Artikel

Internalisasi Program Pembiasaan Pola Hidup Bersih dan Sehat bagi

Judul: Penanaman Karakter Anak Usia Dini Melalui Program Pembiasaan Pola Hidup Bersih dan Sehat di RA Miftahul Falah Gondosuli

Jurnal: JIPSI

Penulis: Etik Ratnawatiningsih , Asih Puji Hastuti

Akreditasi: 

Url: https://journal.amorfati.id/index.php/JIPSI/article/view/14/12

DESKRIPSI

Usia dini adalah usia keemasan bagi anak, masa “golden period” adalah sebuah periode yang sangat mendasar bagi perkembangan seseorang karena dalam masa ini terjadi pembentukan kepribadian dasar. Pada masa keemasan ini penuh dengan kejadian penting dan unik yang dapat melekat pada anak hingga mereka dewasa. Lembaga pendidikan menjadi elemen penting dalam pembentukan karakter bagi anak.

Pembiasaan ditanamkan sejak dini yang dilakukan akan memunculkan karakter yang bersifat permanen, menetap hingga memiliki pengaruh besar untuk kehidupannya kelak. Anak usia dini merupakan kelompok usia yang rentan dan erat kaitannya dengan pola hidup bersih dan sehat. Menurut Graham et al, kebersihan pada anak usia dini akan mempengaruhi perkembangan dan fungsi otak hingga dewasa nanti (Wahyu, 2016).

Selain rentan dengan masalah kesehatan, anak usia dini juga berada pada kondisi peka stimulus hingga mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Salah satunya adalah pola hidup bersih dan sehat. Penanaman karakter dalam pembiasaan hidup bersih dan sehat harus berjalan dengan seimbang antara lingkungan keluarga dan juga sekolah. (Murtandho, 2017). Sebelum diterapkan dilingkungan sekolah anak terlebih dahulu di trial oleh orang tua di rumah. Hal ini supaya terbentuk budaya hidup bersih dan sehat sejak dini.

Objek dari penelitian ini adalah RA Miftahul Falah Gondosuli, hal yang melatarbelakangi penelitian ini karena pada praktiknya pola hidup bersih dan sehat belum tertanam sepenuhnya pada diri peserta didik. Masih banyak ditemui perilaku anak dalam membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak mencuci tangan sebelum makan, dan berbagai contoh ketidakpedulian terhadap kebersihan lainnya. Begitupula di RA Miftahul Falah Gondosuli. Meskipun pihak sekolah sudah memberikan penyuluhan terhadap kebersihan siswa terutama membuang sampah pada tempatnya, mencuci tangan sesudah memegang benda dan sebelum atau sesudah makan. Penyediaan tempat sampah di dalam ruangan kelas dan di luar kelas atau halaman, tempat cuci tangan juga tersedia sabun serta tissue.

Para siswa belum menerapkan pola hidup bersih seperti masih membuang sampah sembarangan, guru tidak terlalu memperhatikan cara mencuci tangan anak apakah sudah benar atau belum. Berdasarkan observasi tersebut, diketahui bahwa penerapan hidup bersih dan sehat di RA Miftahul Falah Gondosuli belum terlaksana dengan maksimal. Masih banyak anak-anak yang belum mengetahui arti pentingnya hidup bersih dan sehat. Oleh karena itu, masalah ini menjadi sebuah perhatian yang menarik untuk diteliti lebih dalam. Berdasarkan rumusan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program pembiasaan pola hidup bersih dan sehat, mengetahui nilai-nilai karakter yang dihasilkan dari pembiasaan pola hidup bersih dan sehat, mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pembiasaan pola hidup bersih dan sehat di RA Miftahul Falah Gondosuli Bulu Temanggung.

INTERPRETASI

Penerapan pendidikan karakter bukan suatu hal yang mudah. Jika pendidikan karakter berarti suatu cara untuk memahamkan siswa tentang moral atau berperilaku yang baik maka tentu lebih mudah bila tenaga pendidik memberikan pengalaman langsung yang sepenuhnya melibatkan pemikiran dan peran aktif peserta didik daripada menyeragamkan nilai-nilai moral pada anak-anak kita. Hal ini disebabkan karena nilai moral pada masing-masing pribadi manusia bersifat relatif, sehingga pendidik memerlukan program atau metode tertentu untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Hasil wawancara menyatakan pelaksanaan program pembiasaan pola hidup bersih dan sehat sebagai penanaman pendidikan karakter di RA Miftahul Falah Gondosuli ialah dengan menerapkan 4K (kebersihan, keindahan, kerapian, serta kenyamanan), program cinta lingkungan kelas, memberikan sanksi bagi yang tidak menerapkan pola kebiasaan hidup bersih dan sehat, memberikan contoh dan menempel gambar sebagai upaya penerapan pembiasaan pola hidup bersih dan sehat agar anak bersedia menjaga kebersihan diri dan lingkungan. 

Adanya program pelaksanaan pola hidup bersih dan sehat sudah mulai berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh sekolah, dimana manfaat penerapan program tersebut peserta didik kemudian mulai menerapkan hal-hal positif seperti: mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, mencuci tangan setelah memegang benda, membuang sampah pada tempat sampah, mencuci tangan setelah buang air kecil dan besar, makan makanan dengan gizi seimbang, serta mencuci tangan setelah olahraga.

Nilai Karakter Dalam Pembiasaan Pola Hidup Bersih dan Sehat

Berdasarkan hasil wawancara peneliti nilai karakter dari pembiasaan pola hidup bersih dan sehat antara lain:

  1. Nilai karakter hidup sehat, yaitu anak terbiasa menjaga kebersihan diri sehingga terhindar dari penyakit dan menanamkan rasa cinta akan kebersihan terhadap diri sendiri.
  2. Nilai karakter cinta lingkungan, yaitu anak terbiasa menjaga kebersihan lingkungan disekitar termasuk menjaga kebersihan di lingkungan sekolah dan di lingkungan tempat tinggal.
  3. Nilai karakter bekerja sama, yaitu anak terbiasa saling bekerja sama dengan sesama dalam menjaga kebersihan misalnya kebersihan kelas dengan adanya jadwal piket kelas yang dilakukan setiap hari
  4. Nilai karakter religius, yaitu anak menjaga kebersihan diri dan perlengkapan yang digunakan untuk beribadah terutama peralatan shalat diantaranya adalah berwudhu sebelum melakukan salat dan mencuci peralatan yang digunakan untuk salat

EVALUASI

Faktor penghambat pelaksanaan program pembiasaan pola hidup bersih dan sehat di RA Miftahul Falah Gondosuli Bulu Temanggung ialah sebagai berikut:

  1. Kurangnya pemahaman peserta didik dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
  2. Masih ada sebagian peserta didik yang belum disiplin dalam menerapkan pembiasaan pola hidup bersih dan sehat sehingga peserta didik yang sudah menerapkan pembiasaan pola hidup bersih dan sehat menjadi terpengaruh dan mengabaikan program yang selama ini sudah diterapkan.
  3. Kurangnya pengawasan dari pendidik dalam pelaksanaan program pembiasaan pola hidup bersih dan sehat di RA Miftahul Falah Gondosuli.

Temuan itu menjadi beberapa penghambat dalam program pembiasaan pola hidup sehat ini.

REKOMENDASI

Keberhasilan proses pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab dari pihak sekolah, melainkan dari keluarga dan lingkungan masyarakat. Untuk dapat membiasakan sebuah perilaku dan kebiasaan baik, hendaknya diimbangi dengan pemantauan. Jadi orang tua sebagai orang yang lebih lama bersama anak ketika di rumah, harus senantiasa memantau apakah kebiasaan yang dibangun itu tetap terlaksana. Selain itu orang tua juga berperan untuk mengingatkan kepada anak ketika mereka mulai lupa akan pembiasaan tersebut.

Tinggalkan Balasan

Exit mobile version