Oleh Hamidulloh Ibda
Saat matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, sebuah rumah kecil di pinggiran desa terlihat damai dan tenang. Rumah itu adalah tempat tinggal seorang janda bernama Ibu Rini. Dia adalah seorang wanita yang telah melewati banyak cobaan dalam hidupnya. Lelah, letih, lesu, menjadi makanan tiap hari baginya.
Ibu Rini adalah seorang janda muda. Suaminya meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil yang tragis lima tahun yang lalu. Meninggalkan Ibu Rini dengan dua anak kecil, Lisa dan Ali. Namun, Ibu Rini tidak pernah meratapi nasib buruknya. Dia adalah wanita yang kuat dan penuh semangat.
Ketika malam tiba, Ibu Rini duduk di teras rumahnya, mengingat kenangan bersama suaminya. Dia tersenyum melihat langit yang begitu indah dan penuh bintang. Bagi Rini, bintang-bintang adalah saksi bisu perjalanan hidupnya yang panjang.
Pagi berikutnya, Rini bangun lebih awal daripada biasanya. Dia mempersiapkan sarapan untuk anak-anaknya, seperti yang selalu dilakukannya. Lisa dan Ali, yang telah tumbuh menjadi anak-anak yang cerdas dan penuh semangat, tiba-tiba sadar betapa beruntungnya mereka memiliki ibu sekuat Rini.
Setelah sarapan, Rini mengambil mereka ke sekolah. Saat ia menunggu di gerbang sekolah, dia bertemu dengan beberapa ibu lain yang berbicara tentang anak-anak mereka yang tumbuh sehat, dan bagaimana mereka harus menjaga mereka dengan sangat hati-hati. Rini hanya tersenyum dan mengangguk. Dia tahu arti sejati dari kebahagiaan dan bagaimana menghargai momen kecil dalam hidup.
Ketika Rini pulang ke rumah, dia mulai bekerja di kebun belakang rumah. Ia tahu bahwa mereka harus menghasilkan makanan sendiri, mengingat kondisi keuangan mereka. Tetapi Rini tidak pernah merasa terbebani oleh pekerjaan itu. Baginya, tanah dan tumbuhan di kebunnya adalah sumber kehidupan yang memberikannya rasa puas yang sebenarnya.
Rini juga adalah seorang guru di sekolah dasar lokal. Dia mengajar dengan penuh dedikasi dan mencoba memberikan pendidikan terbaik kepada anak-anak desa. Beberapa dari mereka yang kurang beruntung dalam hidup, seperti Rini, mendapat perhatian khusus darinya. Dia adalah contoh sempurna bahwa kebahagiaan tidak hanya datang dari kekayaan materi.
Seiring berjalannya waktu, Rini mendirikan sebuah kelompok kecil yang bertujuan membantu perempuan di desanya. Mereka belajar berkebun, menjahit, dan mengembangkan keterampilan lain yang dapat meningkatkan penghasilan mereka. Rini adalah inspirasi bagi banyak wanita di desa itu, membuktikan bahwa mereka dapat mengatasi segala rintangan yang hidup lemparkan pada mereka.
Tidak hanya itu, Rini juga aktif dalam kegiatan sosial. Dia dan anak-anaknya sering mengunjungi panti asuhan dan memberikan bantuan kepada mereka yang kurang beruntung. Rini tahu betapa pentingnya memberikan kasih sayang dan perhatian kepada mereka yang tidak memiliki keluarga seperti dirinya.
Suatu hari, ketika Rini mengajar di sekolah, seorang muridnya datang kepadanya dengan mata berkaca-kaca. Anak itu, Rina, mengaku bahwa dia telah kehilangan kedua orang tuanya dalam kebakaran rumah mereka. Rini segera merangkulnya dan memberinya dukungan.
Dari saat itu, Rina tinggal bersama keluarga Rini. Mereka menganggapnya sebagai anggota keluarga mereka sendiri dan memberinya kasih sayang yang sama seperti yang mereka berikan kepada Lisa dan Ali. Rini menunjukkan kepada Rina, seperti yang diajarkan suaminya padanya, bahwa keluarga bukan hanya tentang darah, tetapi tentang cinta dan kepedulian.
Beberapa tahun kemudian, ketika Rini merayakan ulang tahunnya yang ke-40, rumah mereka dipenuhi dengan tawa dan kebahagiaan. Lisa dan Ali telah tumbuh menjadi pemuda yang tangguh dan berkomitmen untuk mengikuti jejak ibu mereka. Rina, yang telah mendapatkan pendidikan yang baik dan cinta dari keluarga Rini, bersiap untuk memulai kuliah.
Ketika malam tiba, Rini duduk di teras rumahnya lagi, memandang langit yang begitu indah. Kehidupannya telah berubah sejak kematian suaminya, tetapi dia telah belajar menghargai setiap momen dan mengajarkan pada anak-anaknya arti sejati dari kebahagiaan.
Jadi, kisah seorang janda bernama Ibu Rini mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejati bukanlah tentang harta benda atau kemewahan, tetapi tentang cinta, kekuatan, dan kemampuan untuk berbagi kasih sayang dengan mereka yang membutuhkannya. Rini adalah bukti hidup bahwa meskipun kita menghadapi cobaan dalam hidup, kita dapat menjadikannya sebagai pelajaran untuk tumbuh dan membantu orang lain.
Dengan senyuman lembut di wajahnya, Rini merenungkan perjalanan hidupnya yang luar biasa. Bintang-bintang di langit masih bersinar terang, seperti harapannya untuk masa depan yang lebih cerah.
#####
–Hamidulloh Ibda adalah seorang dosen, peneliti, aktivis pendidikan, jurnalis, esais dan belakangan menekuni sastra. Fokus penelitiannya adalah pada literasi, literasi digital, pedagogi digital, sekolah dasar, bahasa anak, dan sastra. Beliau adalah dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, Indonesia, dan kandidat doktoral di Jurusan Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia. Beliau merupakan reviewer internasional di beberapa jurnal, yaitu Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi – Scopus Q4 (2023-sekarang), Cogent Education – Taylor & Francis – Scopus Q2 (2023-sekarang), Journal of Ethnic and Cultural Studies – Scopus Q1 (2023-sekarang), Journal of Learning for Development (JL4D) Scopus Q3 (2023-sekarang), International Journal of Information and Education Technology (IJIET) Scopus Q3 (2023-sekarang), Millah: Jurnal Studi Agama – Scopus (2023-sekarang), International Journal of Learning, Teaching and Educational Research (IJLTER) – Scopus Q3 (2023-sekarang), International Journal Ihya’ ‘Ulum al-Din (2023-sekarang), International Review of Research in Open and Distance Learning (IRRODL) – Scopus Q1 (2023-sekarang), Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (EduLearn) – Scopus Q4 (2023-sekarang), IJSL: International Journal of Social Learning (2023-sekarang), Anggota Dewan Editorial di Global Synthesis in Education (GSE) (2023-sekarang), reviewer Qeios Journal (2023-sekarang), dan beberapa jurnal ilmiah lainnya.