Cerpen

Novi, Sumber Sakit Hatiku

Ilustrasi HappyFresh

Oleh Hamidulloh Ibda

Di sebuah kota kecil yang terhampar di tepi Danau Willow, hiduplah seorang pria bernama Naim. Ia adalah seorang arsitek yang tampan, berbakat, dan baik hati. Saat Naim bertemu dengan Novi, gadis yang mengguncang dunianya, ia tahu bahwa hidupnya akan berubah selamanya. Mereka segera jatuh cinta, dan tak lama kemudian, Naim melamar Novi. Pernikahan mereka adalah pesta yang sangat meriah dan indah, di mana keluarga dan teman-teman mereka bersukacita dalam kesempurnaan cinta mereka.

Setelah pernikahan mereka, Naim dan Novi pergi bulan madu ke sebuah resor eksklusif di tepi pantai. Mereka merasa seperti dunia hanya ada untuk keduanya. Setiap momen yang mereka habiskan bersama adalah momen yang mereka syukuri. Novi, dengan senyumnya yang menghipnotis, adalah bidadari yang mempesona bagi Naim. Mereka bersenang-senang dengan berjalan di tepi pantai, bermain air, dan berbagi candaan hangat. Semuanya terasa sempurna.

Namun, seperti yang sering terjadi dalam kisah cinta, semuanya tidak selalu indah. Setelah beberapa tahun pernikahan, suatu perubahan muncul dalam perilaku Novi. Dia mulai sering bepergian dengan alasan pekerjaan, sering meninggalkan Naim sendirian. Seiring waktu berlalu, Naim mulai merasa terasing dari istrinya. Mereka tidak lagi berbagi candaan hangat dan pelukan mesra.

Suatu malam, ketika Naim pulang lebih awal dari pekerjaan, ia menemukan sesuatu yang menghancurkan hatinya. Ia melihat pesan singkat di ponsel Novi yang seharusnya ditujukan untuk seorang pria bernama Alex, yang bukanlah teman biasa. Pesan itu berisi kata-kata mesra yang jelas-jelas mengisyaratkan perselingkuhan.

####

Naim merasa seperti dunia berputar dalam sekejap. Ia mencoba untuk memahami apa yang terjadi, tetapi tak ada jalan lain selain menghadapinya. Dia memutuskan untuk berbicara dengan Novi tentang pesan itu. Saat dia menghadapinya, Novi mulai menangis dan mengakui perselingkuhan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.

“Pakaiannya yang terlalu pendek, senyuman lebar, dan kata-kata manisnya… Saya merasa kesepian dan tak dihargai,” kata Novi, mencoba memberikan alasan yang tidak bisa lagi membuat hati Naim hancur.

Naim merasa seperti sepotong hatinya telah terkoyak. Semua kenangan manis mereka, semua janji suci pernikahan, dan harapan masa depan yang mereka bangun bersama sekarang terasa seperti ilusi semata.

Dalam beberapa minggu setelah pengakuan Novi, Naim merenung dan memutuskan untuk mencoba memperbaiki pernikahan mereka. Ia meminta Novi untuk bersama-sama menjalani terapi pernikahan, mencoba memperbaiki hubungan mereka yang retak. Novi setuju, mungkin sebagai upaya untuk menebus kesalahan yang telah dilakukannya.

Mereka berdua mulai bekerja sama dalam terapi pernikahan, berbicara tentang masalah mereka dan mencari jalan untuk mengatasi perasaan yang telah menyakitkan hati mereka. Terapi itu memang membantu, namun bekas luka akibat perselingkuhan tidak akan pernah benar-benar hilang.

Selama beberapa bulan, Naim dan Novi membangun kembali dasar-dasar pernikahan mereka. Mereka mulai berkomunikasi lebih baik, memahami satu sama lain dengan lebih baik, dan mencoba untuk memahami apa yang telah salah dalam hubungan mereka. Terapi pernikahan membantu mereka menemukan kembali apa yang mereka cintai dari satu sama lain.

Meskipun mereka berdua mencoba keras, bayangan dari masa lalu terus menghantui mereka. Naim masih merasa cemburu dan terluka oleh perselingkuhan Novi, sementara Novi masih merasa bersalah dan takut kehilangan Naim. Mereka mencoba untuk melupakan masa lalu dan melangkah maju, tetapi ada bagian dalam diri mereka yang tak bisa sepenuhnya menghilangkan kenangan buruk itu.

Sayangnya, meskipun usaha keras mereka untuk memperbaiki pernikahan mereka, hubungan Naim dan Novi tetap tidak pernah pulih sepenuhnya. Mereka terus saling mencintai, namun ketidakpercayaan dan luka yang tak tersembuhkan terus mendera mereka. Mereka terus merasakan ketegangan dan kesedihan di antara mereka, dan akhirnya mereka memutuskan untuk bercerai.

Perceraian mereka adalah saat pahit yang penuh kesedihan, tetapi juga membawa penutupan atas sebuah hubungan yang pernah mereka cintai. Meskipun pernikahan mereka telah kandas karena pengkhianatan, mereka berdua akhirnya menemukan kedamaian dalam pemisahan itu.

Naim dan Novi menjalani hidup mereka masing-masing setelah perceraian. Mereka berdua telah belajar banyak dari pengalaman pahit ini dan mencoba untuk melangkah maju dengan lebih bijaksana. Mereka memutuskan untuk tetap bersahabat, dan meskipun masa lalu mereka menyimpan luka yang tak terlupakan, mereka berharap bisa menemukan cinta yang sejati di masa depan.

Kisah ini mengingatkan kita bahwa hubungan pernikahan bisa penuh tantangan dan rintangan. Perselingkuhan adalah salah satu pengkhianatan yang paling menyakitkan, tetapi bahkan dalam situasi terburuk, ada pelajaran yang bisa dipetik dan harapan untuk masa depan yang lebih baik.

Hamidulloh Ibda adalah seorang dosen, peneliti, aktivis pendidikan, jurnalis, esais dan belakangan menekuni sastra. Fokus penelitiannya adalah pada literasi, literasi digital, pedagogi digital, sekolah dasar, bahasa anak, dan sastra. Beliau adalah dosen di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, Indonesia, dan kandidat doktoral di Jurusan Pendidikan Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia. Beliau merupakan reviewer internasional di beberapa jurnal, yaitu Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi – Scopus Q4 (2023-sekarang), Cogent Education – Taylor & Francis – Scopus Q2 (2023-sekarang), Journal of Ethnic and Cultural Studies – Scopus Q1 (2023-sekarang), Journal of Learning for Development (JL4D) Scopus Q3 (2023-sekarang), International Journal of Information and Education Technology (IJIET) Scopus Q3 (2023-sekarang), Millah: Jurnal Studi Agama – Scopus (2023-sekarang), International Journal of Learning, Teaching and Educational Research (IJLTER) – Scopus Q3 (2023-sekarang), International Journal Ihya’ ‘Ulum al-Din (2023-sekarang), International Review of Research in Open and Distance Learning (IRRODL) – Scopus Q1 (2023-sekarang), Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (EduLearn) – Scopus Q4 (2023-sekarang), IJSL: International Journal of Social Learning (2023-sekarang), Anggota Dewan Editorial di Global Synthesis in Education (GSE) (2023-sekarang), reviewer Qeios Journal (2023-sekarang), dan beberapa jurnal ilmiah lainnya.

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan