DISTINGSI.com – Penelitian Tindakan Madrasah (PTM) merupakan suatu pendekatan penelitian yang dijalankan di lingkungan madrasah, lembaga pendidikan Islam, dengan tujuan utama meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen madrasah secara menyeluruh. Dari penelusuran redaksi distingsi.com seperti halnya Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) pada umumnya, PTM juga mendasarkan diri pada prinsip kolaborasi antara berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, mulai dari para pengajar, pengelola madrasah, siswa, orang tua, hingga pihak terkait lainnya.
Pengertian Penelitian Tindakan Madrasah (PTM)
Penelitian Tindakan Madrasah (PTM) mirip dengan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS), namun fokusnya lebih khusus pada madrasah atau lembaga pendidikan Islam. PTM adalah pendekatan penelitian yang dilakukan di lingkungan madrasah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen madrasah secara keseluruhan. Seperti PTS, PTM juga melibatkan kolaborasi antara para pengajar, pengelola madrasah, siswa, orang tua, dan pihak terkait lainnya untuk mengidentifikasi masalah-masalah dalam pembelajaran dan mencari solusi yang tepat melalui proses penelitian.
Tujuan utama dari PTM sama dengan PTS, menurut Kaprodi PGMI INISNU Temanggung Faizah (2024) yaitu untuk menghasilkan perubahan yang signifikan dan berkelanjutan dalam praktek pembelajaran dan manajemen madrasah. Proses PTM juga melibatkan tahapan-tahapan yang serupa dengan PTS, seperti perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi dan tindakan berikutnya.
PTM merupakan pendekatan yang efektif dalam membantu madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam, mengoptimalkan pengelolaan madrasah, dan meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan menerapkan PTM, madrasah dapat lebih responsif terhadap perkembangan dan tantangan dalam dunia pendidikan.
PTM menurutu Dr. Hamidulloh Ibda (2024) adalah mengusung gagasan bahwa madrasah, sebagai lembaga pendidikan Islam, perlu terus berkembang dan berinovasi untuk memenuhi tuntutan zaman serta kebutuhan siswa dan masyarakat. Dalam konteks ini, PTM menjadi sarana yang efektif untuk memperbaiki, meningkatkan, dan mengembangkan berbagai aspek pembelajaran dan manajemen di madrasah.
Karakteristik Penelitian Tindakan Madrasah (PTM)
Sejumlah pakar menyebut beragam karakteristik. Menurut Dian Marta Wijayanti (2024) menyebutkan bahwa karakteristik pertama adalah PTS/PTM adalah Kolaboratif. PTM melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses pendidikan di madrasah, mulai dari guru, staf pengelola, siswa, orang tua, hingga masyarakat sekitar madrasah. Kedua, Orientasi Peningkatan. PTM bertujuan untuk menghasilkan perubahan positif dan berkelanjutan dalam praktek pembelajaran dan manajemen madrasah. Ketiga, Siklus Penelitian: Proses PTM biasanya melalui tahapan-tahapan yang sistematis, seperti perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi dan tindakan berikutnya. Keempat, Keterlibatan Aktif. Seluruh proses PTM dilakukan secara partisipatif dan inklusif, memungkinkan setiap anggota madrasah untuk berkontribusi dan merasa memiliki proses perubahan.
Penelitian Tindakan Madrasah (PTM) dari kajian yang dilakukan redaksi distingsi.com memang memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dari metode penelitian lainnya. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari PTM. Pertama, Kolaboratif. PTM melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan di madrasah. Ini termasuk guru, staf pengelola, siswa, orang tua, serta pihak-pihak terkait lainnya. Kolaborasi ini memastikan bahwa berbagai perspektif dan pengalaman dapat diintegrasikan dalam proses penelitian.
Kedua, Orientasi Peningkatan. Tujuan utama dari PTM adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen madrasah secara berkelanjutan. Penelitian ini tidak hanya bertujuan untuk mendeskripsikan situasi yang ada, tetapi juga untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul dan mencari solusi yang efektif.
Ketiga, Partisipatif. Proses PTM didasarkan pada partisipasi aktif dari semua anggota madrasah. Setiap anggota memiliki peran dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan tindakan, serta melaksanakan dan mengevaluasi hasilnya. Keterlibatan ini menciptakan rasa kepemilikan terhadap proses penelitian dan meningkatkan peluang keberhasilan implementasi tindakan yang direncanakan.
Keempat, Siklus Penelitian. PTM mengikuti siklus penelitian yang terdiri dari beberapa tahapan, seperti perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi dan tindakan berikutnya. Siklus ini memastikan bahwa setiap langkah dalam proses penelitian dilakukan secara sistematis dan terarah.
Kelima, Keterlibatan Stakeholder. Selain melibatkan anggota internal madrasah, PTM juga dapat melibatkan pihak-pihak eksternal seperti komunitas lokal, lembaga pendidikan lainnya, dan pakar pendidikan. Keterlibatan stakeholder eksternal ini dapat memberikan perspektif tambahan dan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas penelitian.
Keenam, Fleksibilitas. Meskipun PTM mengikuti siklus penelitian yang terstruktur, pendekatan ini juga bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks madrasah tertentu. Ini memungkinkan madrasah untuk menyesuaikan pendekatan penelitian dengan kondisi lokal, sumber daya yang tersedia, dan tujuan yang ingin dicapai.
Dengan menggabungkan karakteristik-karakteristik ini, PTM dapat menjadi alat yang efektif bagi madrasah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen, serta menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, responsif, dan berorientasi pada hasil.
Penerapan Penelitian Tindakan Madrasah (PTM)
Jika merujuk ke sejumlah sumber, penerapan PTM terbagi ke dalam beragam bentuk dari hasil studi redaksi distingsi.com untuk Anda. Pertama, Identifikasi Masalah: Tahap awal dalam PTM adalah mengidentifikasi masalah atau kebutuhan pembelajaran dan manajemen yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan di madrasah. Kedua, Perencanaan Tindakan: Setelah masalah diidentifikasi, dilakukan perencanaan tindakan yang akan diambil untuk mengatasi masalah tersebut. Rencana tindakan ini melibatkan penetapan tujuan yang jelas dan strategi yang tepat.
Ketiga, Pelaksanaan Tindakan: Tindakan yang direncanakan kemudian dilaksanakan di lingkungan madrasah. Ini bisa berupa implementasi metode pembelajaran baru, kegiatan ekstrakurikuler, atau perubahan dalam pengelolaan madrasah. Keempat, Observasi dan Evaluasi: Proses pelaksanaan tindakan selanjutnya diamati dan dievaluasi untuk mengukur efektivitasnya dalam memecahkan masalah yang diidentifikasi. Kelima, Refleksi dan Tindakan Berikutnya: Hasil evaluasi digunakan untuk merefleksikan proses yang telah dilalui dan menentukan langkah-langkah selanjutnya untuk terus meningkatkan praktek pembelajaran dan manajemen madrasah.
Dengan menerapkan PTM secara konsisten dan terarah, madrasah dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, responsif, dan berkualitas bagi siswa, sejalan dengan visi dan misi pendidikan Islam yang inklusif dan progresif. Versi lain, Andrian Gandi Wijanarko (2024) dan Hamidulloh Ibda (2024) menyebutkan bahwa penerapan Penelitian Tindakan Madrasah (PTM) melibatkan serangkaian langkah yang sistematis dan kolaboratif. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat diambil dalam penerapan PTM.
Pertama, Identifikasi Masalah atau Kebutuhan. Lakukan analisis menyeluruh terhadap kondisi pembelajaran dan manajemen di madrasah. Identifikasi masalah atau kebutuhan yang perlu diatasi atau ditingkatkan, baik dalam hal pembelajaran maupun manajemen.
Kedua, Perencanaan. Bentuk tim penelitian yang terdiri dari guru, staf pengelola, siswa, dan pihak terkait lainnya. Tetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin dicapai. Rencanakan tindakan konkret yang akan diambil untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan yang diidentifikasi.
Ketiga, Pelaksanaan. Implementasikan tindakan yang direncanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Libatkan semua pihak terkait dalam proses pelaksanaan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan staf pengelola. Pastikan adanya komunikasi terbuka dan koordinasi yang baik antara semua anggota tim.
Keempat, Observasi dan Evaluasi. Amati pelaksanaan tindakan secara cermat untuk mengidentifikasi keberhasilan dan hambatan yang mungkin terjadi. Kumpulkan data terkait hasil tindakan yang dilakukan, baik dari observasi langsung, wawancara, atau instrumen evaluasi lainnya. Evaluasi efektivitas tindakan yang telah dilakukan berdasarkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Kelima, Refleksi dan Tindakan Berikutnya. Refleksikan hasil evaluasi secara bersama-sama dengan tim penelitian. Identifikasi pembelajaran yang dapat diambil dari proses pelaksanaan PTM, baik yang bersifat positif maupun yang perlu diperbaiki. Tentukan langkah-langkah berikutnya yang perlu diambil untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen di madrasah.
Keenam, Diseminasi Hasil. Bagikan hasil dan temuan PTM kepada seluruh komunitas madrasah, termasuk guru, staf pengelola, siswa, dan orang tua. Sosialisasikan praktik-praktik terbaik yang telah berhasil diterapkan kepada madrasah lain atau lembaga pendidikan lainnya. Jalin kerja sama dengan pihak-pihak eksternal, seperti lembaga pendidikan atau komunitas lokal, untuk memperluas dampak positif dari PTM.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis dan melibatkan semua pihak yang terlibat, penerapan PTM dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan manajemen di madrasah serta menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan siswa.
100 Contoh Judul Penelitian Tindakan Madrasah (PTM)
Berikut adalah contoh judul penelitian tindakan madrasah (PTM) yang digali redaksi distingsi.com tentang peningkatan kompetensi pedagogi, kepribadian, sosial, dan profesional guru madrasah:
1. Implementasi Metode Kolaboratif dalam Pembelajaran untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogi Guru Madrasah
2. Penggunaan Teknologi Pembelajaran Interaktif dalam Meningkatkan Kepribadian Guru Madrasah
3. Penerapan Model Pembelajaran Aktif untuk Meningkatkan Kompetensi Sosial Guru Madrasah
4. Pengembangan Program Pelatihan Profesional Berkelanjutan bagi Guru Madrasah
5. Penyusunan Modul Pembelajaran Berbasis Kompetensi untuk Guru Madrasah
6. Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis Karakter untuk Meningkatkan Kepribadian Guru Madrasah
7. Peningkatan Keterampilan Mengelola Kelas melalui Pelatihan Kepemimpinan bagi Guru Madrasah
8. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Efektif Guru Madrasah melalui Workshop Interaktif
9. Pengembangan Program Pengembangan Profesional untuk Guru-Guru Madrasah Tingkat Lanjutan
10. Evaluasi dan Peningkatan Kualitas Pelaporan Guru Madrasah dalam Aspek Profesionalisme
11. Integrasi Metode Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogi Guru Madrasah
12. Penggunaan Teknik Penilaian Formatif untuk Mengukur Kemajuan Profesional Guru Madrasah
13. Membangun Budaya Kolaboratif di antara Guru-Guru Madrasah untuk Peningkatan Kepribadian
14. Meningkatkan Efektivitas Penggunaan Bahan Ajar Melalui Pelatihan Berkelanjutan bagi Guru Madrasah
15. Penerapan Model Pembelajaran Inovatif untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial Guru Madrasah
16. Evaluasi dan Peningkatan Sistem Mentoring bagi Guru-Guru Madrasah Baru
17. Meningkatkan Kreativitas Guru Madrasah melalui Pengembangan Program Pelatihan Khusus
18. Pengembangan Program Pembinaan Etika Profesi bagi Guru Madrasah
19. Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kompetensi Pedagogi Guru Madrasah
20. Evaluasi dan Peningkatan Efektivitas Program Orientasi bagi Guru-Guru Baru di Madrasah
21. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Guru Madrasah Melalui Pelatihan Kepemimpinan
22. Pengembangan Model Pembelajaran Diferensiasi untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Beragam di Madrasah
23. Membangun Jaringan Kolaboratif antara Guru-Guru Madrasah untuk Meningkatkan Profesionalisme
24. Peningkatan Keterampilan Pengelolaan Konflik bagi Guru-Guru Madrasah melalui Pelatihan Khusus
25. Implementasi Program Pengembangan Profesional Berbasis Kompetensi untuk Guru-Guru Madrasah
26. Peningkatan Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Proses Pembelajaran Guru Madrasah melalui Workshop
27. Meningkatkan Efektivitas Penilaian Pembelajaran di Madrasah Melalui Pelatihan Pengembangan Instrumen
28. Pengembangan Program Pelatihan Khusus untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Guru-Guru Madrasah
29. Evaluasi dan Peningkatan Program Pembinaan Karir bagi Guru-Guru Madrasah
30. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Tim untuk Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Kolaboratif Guru Madrasah
31. Pengembangan Modul Ajar Interaktif untuk Pembelajaran Fikih di Madrasah
32. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun Modul Ajar Bahasa Arab Berbasis Kompetensi
33. Implementasi Pendekatan Kontekstual dalam Penyusunan Modul Ajar Matematika untuk Madrasah
34. Pengembangan Modul Ajar Kimia Berbasis Inkuiri untuk Madrasah Tingkat Menengah
35. Penyusunan Modul Ajar Bahasa Indonesia yang Menyasar Aspek Keterampilan Berpikir Kritis
36. Meningkatkan Keterampilan Menyusun Modul Ajar Fikih melalui Pelatihan Berbasis Kompetensi
37. Integrasi Teknologi Informasi dalam Pengembangan Modul Ajar Bahasa Arab untuk Madrasah
38. Pengembangan Modul Ajar Matematika yang Memperhatikan Kebutuhan Belajar Beragam di Madrasah
39. Peningkatan Kreativitas Guru dalam Menyusun Modul Ajar Kimia yang Menarik bagi Siswa
40. Penyusunan Modul Ajar Bahasa Indonesia yang Mendukung Pengembangan Literasi Kritis di Madrasah
41. Pengembangan Modul Ajar Fikih Berbasis Pembelajaran Kontekstual untuk Madrasah
42. Meningkatkan Keterampilan Menyusun Modul Ajar Bahasa Arab melalui Pelatihan Berkelanjutan
43. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Penyusunan Modul Ajar Matematika untuk Madrasah
44. Pengembangan Modul Ajar Kimia yang Mengintegrasikan Prinsip-Prinsip Green Chemistry
45. Penyusunan Modul Ajar Bahasa Indonesia yang Mengutamakan Aspek Keterampilan Berbicara dan Menulis
46. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Menyusun Modul Ajar Fikih Berbasis Keunggulan Lokal
47. Integrasi Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pengembangan Modul Ajar Bahasa Arab
48. Pengembangan Modul Ajar Matematika Berbasis Pemecahan Masalah untuk Madrasah
49. Penyusunan Modul Ajar Kimia yang Memadukan Teori dengan Aplikasi Praktis bagi Siswa Madrasah
40. Peningkatan Keterampilan Guru dalam Menyusun Modul Ajar Bahasa Indonesia yang Responsif terhadap Kebutuhan Siswa
51. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Berbasis Keterampilan dalam Penyusunan Modul Ajar Fikih
52. Meningkatkan Kemampuan Menyusun Modul Ajar Bahasa Arab yang Mengakomodasi Beragam Gaya Belajar
53. Pengembangan Modul Ajar Matematika yang Menyertakan Teknologi sebagai Alat Pembelajaran
54. Penyusunan Modul Ajar Kimia yang Mendukung Pengembangan Keterampilan Laboratorium di Madrasah
55. Peningkatan Kreativitas Guru dalam Menyusun Modul Ajar Bahasa Indonesia Berbasis Budaya Lokal
56. Integrasi Pendekatan Saintifik dalam Pengembangan Modul Ajar Fikih untuk Madrasah
57. Pengembangan Modul Ajar Bahasa Arab yang Mengintegrasikan Aktivitas Ketrampilan Berbicara dan Mendengarkan
58. Peningkatan Kemampuan Menyusun Modul Ajar Matematika yang Memfasilitasi Pemahaman Konsep Abstrak
59. Penyusunan Modul Ajar Kimia yang Menyertakan Aspek Keselamatan Kerja di Laboratorium
60. Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Menyusun Modul Ajar Bahasa Indonesia yang Mendorong Kreativitas Siswa
61. Strategi Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka bagi Guru-Guru Madrasah
62. Implementasi Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Menyusun Modul Ajar Kurikulum Merdeka
63. Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pengembangan Modul Ajar Kurikulum Merdeka di Madrasah
64. Evaluasi dan Peningkatan Kualitas Modul Ajar Kurikulum Merdeka bagi Guru-Guru Madrasah
65. Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Menyusun Modul Ajar yang Responsif terhadap Kurikulum Merdeka
66. Pengembangan Modul Ajar Interaktif untuk Mendukung Implementasi Kurikulum Merdeka di Madrasah
67. Pelatihan Khusus bagi Guru-Guru Madrasah dalam Menyusun Modul Ajar yang Sesuai dengan Prinsip Kurikulum Merdeka
68. Peningkatan Kreativitas Guru Madrasah dalam Menyusun Modul Ajar yang Terintegrasi dengan Kurikulum Merdeka
69. Evaluasi Efektivitas Penggunaan Modul Ajar Kurikulum Merdeka dalam Proses Pembelajaran di Madrasah
70. Pengembangan Modul Ajar Multidisipliner Berbasis Kurikulum Merdeka untuk Madrasah
71. Penerapan Model Asesmen Autentik untuk Mengukur Kompetensi Minim di Madrasah
72. Pelatihan Teknik Asesmen Portofolio bagi Guru-Guru Madrasah dalam Mengukur Kompetensi Minim Siswa
73. Peningkatan Keterampilan Guru dalam Menyusun Instrumen Asesmen Kompetensi Minim yang Valid dan Reliabel
74. Evaluasi dan Peningkatan Proses Asesmen Kompetensi Minim bagi Guru-Guru Madrasah
75. Meningkatkan Pemahaman Guru-Guru Madrasah tentang Konsep dan Manfaat Asesmen Kompetensi Minim
76. Pengembangan Model Asesmen Formatif untuk Mendukung Pemantauan Kemajuan Belajar Siswa di Madrasah
77. Implementasi Asesmen Berbasis Proyek untuk Mengukur Kompetensi Minim di Madrasah
78. Peningkatan Kemampuan Guru dalam Melakukan Asesmen Kompetensi Minim secara Holistik dan Komprehensif
79. Pengembangan Sistem Asesmen Berbasis Kompetensi untuk Mendukung Proses Pembelajaran di Madrasah
80. Penyusunan Panduan Praktis bagi Guru-Guru Madrasah dalam Melakukan Asesmen Kompetensi Minim
81. Pelatihan Khusus bagi Guru-Guru Madrasah dalam Merancang Pembelajaran Berdiferensiasi yang Efektif
82. Integrasi Teknik Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Berdiferensiasi di Madrasah
83. Meningkatkan Keterampilan Guru dalam Mengidentifikasi dan Merespons Kebutuhan Belajar Individual Siswa
84. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kelompok kecil untuk Mendukung Pembelajaran Berdiferensiasi di Madrasah
85. Pengembangan Modul Bahan Ajar Tambahan untuk Mendukung Pembelajaran Berdiferensiasi di Madrasah
86. Evaluasi Efektivitas Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Meningkatkan Prestasi Akademik Siswa
87. Peningkatan Pemahaman Guru-Guru Madrasah tentang Prinsip dan Strategi Pembelajaran Berdiferensiasi
88. Pengembangan Program Pelatihan Khusus bagi Guru-Guru Madrasah dalam Menerapkan Pembelajaran Berdiferensiasi
89. Peningkatan Kreativitas Guru dalam Merancang Aktivitas Pembelajaran Varied untuk Membantu Siswa dengan Kebutuhan Belajar Berbeda
90. Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning untuk Mendukung Pembelajaran Berdiferensiasi di Madrasah
91. Peningkatan Kemampuan Literasi Digital Guru MI melalui Pelatihan Penggunaan Platform Pembelajaran Online
92. Integrasi Teknologi dalam Pengembangan Literasi Digital bagi Guru MTs: Sebuah Penelitian Tindakan Madrasah
93. Strategi Peningkatan Literasi Digital Guru MA dalam Mengelola Informasi dan Komunikasi Melalui Media Sosial
94. Evaluasi Efektivitas Pelatihan Literasi Digital bagi Guru MI dalam Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran
95. Meningkatkan Kemampuan Literasi Digital Guru MTs dalam Menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh
96. Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif dalam Peningkatan Literasi Digital Guru MA di Era Digital
97. Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Literasi Digital untuk Guru MI: Sebuah Pendekatan Tindakan Madrasah
98. Meningkatkan Kesadaran Keamanan Siber Guru MTs melalui Pelatihan Literasi Digital
99. Penyusunan Panduan Praktis bagi Guru MA dalam Meningkatkan Literasi Digital untuk Pembelajaran Hybrid
100. Evaluasi Dampak Pelatihan Literasi Digital terhadap Kemampuan Guru MI, MTs, dan MA dalam Mengelola Informasi Online
Semoga judul-judul ini dapat memberikan inspirasi untuk penelitian tindakan madrasah Anda! Semoga contoh judul ini memberikan inspirasi untuk penelitian tindakan madrasah Anda! Semoga contoh judul tersebut dapat memberikan inspirasi untuk penelitian tindakan madrasah Anda! Semoga daftar ini memberikan inspirasi untuk penelitian tindakan madrasah Anda! (DST22/HI/Fokus).