Nama : Rani Agus Tina Mulyani
Mahasiswi PGMI INISNU Temanggung
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk saling memahami dan berinteraksi. Dalam masyarakat yang beragam seperti Indonesia, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan informasi, tetapi juga mencerminkan identitas sosial, budaya, dan pendidikan. Salah satu hal yang sering dibahas dalam dunia bahasa adalah perbedaan antara bahasa baku dan tidak baku. Keduanya memiliki peran yang berbeda, dan masing-masing digunakan dalam konteks yang berbeda pula.
Bahasa baku sering dianggap sebagai bahasa yang tepat dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Biasanya, bahasa ini digunakan dalam situasi formal, seperti dalam penulisan karya ilmiah, surat resmi, atau pidato kenegaraan. Penggunaan bahasa baku memiliki aturan yang jelas dan konsisten, baik dalam segi ejaan, tata bahasa, maupun struktur kalimat. Oleh karena itu, bahasa baku sering digunakan untuk memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan jelas oleh semua pihak.
Di sisi lain, bahasa tidak baku lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Bahasa ini lebih fleksibel dan cenderung mengikuti kebiasaan berbicara yang ada dalam suatu komunitas atau kelompok sosial tertentu. Bahasa tidak baku mungkin mengandung kata-kata atau frasa yang tidak sesuai dengan aturan tata bahasa yang baku, tetapi tetap bisa dipahami oleh orang yang menggunakannya. Penggunaan bahasa tidak baku sering kali dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia, tempat tinggal, atau latar belakang budaya.
Dalam kehidupan sehari-hari, perbedaan antara bahasa baku dan tidak baku seringkali tidak terlalu dipermasalahkan. Banyak orang menggunakan bahasa tidak baku dalam percakapan santai dengan teman atau keluarga, karena hal ini terasa lebih akrab dan nyaman. Misalnya, dalam percakapan antara dua teman, kata-kata seperti “gimana” atau “ngapain” mungkin lebih sering digunakan daripada “bagaimana” atau “apa yang sedang dilakukan,” yang merupakan bentuk baku.
Namun, dalam situasi formal atau profesional, penggunaan bahasa baku sangat penting. Di sekolah, misalnya, para guru mengajarkan siswa untuk berbicara dan menulis dengan bahasa baku agar mereka bisa menyampaikan gagasan dengan cara yang benar dan dapat dipahami oleh banyak orang. Begitu juga dalam dunia pekerjaan, terutama dalam penulisan dokumen resmi atau saat berbicara dengan atasan dan kolega dalam konteks yang lebih formal, penggunaan bahasa baku menjadi sebuah keharusan.
Perbedaan ini juga bisa terlihat dalam media massa. Di surat kabar, majalah, atau siaran televisi, bahasa baku sering digunakan agar pesan yang disampaikan tidak menimbulkan ambiguitas dan dapat diterima oleh khalayak yang luas. Sementara itu, dalam iklan televisi atau program hiburan yang lebih bersifat santai, bahasa tidak baku mungkin lebih sering muncul untuk menciptakan kesan yang lebih dekat dengan penonton.
Meski demikian, bahasa baku dan tidak baku bukanlah sesuatu yang saling bertentangan. Keduanya memiliki tempatnya masing-masing dan dapat digunakan secara bergantian sesuai dengan situasi dan tujuan komunikasi. Dalam konteks sosial yang lebih informal, bahasa tidak baku bisa mempererat hubungan antar individu, sementara dalam konteks formal, bahasa baku diperlukan untuk menjaga keseriusan dan ketepatan komunikasi.
Secara keseluruhan, pemahaman yang baik tentang perbedaan antara bahasa baku dan tidak baku dapat membantu kita untuk lebih bijaksana dalam memilih kata dan gaya berbicara yang sesuai dengan konteksnya. Menggunakan bahasa dengan tepat tidak hanya mencerminkan kemampuan berbahasa, tetapi juga menunjukkan sikap penghargaan terhadap pendengar atau pembaca. Sebagai pengguna bahasa, kita perlu menghargai kedua jenis bahasa ini, mengetahui kapan dan di mana mereka sebaiknya digunakan, serta memahami bahwa bahasa adalah cermin dari budaya dan norma yang ada di masyarakat.
Apa Itu Bahasa Baku?
Bahasa baku adalah bahasa yang di gunakan pada situasi formal/resmi. Bahasa baku harus sesuai dengan aturan yang baik.Bahasa baku harus di sempurnakan dengan ejaan yang di sempurnakan(EYD) seperti penggunaan huruf kapital huruf di depan harus memakai huruf yang besar, di belakang koma, titik harus memakai spasi dan pemisahan kata juga harus benar. Bahasa baku sering kita jumpai dalam percakapan formal seperti: pidato, dalam berita televisi, dalam surat resmi, makalah dan lain sebagainya.
Contoh percakapan menggunakan bahasa baku:
“Saya ingin menindak lanjuti tentang lomba turnamen sekolah yang akan di adakan besuk.”
Contoh penggunaan bahasa baku yang dapat di temukan dalam berita televisi:
“Polisi berhasil mengungkap kasus pembunuhan berencana yang di lakukan oleh remaja di Tasikmalaya.”
Apa Itu Bahasa Tidak Baku?
Bahasa tidak baku adalah bahasa santai yang di gunakan dalam percakapan sehari-hari.
Biasanya bahasa tidak baku di gunakan untuk berbicara kepada teman,kepada sahabat dan keluarga.
Kata-kata yang di gunakan pada bahasa baku menggunakan bahasa gaul seperti “lo lagi di mana?”. Penggunaan bentuk katanya juga tidak sesuai seperti “Aku udah mandi tadi.” Seharusnya adalah saya sudah mandi tadi. Ciri lain dari bahasa tidak baku seperti kekeliruan dalam struktur kalimatnya.Contoh: “Dia pulang ke mana?”. Seharusnya “kemana dia pulang?’