Artikel

Mengenal Kenakalan Remaja dan Menguatkan Proteksi Dalam Kehidupannya

Judul: Dampak Pornografi Terhadap Perkembangan Mental Remaja

Jurnal: Elementary

Penulis: Sigit Tri Utomo

Akreditasi:

Url: https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/elementary/article/view/4221/2743

DESKRIPSI

Kemajuan teknologi, komunikasi dan pornografi merupakan dua sisi mata uang yang senantiasa berdampingan. Semakin majunya era digital maka orang akan semakin mudah mengakses berbagai konten dari layar ponselnya. Seseorang yang tidak bisa mengendalikan nafsunya untuk senantiasa membuka konten tersebut akan terjerumus di dalamnya.

Khususnya usia remaja dimana mereka sedang ada pada fase mencari jati diri, rasa ingin tahunya tinggi terhadap sesuatu hal. Salah satu hal yang selalu membuat remaja penasaran adalah mengenai seks. Informasi tentang seks coba dipenuhi remaja dengan cara membahas bersama teman-teman, membaca buku-buku tentang seks atau mengadakan percobaan dengan jalan masturbasi, onani, berciuman atau berhubungan seksual. Hal ini jelas akan memberi dampak pada pertumbuhan mental remaja yang seharusnya aktivitas remaja adalah melakukan kegiatan-kegiatan positif. 

Pornografi adalah salah satu topik yang sering diperbincangkan oleh masyarakat, hingga muncul wasana Undang Undang Anti Pornografi dan Pornoaksi pada awal tahun 2006 lalu. Undang-Undang Anti Pornografi telah mendefinisikan pornografi  sebagai gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai bentuk media komunikasi dan/atau pertunjukan dimuka umum yang memuat kecabulan atau eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat. Hadirnya pornografi secara luas tidak terlepas dari kehadiran internet sebagai sarana dalam penyebarluasan pornografi.

Hadirnya internet membuat para pelaku yang kecanduan pornografi semakin dimudahkan. Ketika remaja jaman dulu ingin mengakses pornografi harus melalui berbagai majalah. Remaja masa kini tinggal mengaksesnya di ujung jari. Pernyataan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang telah mencatat bahwa saat ini masih banyak situs porno yang dapat di akses oleh pengguna internet, karena keberadaan situs porno itu seperti deret ukur dan deret hitung, jika 100 situs porno diblokir maka akan muncul 1.000, jika diblokir 1.000 maka akan muncul 10.000, dan seterusnya. Situs porno dalam satu menit bisamemunculkan sekitar 30.000 page (halaman) pornografi (Ahmadi, 2002: 23).

Pendidikan seksual yang tidak mereka dapatkan dari berbagai pihak, membuat remaja ini mencari tahu mengenai hal ini sendiri. Ketika pendidikan seks dianggap tabuh, membuat para remaja ini terjebak pada informasi yang salah. Peran orang tua menjadi sangat urgen untuk mengawasi buah hatinya supaya tidak terjerumus dalam lubang pornografi. 

Asal mula kenakalan remaja yang digolongkan kedalam teori sosiogenik yaitu teori-teori yang mencoba mencari sumber penyebab kenakalan remaja pada faktor lingkungan keluarga dan juga masyarakat. Dalam kaitan ini masyarakat Indonesia Telah mulai merasakan keresahan tersebut terutama mereka yang berdomisili di kota-kota besar, masalah tersebut cenderung menjadi masalah nasional yang semakin sulit dihindari,ditanggulangi, dan diperbaiki kembali (Sudarsono, 1990: 7)

INTERPRETASI

Usia remaja adalah usia peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa, semua perkembangan menuju gerbang kedewasaan dimulai. Masa remaja bermula dari usia 12-21 tahun, masa remaja pertengahan mulai usia 15-18 tahun, dan masa remaja akhir 18-21 tahun. Dalam tahap ini remaja akan mengalami perubahan sikap, tingkah laku yang sejajar dengan perubahan fisik. (Elzabet, 2004: 116)

Pada masa remaja awal dengan rentan usia 12-15 tahun ini merupakan masa peralihan dari masa sekolah menuju masa pubertas, ia memiliki keinginan untuk bertingkah laku seperti orang dewasa padahal dirinya belum siap. Ketika memasuki masa pra-pubertas kematangan seksual yang sesungguhnya dimulai. Perkembangan fisiologis yang berhubungan dengan kematangan kelenjar endokrin. Wanita akan mengalami kematangan lebih awal dibanding laki-laki. Bagi remaja kematangan jasmani itu digunakan dan dianggap sebagai salah satu tanda primer.

Fase remaja adalah salah satu periode yang pasti dilewati oleh setiap orang. Perubahan fisik maupun psikis membersamai remaja saat pubertas. Menurut Elida Prayitno perubahan yang terjadi pada awal masa remaja meliputi perubahan sistem pencernaan, perubahan sistem syaraf, perubahan sistem pernafasan, dan perubahan organ seks. Dalam masa perubahan organ seksual, baik primer maupun sekunder itu, sebagian remaja mengalami kesulitan seperti merasa sakit saat haid, perasaan sedih dan kecewa karena tidak percaya diri dengan perubahan tubuh.Kurangnya pendidikan seksual terhadap remaja akan menimbulkan penyimpangan tingkah laku seksual pada remaja (Prayitno, 2006: 49). 

Remaja dan keingintahuan adalah hal yang senantiasa berdampingan. Khususnya keingintahuan remaja pada seks. Sesuatu hal yang belum mereka ketahui. Sedangkan pendidikan seks dalam keluarga dianggap sebagai hal yang tabuh. Sehingga mereka mencari informasi sendiri dari berbagai sumber. 

Sunarwiyati S, dalam (Prayitno) membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan:

a. Kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumahtanpa pamit 

b. Kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpaSIM, mengambil barang orang tua tanpa izin 

c. Kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pergaulan 

d. Bebas, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian (Elida, 2006: 23).

Kenakalan remaja bersumber dari berbagai pihak, kita tidak bisa serta merta bisa menyalahkan salah satu pihak saja. Menurut (Kartono, 2008: 93) yang menjadi sebab kenakalan remaja terbagi menjadi faktor internal, eksternal, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah. Adapun faktor internal meliputi: Predisposing Faktor, Lemahnya pertahanan diri, Kurangnya kemampuan penyesuaian diri, Kurangnya dasar – dasar keimanan di dalam remaja.

Sedangkan faktor eksternal bersumber dari keluarga, ekonomi, disharmonis keluarga. Lingkungan masyarakat juga menjadi salah satu penyebab dari kenakalan remaja hal ini sebagaimana jika dalam lingkungan masyarakat pelaksanaan ajaran agama tidak konsekuen, masyarakat yang kurang mendapat pendidikan, kurang pengawasan terhadap remaja, pengaruh norma baru dari luar. 

Penyebab selanjutnya dari lingkungan sekolah. Seorang guru yang tidak mendapatkan hak penghasilan yang sesuai tidak akan fokus mengemban amanat pendidikan. Dikarenakan ia harus mencari sumber tambahan income lain.

EVALUASI

Berbagai penyimpangan seks remaja antara lain perilaku onani, homoseksual, pengaruh lingkungan, pelacuran, pornografi dan porno aksi. Begitu banyak dan pelik kenakalan yang dilakukan remaja harus menjadi perhatian berbagai pihak. Keluarga yang menjadi tempat naungan bagi para anak harus menjadi tempat yang nyaman sekaligus memberikan fasilitas belajar yang baik.

REKOMENDASI

Dalam penelitian ini dituliskan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi kenakalan remaja antara lain: upaya preventif yakni sebuah upaya yang secara sistematis, berencana dan terarah. Salah satunya adalah menciptakan lingkungan yang agamis, kehidupan keluarga yang harmonis, menerapkan norma dalam pendidikan anak, orang tua senantiasa memberikan kontrol dan pengawasan yang wajar bagi anak. 

Lingkungan sekolah juga memiliki andil dalam hal ini, para guru harus paham aspek psikis peserta didik, menginvestasikan pelajaran agama, menginvestasikan bimbingan konseling, serta perbaikan ekonomi guru. Dalam lingkungan masyarakat harus adanya proteksi supaya anak tidak kebablasan dalam melakukan sesuatu hal. 

Anisa Rachma Agustina

Tinggalkan Balasan