DISTINGSI.com – Anak Polah Bapa Kapradah, Bapa Kesulah Anak Kapolah merupakan paribasan, bebasan, saloka, unen-unen, atau pepatah Jawa yang populer. Pepatan atau quote Jawa yang satu ini memang sering diucapkan banyak orang di berbagai kesempatan dan fenomena. Untuk itu, redaksi distingsi.com menyajikan sejumlah informasi tentang adagium Anak Polah Bapa Kapradah, Bapa Kesulah Anak Kapolah.
Pepatah Jawa “Anak Polah Bapa Kapradah, Bapa Kesulah Anak Kapolah” mengandung makna yang cukup dalam. Dalam bahasa Indonesia, pepatah ini bisa diartikan sebagai “Anak meniru bapaknya, bapak menyusul anaknya”.
Makna dari pepatah ini adalah bahwa perilaku orang tua dapat memengaruhi perilaku anak mereka. Jika seorang anak melihat atau mengamati perilaku yang baik dari orang tua mereka, mereka cenderung meniru perilaku tersebut. Sebaliknya, jika orang tua melakukan hal-hal yang buruk atau tidak pantas, anak juga mungkin mengikuti jejak yang sama.
Pepatah ini juga menyoroti tanggung jawab orang tua dalam membimbing dan memberikan contoh yang baik kepada anak-anak mereka. Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan moralitas anak-anak mereka melalui contoh yang mereka berikan.
Di sisi lain, pepatah ini juga menekankan bahwa perilaku anak dapat mempengaruhi orang tua mereka. Anak-anak yang memiliki perilaku yang baik dapat memberikan kebanggaan dan kebahagiaan kepada orang tua mereka, sementara anak-anak yang memiliki perilaku buruk atau tidak patut bisa menjadi sumber kekhawatiran atau rasa malu bagi orang tua.
Secara keseluruhan, pepatah ini menekankan pentingnya contoh yang baik dari orang tua dan tanggung jawab anak-anak dalam menjaga nama baik keluarga mereka dengan perilaku mereka.
Makna Anak Polah Bapa Kapradah, Bapa Kesulah Anak Kapolah
Menurut Setiawan (2019: 94), anak polah bapa kepradah, bapa kesulah anak kepolah bermakna anak bertingkah, bapak atau orang tua yang bertanggung jawab, orang tua dihukum dengan dihujani tombak, anak ikut merasakannya. Maka simpulannya adalah “Anak Polah Bapa Kepradah, Bapa Kesulah Anak Kepolah” (anak bertingkah, bapak atau orang tua yang bertanggung jawab, orang tua dihukum dengan dihujani tombak, anak ikut merasakannya).
Pepatah Jawa “Anak Polah Bapa Kepradah, Bapa Kesulah Anak Kepolah” menyampaikan pesan yang dalam tentang tanggung jawab orang tua terhadap perilaku anak-anak mereka. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi makna dan hikmah yang terkandung dalam pepatah tersebut, serta pentingnya menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Secara harfiah, “Anak Polah Bapa Kepradah, Bapa Kesulah Anak Kepolah” berarti “anak bertingkah, bapak atau orang tua yang bertanggung jawab, orang tua dihukum dengan dihujani tombak, anak ikut merasakannya.” Pepatah ini menggambarkan konsep bahwa orang tua bertanggung jawab atas perilaku dan tindakan anak-anak mereka, dan bahwa mereka juga akan merasakan konsekuensi dari tindakan tersebut.
Pertama, Tanggung Jawab Orang Tua. Pepatah ini menekankan pentingnya peran dan tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka. Orang tua memiliki peran utama dalam membentuk karakter dan perilaku anak-anak mereka, dan mereka harus bertanggung jawab atas tindakan anak-anak mereka.
Kedua, Pendidikan dan Pembinaan. Menerapkan pepatah ini dalam kehidupan sehari-hari mengharuskan orang tua untuk memberikan pendidikan dan pembinaan yang tepat kepada anak-anak mereka. Orang tua perlu memberikan contoh yang baik, memberikan arahan yang jelas, dan memberikan disiplin yang konsisten kepada anak-anak mereka.
Ketiga, Solidaritas Keluarga. Pepatah ini juga menekankan pentingnya solidaritas dan dukungan dalam keluarga. Ketika salah satu anggota keluarga melakukan kesalahan, seluruh keluarga harus bersatu untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan tersebut, serta memberikan dukungan dan bimbingan kepada anggota keluarga yang bersangkutan.
Keempat, Konsekuensi dari Perilaku Anak. Pepatah ini juga mengingatkan bahwa konsekuensi dari perilaku anak akan dirasakan oleh orang tua. Jika anak melakukan sesuatu yang salah atau melanggar norma-norma sosial, orang tua juga akan terlibat dalam menghadapi dampak dari tindakan tersebut.
Pepatah Jawa “Anak Polah Bapa Kepradah, Bapa Kesulah Anak Kepolah” mengajarkan kita akan pentingnya tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anak mereka, serta pentingnya solidaritas dan dukungan dalam keluarga. Dengan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat membantu menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan bertanggung jawab, di mana setiap anggota keluarga merasa didukung dan diperhatikan. (DST33/HI/esai).