Artikel

Peran Kepala Sekolah dan Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Menghadapi Ujian

Peran Kepala Sekolah dan Peningkatan Motivasi Siswa Dalam Menghadapi Ujian

Judul: Strategi Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional

Jurnal: Inasia

Penulis: Ahmad Fauzan, Faizah

Akreditasi: Shinta 4

Url:https://ojs3.uinsaizu.ac.id/index.php/insania/article/view/2589

DESKRIPSI

Ujian Nasional (UN) sebagai sebuah tes berkategori high stakes testing (ujian yang memberi dampak serius terhadap masa depan peserta didik),  telah memaksa para guru untuk melakukan aktivitas teaching to the test. Sebuah aktivitas pengajaran yang memfokuskan pembelajaran pada usaha membiasakan peserta didik mengenali dan familiar dengan bentuk soal UN dan mengajarkan strategi menjawab soal dalam tempo singkat. Dengan kata lain, ketika guru menyesuaikan proses pembelajarannya dengan UN, biasanya mereka cenderung lupa melakukan proses belajar mengajar ideal sebagaimana tertulis dalam kurikulum (Baun Thoib Soaloon, 2009).

UN menjadi langkah akhir bagi siswa dalam proses belajar mengajar pada jenjang yang ditempuh. Hasil dari ujian tersebut yang akan menjadi standar kelulusan bagi mereka. Akan tetapi, dalam kenyataannya, kebanyakan dari siswa sukar untuk belajar dengan baik. Karena merasa terteror oleh ujian yang memengaruhi psikologinya. Mereka belajar tidak untuk perkembangan psikologi dan kognitif,  sebaliknya mereka belajar untuk dapat mengejar nilai-nilai yang tinggi dalam raport sekolah atau sekadar untuk mendapatkan ijazah.  Pernyataan di atas berkaitan erat dengan peran UN yang menurut banyak siswa yang pernah dan akan mengalaminya menjadi sebuah momen menakutkan, di mana kedatangannya enggan membuat mereka bahagia. Mereka menjadi risau dan ketakutan sehingga tidak jarang membuat motivasi belajar mereka menjadi menurun. 

Beberapa pemicu turunya motivasi siswa sebelum menghadapi ujian antara lain: Pertama, faktor lingkungan sekitar Pengaruh dari lingkungan yang kurang baik terhadap motivasi belajar siswa menyebabkan  siswa lebih banyak bermain dan malas untuk belajar. Kedua, faktor yang berasal dari orang tua. Kurangnya pantauan dan perhatian dari sebagian orangtua yang sibuk membuat mereka kurang termotivasi dan lebih sering bermalas-malasan serta sukar untuk belajar.  Ketiga, faktor kesadaran diri siswa.  Kurangnya kesadaran dari diri siswa sendiri untuk rajin belajar serta kurangnya kerjasama dari sebagian guru dan siswa. 

Dengan berbagai problematika yang ada pihak sekolah mencoba untuk membangkitkan kembali para peserta didik. Khususnya adalah mereka yang hendak mengikuti ujian nasional. Dalam hal ini, subjek pemberi motivasi adalah kepala sekolah dan objeknya adalah peserta didik. Dalam sebuah lembaga pendidikan Kepala Sekolah menjadi titik sentral kemajuan sebuah lembaga. Berbagai gagasan yang dicanangkan oleh kepala sekolah. Dengan pemberian motivasi yang dari kepala sekolah diharapkan para siswa dapat mengerjakan soal-soal ujian dengan maksimal.

INTERPRETASI

 Kepala sekolah harus mempunyai strategi yang tepat dalam memberikan motivasinya kepada tenaga kependidikan dalam melaksanakan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui pengembangan sumber belajar. Pemberian motivasi dianggap sangat penting dalam sebuah pembelajaran.

Motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar. Motivasi memiliki dua sifat, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik sendiri. Motivasi ini berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarkasme, ejekan dan hukuman (Uno, 2007: 23). 

Pada hakikatnya motivasi belajar adalah dorongan inetrnal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung untuk mendapatkan hasil dari usaha dan pengalaman yang telah dilakukannya. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. 

Beberapa upaya yang dapat meningkatkan motivasi belajar antara lain: Menggairahkan peserta didik, Memberikan insentif , Mengarahkan, Memberikan hukuman, Adanya kompetisi.

EVALUASI

Proses pemberian motivasi pada siswa sangat penting dan urgent dilakukan menjelang ujian. Siswa harus paham mengenai kondisi yang sedang mereka alami. Terkadang motivasi belajar mereka menurun karena mereka tidak paham kondisi. Mereka menganggap bahwa ujian nasional tidak terlalu penting.

REKOMENDASI

Dalam proses pemberian motivasi bagi siswa kepala sekolah mengadakan kemitraan orang tua, siswa dan guru. Adanya koordinasi dari berbagai pihak yang mendukung keberlangsungan ujian anak akan menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajarnya. Selain koordinasi dengan orang tua kepala sekolah juga mengarahkan para guru untuk memberikan jam tambahan. Hal ini akan menambah pengetahuan siswa mengenai materi yang akan diujikan. Selain itu kepala sekolah juga memberi reward kepada peserta didik yang berprestasi

Anisa Rachma Agustina

Tinggalkan Balasan