Artikel

Penerapan Tradisi Diba’ Bagi Remaja di Desa Dangkel, Parakan

Ilustrasi pexels

Judul: Implementasi Pendidikan Karakter Religius Remaja melalui Kegiatan Rutin Pembacaan Kitab Maulid Diba’ di Desa Dangkel Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung

Jurnal: JIPSI: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Sains Islam Interdisipiner 

Penulis: Widyaningrum, Sigit Tri Utomo, Ana Sofiyatul Azizah

Akreditasi: 

Url:https://journal.amorfati.id/index.php/JIPSI/article/view/34/23

DESKRIPSI

Kualitas pendidikan seseorang dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Hal ini menjadi sebuah kebutuhan urgent. Dengan pendidikan manusia dapat menginternalisasikan watak serta kepribadiannya. Peran pendidikan memiliki peran penting dalam menghadapi segala tantangan kehidupan termasuk dalam upaya membangun generasi yang berkarakter.  UU RI No 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai Sistem Pendidikan Nasional menyatakan Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengasah kemampuan, membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dengan tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik supaya menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.(Qomar, 2012) Pendidikan bukan hanya mencakup pengetahuan intekstual melainkan juga pembinaan karakter. 

Namun nyatanya tingkat kenakalan remaja masih menduduki ranking yang cukup tinggi. Sebanyak 13 orang pelajar diamankan tim gabungan Satpol PP, Polres, Kemenag, dan Diknas Kabupaten Temanggung. Para pelajar dari berbagai SMA tersebut diamankan setelah kedapatan membolos pada saat jam pelajaran berlangsung. Pada hari sebelumnya, sejumlah pelajar SMP juga diamankan oleh petugas setelah terlibat tawuran.(Temanggung.Com, 2014) Sementara itu, Kapolres Temanggung AKBP Muhamad Ali menyampaikan bahwa Kecamatan Temanggung dan Kecamatan Parakan merupakan daerah yang rawan kriminalitas. Hal tersebut karena Temanggung dan Parakan merupakan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk dan usaha yang cukup banyak. 

Beliau mengatakan bahwa semakin ramai jumlah penduduknya maka kemungkinan kriminalitas akan semakin banyak. Kriminalitas yang dimaksud menurutnya tidak hanya dengan kontak fisik semata, namun seperti pencurian, pencopetan, penggelapan, dan penipuan.(Radar Semarang, 2020) Wakil Ketua I Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Temanggung juga menyatakan bahwa temuan terbesar kasus HIV/AIDS di Kecamatan Parakan berjumlah 81 orang.(Widiyanto, 2019) Fakta yang terjadi di lapangan juga menunjukkan hal yang sama, di Desa Dangkel Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung terdapat remaja setempat yang hamil di luar nikah serta terdapat remaja yang menunjukkan sikap amoral seperti berbicara dan berperilaku tidak sopan baik terhadap orang yang lebih tua ataupun antar teman.(Pra Observasi, 2022) 

Dari data tersebut dapat ditarik benang merah, bahwa generasi muda yang kela akan memimpin bangsa mengalami dekadensi moral. Maka dari itu pendidikan karakter urgen untuk diimplementasikan secara lebih maksimal guna mengatasi degradasi moral (Nashihin et al., 2020) salah satunya adalah melalui pendidikan karakter religius. 

Implementasi pendidikan karakter guna menginternalisasikan nilai-nilai religius pada kehidupan manusia dapat dilakukan melalui berbagai upaya, salah satunya melalui pendekatan keagamaan (Kholish et al., 2020). Seperti halnya yang dilakukan masyarakat Desa Dangkel Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung yang mengimplementasikan pendidikan karakter religius remaja setempat melalui kegiatan rutin pembacaan kitab Maulid Diba’. Mayarakat setempat lebih familiar dengan istilah dibaan. 

Dibaan ini dilaksanakan setiap hari Kamis sore secara bergiliran dari rumah per rumah setiap minggu nya yang diikuti oleh remaja putra putri setempat. Kegiatan ini dilaksanakan guna mengimplementasikan serta menginternalisasikan nilai-nilai karakter religius pada remaja guna menanggulangi degradasi moral terhadap generasi muda.(Pra Observasi, 2022) . 

INTERPRETASI

Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Dangkel, Kecamatan Parakan, Kabupaten temanggung.  Kegiatan rutin keagamaan tersebut berupa pembacaan kitab Maulid Diba’. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa kegiatan ini dilaksanakan semenjak tahun 2020 dan masih terlaksana sampai sekarang, sehingga diba’ ini sudah terlaksana selama 2 jalan 3 tahun yang diikuti oleh remaja putra putri desa setempat. Pendidikan karakter merupakan proses transformasi nilai-nilai kehidupan guna ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku orang itu. Dalam definisi tersebut terdapat tiga ide penting, pertama proses transformasi nilai-nilai (Husna Nashihin, 2017)

Adapun manfaat dari kegiatan  diba’ ini dapat membangun religi pada remaja karena diba’ termasuk ibadah, dapat meningkatkan iman serta takwa, mendapat keberkahan dari pengarang kitab serta mendapatkan syafaat Nabi Muhammad saw. Sebagaimana terdapat pendapat yang menyatakan bahwa meskipun kitab Maulid Diba’ sebatas ringkasan, namun keberkahan dalam kitab tersebut sangat banyak. Keutamannya sangat luas dan tentunya sebagai media untuk memperbanyak sholawat kepada Rasulullah saw. semua itu bisa dilihat dari cara penyusunannya yang tidak hanya berfokus mengenai perjalanan hidup Rasul dan sholawat atas Beliau, namun juga mencantumkan beberapa ayat Al-Qur’an dan hadis. (NU Online, 2021)

Adapun beberapa implementasi dari pendidikan karakter religius melalui kegiatan pembacaan diba’ di Desa Dangkel Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung dilakukan dengan menggunakan strategi keteladanan, kedisiplinan, serta pembiasaan. 

Pertama, Keteladanan. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti adalah  pemimpin diba’ senantiasa mencontohkan hal-hal baik seperti berbicara menggunakan bahasa sopan atau bahasa Krama terhadap semua jamaah diba’ remaja serta senantiasa mendampingi kegiatan dari awal pelaksanaan sampai berakhirnya kegiatan diba’.

Kedua, Kedisiplinan. bahwa diba’ dilaksanakan secara rutin setiap satu minggu sekali yaitu tepat di hari Kamis sore. Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa dalam menyikapi kedisiplinan jamaah diba’ remaja, biasa nya pemimpin diba’ memberikan motivasi setelah selesainya kegiatan supaya remaja senantiasa istiqomah mengikuti diba’, ketika mendekati jam pelaksana diba’ pemimpin diba’ senantiasa mengingatkan remaja agar cepat-cepat berangkat, yaitu dengan melalui media yang ada (WhatsApp) serta bertanya kepada ibu dari anggota jamaah diba’ remaja yang lama tidak mengikuti diba’an perihal alasan tidak mengikuti diba’.

Ketiga, Pembiasaan. Kegiatan pembiasaan secara spontan dapat dilakukan misalnya saling menyapa bai kantar teman, antar guru, guru dengan murid, keluarga, maupun kepada masyarakat.(Aristanti, 2020) Implementasi pendidikan karakter religius di Sekolah Dasar Khadijah Surabaya melalui strategi pembisaan yang terdiri dari kegiatan religius yaitu mengucapkan salam dengan berjabat tangan (mencium tangan guru), berdoa sentral sebelum dan sesudah pembelajaran, sholat dhuha berjamaah, berdoa sentral sebelum dan setelah proses pembelajaran.(Ansulat & Nafiah, 2018)

Ketika telah memahami implementasi dari kegiatan diba’ saatnya kita mengkaji mengenai nilai religiusitas pada kegiatan rutin pembacaan kitab diba’. Menurut Zayadi dalam Rifqi Nurul Muthmainah nilai-nilai religius yang berlaku dalam kehidupan manusia digolongkan menjadi dua macam yaitu nilai Ilahiyah dan nilai Insaniyah. Nilai Ilahiyah mencakup Iman, Islam, Ihsan, takwa, ikhlas, tawakal, dan syukur (Nashihin, 2018). Nilai religiusitas tersebut antara lain: Tawadhu’, Iman, Munfikum/Tolong Menolong, dan Silaturahim, 

EVALUASI

Remaja dalam suatu daerah harus dikoordinasi untuk membentuk sebuah kebiasaan baik. Maka dari itu pemuka agama dalam suatu wilayah harus membagi waktunya untuk dapat adil. Syiar agama terhadap orang tua, anak dan juga remaja. Ketika remaja selalu diberikan siraman rohani dan beberapa kegiatan yang mendekatkan mereka pada sang pencipta. Harapannya mereka akan terhindar dari berbagai kenakalan remaja.

REKOMENDASI

Implementasi pendidikan karakter religius remaja melalui kegiatan rutin pembacaan kitab Maulid Diba’ ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai strategi yaitu keteladanan, kedisiplinan, dan pembiasaan. Keteladanan dilakukan dengan cara pemimpin diba’ yang senantiasa mencontohkan hal-hal baik seperti berbicara menggunakan bahasa sopan atau bahasa Krama terhadap semua jamaah diba’ remaja serta senantiasa mendampingi kegiatan dari awal pelaksanaan sampai berakhirnya kegiatan diba’. Kedisiplinan dilakukan dengan diba’ yang dilaksanakan secara rutin setiap satu minggu sekali yaitu tepat di hari Kamis sore. Sementara pembiasaan dilakukan dengan mengucap salam, berjabat tangan, pembacaan Asmaul Husna, doa pembuka dan penutup, dan pembacaan sholawat.

Anisa Rachma Agustina

Tinggalkan Balasan