Artikel

Mempertanyakan Keefektifan Belajar Dari Rumah (BDR) Selama Pandemi

Judul: Pandemi Covid-19: Eefektivitas Pembelajaran dalam Jaringan 

Jurnal: Al-Azkiya

Penulis: Tatik Puji Rahayu, Muhammad Fadloli Al Hakim, Hamidulloh Ibda

Akreditasi: 

Url: https://journal.iainlangsa.ac.id/index.php/azkiya/article/view/2885/1629

DESKRIPSI

Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai belahan dunia merubah tatanan kehidupan. Berbagai dampak dirasakan oleh berbagai sektor. Anjuran jaga jarak, social distancing dan beberapa kebijakan baru dirasakan oleh masyarakat. Kala itu saat aturan sosial distancing dilaksanakan. Para siswa di berbagai jenjang pendidikan juga ikut andil mengalami dampaknya. 

Mereka harus melaksanakan pembelajaran di dalam rumah dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada. Harapannya adalah untuk mengurangi korban Covid-19, namun pembelajaran tidak terabaikan. Mereka tetap mendapatkan penjelasan dari guru, mendapatkan tugas dan tetap di nilai kehadiran dan keaktifannya dalam proses belajar mengajar. 

Prinsip dari Kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) ini adalah peserta didik dapat mengakses materi dan sumber pembelajaran tanpa batasan waktu dan tempat. Kegiatan Belajar dari Rumah (BDR) ini diharapkan dapat akan mendukung proses pembelajaran jarak jauh dan mempermudah dalam penyebaran materi kepada peserta didik. Oleh karena itu, proses pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di sekolah dengan tatap muka langsung dengan bapak/ibu guru dan teman-teman tidak dapat dilakukan pada masa pandemi ini. Para siswa diharuskan belajar dari rumah (BDR), untuk itu guru juga diharuskan menyiapkan perangkat pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar dari rumah (Lestari, 2013).

Kondisi siswa dan guru yang tidak dapat bertemu secara langsung untuk menjaga social distancing dan physical distancing inilah yang membuat pembelajaran harus dilakukan melalui pembelajaran daring. Pada pembelajaran daring, kita mengenal ada istilah pembelajaran sinkron dan pembelajaran asinkron. Menurut Chaeruman dalam pembelajaran sinkron, siswa dan guru berada di tempat yang sama pada waktu yang sama. Ini mirip dengan kelas tatap muka. Salah satu contoh pembelajaran sinkron adalah ketika siswa dan guru berpartisipasi dalam kelas melalui aplikasi web conference. (Tatik Puji Rahayu, 2021)

Sumber pembelajaran yang digunakan siswa sangat beragam, mereka bisa mengekspor berbagai media yang ada di internet. Guru sebagai pendamping pembelajaran juga harus bisa memutar otak supaya pembelajaran tetap menarik. Sehingga siswa tetap mau stay untuk belajar dan menerima pembelajaran dengan senang hati. Guru harus senantiasa memberikan umpan balik kepada siswa supaya mereka mau proaktif dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

INTERPRETASI

 Dalam jurnal ini peneliti melaksanakan penelitian Konsep belajar dari rumah (BDR) di MI Muhammadiyah Botoputih Tembarak dilaksanakan secara sinkron dan asinkron. Pelaksanaan pembelajaran dengan sinkron dilaksanakan satu kali dalam 1 minggu dengan melalui google meet/zoom meeting dan sisanya dilaksanakan secara asinkron dengan memanfaatkan layanan google classroom. Berdasarkan kondisi yang terjadi selama pandemi Covid-19 serta kajian dari beberapa teori di atas maka tujuan penelitian ini adalah menganalisis efektivitas pelaksanaan proses Belajar dari Rumah (BDR) selama pandemi Covid-19 di kelas V MI Muhammadiyah Botoputih Tembarak. Peneliti melaksanakan penelitian dengan menyebar google form dengan berbagai rangkaian pertanyaan. Seperti: 

  1. Apakah kamu bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh melalui google classroom dengan baik ? Siswa menjawab 95% bisa mengikuti dengan baik dan 5% menjawab hanya sedikit mengikuti; 
  2. Siapa yang biasanya mengakses pertama kali Google Classroom untuk mengetahui materi PJJ setiap harinya? Jawaban siswa adalah 70% menjawab siswa, 26% menjawab orang tua, dan 4% menjawab kakak; 
  3. Siapa pendamping belajarmu di rumah? Jawaban siswa adalah 52% menjawab ibu dan 14% menjawab ayah, 14% menjawab kakak, 23% menjawab lainnya; 
  4. Apakah reaksi kalian saat menerima materi PJJ yang disampaikan guru melalui GC? Penelitian ke – 4 ini jawaban siswa adalah 73% menjawab langsung mengerjakan dan 6% menjawab menunda mengerjakan; 
  5. Bagaimana cara pendampingan orang tua saat PJJ? Dari item pertanyaan ke – 5 ini jawaban siswa adalah 76% menjawab saya mengecek sendiri GC, orang tua hanya mengingatkan saya untuk melihat GC dan 24% menjawab orang tua ikut membantu mengecek GC dan menyelesaikan tugas GC; Dan beberapa pertanyaan lainnya.

Berdasarkan Hasil analisis pembelajaran BDR menempati angka 95% untuk kolom efektivitas dengan kualifikasi sangat baik. 70% untuk Akses dengan kualifikasi keaktifan cukup baik. Pendampingan 76% dengan kualifikasi keaktifan cukup baik. Reaksi tugas 73% dengan kualifikasi keaktifan cukup baik.

EVALUASI

Dari penelitian ini dapat ditarik benang merah bahwa metode BDR yang dilaksakan oleh kelas V MI Muhammadiyah Botoputih Tembarak berjalan  cukup efektif dengan persentase 60-79 %. Tapi jika dianalisis lebih dalam efektivitas pelaksanaan BDR ini berjalan cukup efektif dikarenakan siswa sudah terbiasa dengan gawai sehingga dalam akses pembelajaran mereka tidak memiliki masalah yang berarti, hanya saja akses pembelajaran daring menjadi tidak terlalu tinggi karena rata-rata siswa di MI Muhammadiyah Botoputih Tembarak tidak memegang gawai sendiri tapi menggunakan gawai orang tua sehingga akses pembelajaran dilakukan dengan pendampingan dari orang tua. 

REKOMENDASI

Selain dampak negatif yang melekat pada Pandemi, sebagai umat manusia yang berakal kita harus senantiasa memandang sesuatu dari dua sisi. Pandemi dan berbagai dampaknya nyatanya memperkenalkan kita pada berbagai metode pembelajaran baru yang dapat merubah pola pikir dan kebiasaan. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada ruang, waktu dan jarak. Melainkan dapat dilaksanakan dimana saja dan kapan saja.

Anisa Rachma Agustina

Tinggalkan Balasan