karakter harus memiliki kualitas yang relatif stabil.

Keberhasilan implementasi pendidikan karakter di suatu lembaga tergantung pada pengetahuan dan kemauan pembuat kebijakan untuk berpegang teguh pada prinsip-prinsip pendidikan karakter. Hal ini meliputi mengutamakan nilai-nilai inti dan mendukung nilai-nilai kinerja, mendefinisikan karakter secara komprehensif, menggunakan pendekatan yang komprehensif dan proaktif, memungkinkan siswa mewujudkan karakter melalui tindakan moral, merancang kurikulum yang bermakna, menumbuhkan motivasi intrinsik, melibatkan seluruh komunitas sekolah, dan berkolaborasi dengan lingkungan sekitarnya. masyarakat.

Habituasi, atau pembiasaan, adalah cara yang digunakan di Pondok Pesantren Zuhriyah untuk menanamkan karakter pada santri. Metode ini melibatkan manajemen mandiri dari semua kegiatan siswa. Karakter di pondok pesantren menjadi ciri khas perilaku santri dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pembiasaan adalah mengembangkan karakter yang dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan sekitar. Pendidikan karakter bertujuan mendidik anak untuk mengambil keputusan yang bijak dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakatnya.

Di Pondok Pesantren Zuhriyah, organisasi pengajian dikelola oleh para santri sendiri. Mereka bertanggung jawab atas berbagai tugas seperti menjadi tuan rumah, membacakan ayat-ayat Alquran, memberikan pidato, dan tugas terkait acara lainnya. Karakter kemandirian dikembangkan melalui pengelolaan kegiatan secara mandiri yang berkaitan dengan pertemuan keagamaan dan praktik spiritual secara teratur. Mahasiswa diposisikan sebagai panitia yang bertanggung jawab untuk memastikan kelancaran kegiatan tersebut. Setiap kesulitan yang muncul selama kegiatan ini diselesaikan secara mandiri oleh siswa.

INTERPRETASI

Interpretasi dalam jurnal tersebut adalah bahwa pendidikan karakter adalah proses penanaman dan internalisasi nilai, sikap, dan tindakan yang sulit dihilangkan dari kepribadian seseorang. Itu dilihat sebagai sarana untuk mengembangkan individu yang dapat membuat keputusan yang bijak dan berkontribusi secara positif bagi lingkungannya. Jurnal ini juga menekankan pentingnya implementasi pendidikan karakter yang sejalan dengan prinsip pendidikan Islam, yang mengedepankan nilai-nilai yang membawa kemaslahatan dan kesejahteraan bagi semua makhluk. Selain itu, jurnal ini menyoroti berbagai pendekatan pendidikan karakter, seperti pendekatan penanaman dan pendekatan pengembangan moral kognitif, serta fungsi dan karakteristik pendidikan karakter di lingkungan pesantren. 

Berdasarkan kutipan yang diberikan, konsep pendidikan karakter mengacu pada proses pengembangan pola pikir, sikap, dan tindakan yang sulit dihilangkan dari kepribadian seseorang. Merupakan upaya mendidik anak untuk mengambil keputusan yang bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya. Pendidikan karakter harus sejalan dengan pendidikan Islam yang menekankan pada nilai-nilai yang membawa kemaslahatan dan kesejahteraan bagi seluruh makhluk, serta demokratis, egaliter, dan humanis.

Ada berbagai pendekatan dalam pendidikan karakter, antara lain pendekatan penanaman dan pendekatan perkembangan moral kognitif. Pendekatan penanaman bertujuan agar siswa menyadari dan menerima nilai-nilai karakter sebagai miliknya, bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya dalam kehidupan. Pendekatan ini dapat diimplementasikan melalui metode seperti role model, penguatan positif dan negatif, simulasi, dan role-playing. Di sisi lain, pendekatan perkembangan moral kognitif berfokus pada perkembangan kognitif penalaran moral, membantu siswa memahami dan menerapkan nilai-nilai moral berdasarkan kesadarannya sendiri.

Dalam konteks Pondok Pesantren Zuhriyah, pendekatan yang digunakan untuk menumbuhkan karakter kemandirian di kalangan santri adalah perpaduan antara pendekatan plug-in dan pendekatan improvement. Artinya, nilai kemandirian dimasukkan ke dalam pengelolaan kegiatan mandiri di pesantren, dan dilakukan perbaikan terus menerus melalui evaluasi. Pendekatan penanaman digunakan untuk menyadarkan siswa akan nilai kemandirian dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan karakter di Pondok Pesantren Zuhriyah berakar pada tradisi dan budaya pesantren yang kuat, yang berfungsi sebagai filter untuk menentukan mana yang pantas atau tidak sesuai berdasarkan Al-Quran dan Hadits. Tradisi dan budaya pesantren yang kuat berkontribusi pada internalisasi nilai-nilai karakter yang efektif. Pendidikan karakter dipandang sebagai suatu keharusan yang dapat diinternalisasikan melalui proses pembiasaan, karena karakter bukan sekedar pengetahuan tentang akhlak tetapi juga suatu sifat yang relatif stabil dan diwujudkan melalui tindakan.

Ringkasnya, pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan pola pikir, sikap, dan tindakan yang tertanam secara mendalam dalam kepribadian individu. Hal itu dapat diimplementasikan melalui berbagai pendekatan seperti pendekatan penanaman dan pendekatan perkembangan moral kognitif. Di Pondok Pesantren Zuhriyah, karakter kemandirian ditanamkan melalui kombinasi pendekatan plug-in dan improvement

EVALUASI

Jurnal tersebut tidak secara eksplisit menyebutkan evaluasi dalam konteks pendekatan pendidikan karakter. Namun, membahas implementasi dan metode berbagai pendekatan pendidikan karakter, seperti klarifikasi nilai, analisis nilai, dan pembelajaran tindakan. Pendekatan-pendekatan tersebut bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan moral siswa, keterampilan membuat keputusan, dan kemampuan menerapkan nilai-nilai dalam tindakan mereka. Keefektifan pendekatan ini dalam mengembangkan pengembangan karakter dapat dievaluasi melalui langkah-langkah seperti pemahaman siswa dan penerapan nilai-nilai moral, kemampuan mereka untuk membuat keputusan etis, dan perilaku mereka dalam situasi kehidupan nyata.

Evaluasi pendidikan karakter yang sudah dilaksanakan merupakan salah satu prinsip yang harus dilakukan dalam praktek pendidikan karakter. Evaluasi ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan keberhasilan pendekatan pendidikan karakter yang telah dilakukan.

REKOMENDASI

Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut beberapa rekomendasi penerapan pendidikan karakter di pesantren:

1. Menekankan nilai-nilai inti: Menjadikan nilai-nilai inti sebagai fokus utama pengembangan karakter dan menggunakan nilai-nilai pendukung sebagai landasan implementasi.

2. Pengembangan karakter secara komprehensif: Mendefinisikan karakter secara komprehensif yang mencakup aspek pemikiran, perasaan, dan perilaku.

3. Pendekatan holistik: Menggunakan pendekatan pendidikan karakter yang komprehensif, sistematis, dan proaktif.

4. Memungkinkan siswa mempraktikkan perilaku moral: Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan dan menunjukkan karakternya dalam tindakan moral.

5. Desain kurikulum bermakna: Mengembangkan kurikulum yang mengoptimalkan potensi dan karakter seluruh siswa.

6. Menumbuhkan motivasi intrinsik: Menumbuhkan motivasi intrinsik pada siswa untuk menginternalisasi karakter.

7. Mewujudkan masyarakat berkarakter: Melibatkan seluruh warga sekolah dalam melaksanakan pendidikan karakter dan mewujudkan masyarakat yang mengedepankan pengembangan karakter.

8. Melibatkan masyarakat: Berkolaborasi dengan masyarakat sekitar sebagai mitra dalam pendidikan karakter.

9. Melakukan evaluasi berkelanjutan: Mengevaluasi secara terus menerus pelaksanaan pendidikan karakter.

Rekomendasi ini didasarkan pada prinsip-prinsip pendidikan karakter di sekolah formal, namun dapat diadaptasi dan diterapkan di lingkungan pesantren. Lickona, T. (1991). Mendidik karakter: Bagaimana sekolah kita dapat mengajarkan rasa hormat dan tanggung jawab. New York: Banten Books.

Anisa Rachma Agustina

Tinggalkan Balasan