Oleh Naeli Alifa Miasari
Mahasiswa Prodi PGMI INISNU Temanggung
Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang digunakan sebagai acuan atau standar dalam komunikasi resmi, baik dalam lisan maupun tulisan. Bahasa baku biasanya memiliki kaidah dan aturan yang sudah ditetapkan, seperti tata bahasa, ejaan, dan pilihan kata. Penggunaan bahasa baku sering diterapkan dalam konteks formal, misalnya dalam dokumen resmi, pidato kenegaraan, media massa, serta lingkungan pendidikan dan pemerintahan. Bahasa baku adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi formal atau resmi. Bahasa ini memiliki ciri-ciri yang sudah ditetapkan dan diatur oleh pedoman resmi, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Di Indonesia, bentuk bahasa baku yang digunakan mengacu pada aturan yang ditetapkan oleh KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) dan kini berubah menjadi EYD V.
Penggunaan Bahasa Baku dan Tidak Baku dalam Komunikasi
Bahasa Indonesia memiliki dua varian yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu bahasa baku dan tidak baku. Keduanya memiliki peran dan fungsi yang berbeda, tergantung pada konteks penggunaannya. Berikut ini penjelasan mengenai keduanya:
1. Pengertian Bahasa Baku
Bahasa baku adalah bahasa yang digunakan secara resmi dalam situasi formal dan memiliki kaidah atau aturan yang jelas. Bahasa ini sering dipakai dalam dunia pendidikan, pemerintahan, media massa, dan dokumen resmi. Beberapa ciri bahasa baku antara lain:
Mengikuti aturan tata bahasa yang baku, seperti ejaan yang benar, penggunaan kata yang tepat, dan struktur kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Memiliki kosakata yang tidak mengalami perubahan atau pemendekan yang tidak sesuai.Digunakan dalam konteks resmi dan formal.
Contoh penggunaan bahasa baku:
“Saya akan melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya.”
“Kami mengundang Anda untuk menghadiri acara tersebut pada tanggal 10 November.”
2. Pengertian Bahasa Tidak Baku
Bahasa tidak baku adalah bahasa yang lebih fleksibel dan tidak selalu mengikuti aturan-aturan baku dalam penggunaan kata, tata bahasa, atau ejaan. Bahasa ini lebih sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, terutama dalam situasi informal, seperti dalam keluarga, teman, atau dalam media sosial. Biasanya, bahasa tidak baku lebih sederhana dan mudah dimengerti, namun tidak mengikuti aturan formal yang berlaku.
Contoh penggunaan bahasa tidak baku:
“Aku bakal ngerjain tugas itu secepatnya.”
“Kamu datang nggak sih besok?”
3. Perbedaan Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari
Perbedaan utama antara bahasa baku dan tidak baku terletak pada konteks dan tujuan komunikasinya. Berikut adalah beberapa contoh perbedaan:
Dalam dunia pendidikan: Guru dan dosen biasanya menggunakan bahasa baku dalam memberikan penjelasan atau memberikan materi pelajaran, sementara murid atau mahasiswa bisa menggunakan bahasa tidak baku dalam percakapan santai.
Dalam dunia media: Berita yang disampaikan di televisi atau koran menggunakan bahasa baku agar dapat dipahami oleh masyarakat luas dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Sementara itu, di media sosial atau percakapan informal, bahasa tidak baku lebih sering digunakan.
Dalam surat menyurat: Surat resmi, seperti surat undangan atau laporan, menggunakan bahasa baku. Sedangkan surat pribadi atau pesan singkat sering kali menggunakan bahasa tidak baku.
4. Kapan Menggunakan Bahasa Baku dan Tidak Baku
Pemilihan antara bahasa baku dan tidak baku sangat bergantung pada situasi dan audiens yang dituju. Berikut beberapa situasi yang memperlihatkan kapan bahasa baku atau tidak baku sebaiknya digunakan:
Bahasa baku digunakan dalam:
Laporan resmi
Surat menyurat formal
Presentasi atau pidato di depan umum
Karya ilmiah
Bahasa tidak baku digunakan dalam:
Percakapan sehari-hari