Esai

Pengertian dan Makna Pepatah Pontianak “Bengak-Bengak Ubi” (Bodoh Bale)

Ilustrasi Kota Pontianak (Foto: Vidi Petualang).

Distingsi.com – Pepatah, quote, filosofi, atau peribahasa khas Pontianak, Kalimantan Barat atay sering disebut Melayu Pontianak (Pontianak Melayu) menjadi menarik dikaji. Salah satu yang terkenal adalah ungkapan “Bengak-Bengak Ubi” atau Bodoh Bale.

Pepatah merupakan bagian tak terpisahkan dari warisan budaya suatu daerah. Pepatah seringkali mengandung kearifan lokal yang tercermin dari pengalaman hidup masyarakatnya. Salah satu pepatah yang cukup terkenal di daerah Pontianak adalah “Bengak-Bengak Ubi” yang memiliki arti “Bodoh Bale” atau bodoh sekali. Pepatah ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang kebijaksanaan hidup dan nasihat-nasihat yang berharga dari nenek moyang.

Bahasa Melayu Pontianak adalah ragam bahasa Melayu yang digunakan di daerah Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia. Bahasa ini merupakan bagian dari keluarga besar bahasa Melayu, namun memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dari dialek-dialek Melayu lainnya, terutama dalam hal pengucapan, kosakata, dan tata bahasa. Karena letak geografisnya yang berdekatan dengan Sarawak, Malaysia, pengaruh bahasa Melayu Sarawak juga bisa ditemukan dalam bahasa Melayu Pontianak.

Pengertian “Bengak-Bengak Ubi”

Secara harfiah, “Bengak-Bengak Ubi” mengacu pada aksi menggali atau menggemburkan tanah tempat ubi tumbuh. Namun, dalam konteks pepatah, makna yang tersirat jauh lebih dalam. Kata “bengak-bengak” digunakan untuk menggambarkan suatu tindakan yang tidak memiliki tujuan yang jelas atau bahkan bisa merugikan. Sedangkan “ubi” sebagai tanaman yang biasanya tumbuh di dalam tanah, diinterpretasikan sebagai sumber daya atau potensi hidup.

Bengak-Bengak Ubi” (Bodoh Bale) adalah ungkapan khas Pontianak Melayu yang bermakna “bodoh sekali”, bodoh amat, dan sangat lemot/lama/lola dalam mengerjakan pekerjaan tertentu.

Makna “Bengak-Bengak Ubi” (Bodoh Bale)

Pepatah ini memberikan pesan bahwa seseorang yang bertindak tanpa pertimbangan yang matang atau tanpa arah yang jelas dapat dianggap bodoh. Mirip dengan menggali tanah tanpa tujuan yang jelas, seseorang yang melakukan tindakan sembrono atau tidak berpikir panjang dianggap “bengak-bengak ubi” atau bodoh sekali.

Dalam kehidupan sehari-hari, pepatah ini mengajarkan tentang pentingnya kebijaksanaan dan pemikiran yang matang sebelum melakukan tindakan. Orang yang cerdas tidak hanya bertindak secara impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensinya, tetapi juga memikirkan dengan cermat setiap langkah yang diambilnya. Dengan demikian, “Bengak-Bengak Ubi” merupakan peringatan untuk menjauhi perilaku yang tidak bijaksana dan tidak bertanggung jawab.

Pepatah Pontianak ini tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya lokal, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga bagi generasi muda tentang kebijaksanaan hidup dan pentingnya bertindak dengan bijak dalam setiap situasi. Oleh karena itu, pepatah ini tetap relevan dan berharga dalam membentuk karakter dan kepribadian masyarakat Pontianak. (DST33/HI/Esai).

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan