Judul: Pembinaan Karakter Kepemimpinan melalui Kegiatan RISMA (Remaja Islam Masjid) di Desa Mojotengah Kecamatan Kedu
Jurnal: JIPSI: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sains Islam Interdisipliner
Penulis: Shelly Fitri Afifah, Sigit Tri Utomo, Ana Sofiyatul Azizah
Akreditasi:
Url: https://journal.amorfati.id/index.php/JIPSI/article/view/29/24
DESKRIPSI
Pendidikan adalah salah satu hal pokok yang dibutuhkan setiap orang dalam memenuhi kehidupan. Dengan pendidikan seseorang dapat mengaktualisasi dan mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan merupakan pendukung terdepan dalam pembentukan kepribadian pada seseorang (Nashihin, 2019), karena pada hakikatnya pendidikan akan menjadi landasan sekaligus pegangan yang kuat dan kokoh dalam praktik bermasyarakat dengan perwujudan memanusiakan manusia. (Triwiyanto, 2021)
Ketika telah memahami hakikat pendidikan saatnya kita membahas mengenai makna karakter yang ditinjau dalam Islam. Karakter dalam Islam merupakan hasil implementasi syariat (ibadah dan muamalah) dengan berlandaskan akidah yang kokoh dan bertumpu pada Al-Qur’an dan al-Sunnah (Hadits). (Musrifah, 2021) Karakter terbagi menjadi dua perspektif, yaitu karakter mulia (Al-akhlak al-mahmudah) dan karakter tercela (Al-akhlak al-madzmumah). (Sajadi, 2019) Setiap manusia memiliki karakter, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Namun dalam pembahasan ini yang menjadi tokoh utamanya adalah remaja.
Pentingnya menanamkan pendidikan karakter sejak remaja supaya mereka dibekali nilai-nilai yang akan bermanfaat dalam kehidupannya kelak. Remaja merupakan masa transformasi perkembangan kanak-kanak mencapai dewasa yang menjadikan lebih matangnya emosi, pikiran, dan jiwanya dalam menghadapi kehidupan. (Shilphy A. Octavia, 2020) Sehingga akan ada proses pengenalan terhadap diri sendiri yang bereksplorasi dengan potensi yang ada. Pada masa ini kebutuhan remaja pun akan cukup kompleks, yaitu dibutuhkannya interaksi yang luas serta penyesuaian diri yang cukup terhadap lingkungan dan norma yang berlaku di sekitarnya.
Pembinaan karakter merupakan suatu kegiatan yang bersifat membina, membangun, atau mendidik akhlak pada seseorang untuk lebih mengenal, memahami, dan menghayati perilaku yang baik. (Astuti, 2011) Pembinaan juga merupakan perwujudan amanah yang sudah Allah SWT berikan kepada manusia, sebab Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi ini bukan tanpa alasan melainkan untuk beribadah, mengatur bumi, dan menjadi pemimpin bagi diri sendiri dan orang lain. Sehingga penting bagi diri untuk bisa menjadi pemimpin bagi diri sendiri dengan memilah mana yang haq dan yang bathil.
Pembinaan remaja dalam Islam dimaksudkan agar remaja dapat menjadi anak baik, berilmu, beriman, berketerampilan, dan berakhlak mulia dengan gelar anak yang shalih. (Fakhrurrahman, 2019) Dijelaskan juga dalam hadits bahwa ketika manusia meninggal dunia semua amal ibadahnya akan terputus kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang shalih. (Khon, 2015) Maka bukan hal aneh ketika hampir semua orang tua muslim menginginkan anaknya menjadi individu yang shalih dan shalihah.
INTERPRETASI
Proses pembinaan sebagai penanganan terhadap penurunan karakter remaja yang berdampak terhadap calon pemimpin di masa mendatang merupakan hal yang tidak mudah untuk dilaksanakan. Pelaksanaan kegiatan pembinaan memerlukan waktu dan proses yang panjang serta berkelanjutan, sehingga masyarakat tentu memerlukan wadah atau tempat demi terlaksananya pembinaan karakter bagi remaja. Dalam hal ini Risma (Remaja Islam Masjid) dapat menjadi jawaban dari persoalan tersebut.
Risma merupakan organisasi para remaja yang berada di bawah naungan takmir masjid, sehingga apapun kegiatannya harus sesuai dengan kebijakan dari takmir masjid tersebut. (Nevihwa et al., 2017) Risma dapat dianggap sebagai salah satu aset berharga masjid, karena akan mendukung segala kegiatan ataupun program bersama yang bertujuan memakmurkan masjid. Selain itu dapat dipastikan bahwa kegiatan Risma akan memberikan manfaat bagi remaja sesuai dengan norma yang berlaku, baik norma agama maupun norma di masyarakat.
Pembinaan karakter kepemimpinan melalui kegiatan Risma (Remaja Islam Masjid) di Desa Mojotengah merupakan kegiatan terencana, teratur, dan terarah yang diadakan secara sadar dan bertanggung jawab guna menemukan, memahami, dan mengembangkan potensi yang ada untuk mencapai tujuan. (Hartati, 2018) Sehingga berdasarkan analisis, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan tersebut termasuk kedalam proses pembinaan bagi remaja yang diadakan di lingkungan masyarakat melalui organisasi Risma.
Adapun analisis dari penulis mengenai proses penanaman pendidikan karakter dalam organisasi Risma antara lain:
- Olah Pikir
Kegiatan pembinaan karakter kepemimpinan melalui kegiatan Risma memberikan pemikiran terhadap diri remaja untuk berpikir bagaimana mereka dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik dan semaksimal mungkin.
- Olah Hati
Kegiatan pembinaan karakter kepemimpinan melalui kegiatan Risma merupakan kegiatan yang dapat meningkatkan ketakwaan individu kepada Allah SWT, sehingga menjadi manusia yang lebih beriman
- Olah Raga
Kegiatan pembinaan karakter kepemimpinan melalui kegiatan Risma juga mengolah raga agar terbiasa berbicara dan bersikap di depan orang lain.
EVALUASI
Dalam sebuah pembiasaan harus adanya kontiniti atau keistiqomahan. Takmir masjid atau beberapa orang yang berperan dalam masjid harus ikut andil untuk dapat memantau dan memberikan ilmu pendidikan karakter lain selain kepemimpinan. Jadi pembinaan harus dilakukan secara bertahap. Jadikan pembinaan ini sebagai agenda rutinan dan termasuk dalam program kerja dalam sebuah masjid. Hal ini dilakukan supaya ilmu pendidikan karakter dapat merasuk dalam semua anggota remaja masjid.
REKOMENDASI
Remaja masjid adalah investasi kaderisasi pengurus masjid yang harus senantiasa dibimbing dalam segala aspek. Ketika mereka diberikan kepercayaan untuk sesuatu maka mereka akan bekembang sesuai dengan potensi yang ada. Salah satu implementasi nilai pendidikan karakter yang harus ditanamkan bagi seluruh remaja masjid adalah pendidikan karakter kepemimpinan.
Berdasarkan pengamatan penulis, karakter kepemimpinan yang ditanamkan melalui kegiatan pembinaan Risma ini adalah proses ketika remaja menjalankan tugasnya, baik dalam membacakan susunan acara, membaca ayat Al-Qur’an, membaca selawat Nabi, maupun memimpin tahlil. Pemimpin merupakan individu yang dapat memberikan pengaruh terhadap perilaku orang lain tanpa menggunakan kekerasan, melainkan diterima secara sadar untuk menjadi pemimpinnya. (Jaenudin, 2021) Sehingga remaja yang mendapatkan tugas tersebut, maka harus memiliki sifat yang dapat mempengaruhi teman lainnya agar mau untuk mengikuti setiap doa ataupun bacaan yang diucapkannya.