Nasional

Perkuat Skills Menulis, UAI Tuban Gelar Workshop Academic Writing

Foto bersama di hari kedua dalam Worskhop Academic Writing Universitas Al-Hikmah Indonesia (UAI) Tuban

Tuban, DISTINGSI.com – Dalam rangka menguatkan keterampilan dosen dalam menulis artikel ilmiah untuk dipublikasikan di jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus, LPPM Universitas Al-Hikmah Indonesia (UAI) Tuban menggelar Workshop Academic Writing bertajuk “Strategi Penulisan Artikel Ilmiah untuk Publikasi di Jurnal Bereputasi” bertempat di Aula Lt.3 Gedung A Kampus Universitas Al Hikmah Indonesia (UAI) Tuban.

Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Rektor Universitas Al Hikmah Indonesia (UAI) Tuban Dr. Laily Hidayati, M.Psi., Psikolog. Pihaknya berharap, semua peserta bisa menulis dengan benar, baik, dan berkualitas untuk disubmit di jurnal internasional terindeks Scopus. Menurutnya, menulis artikel ilmiah menjadi keniscayaan bagi akademisi.

Sementara itu, Ketua Yayasan Al-Hikmah KH. Muhammad Husnan Dimyati berpesan agar semua dosen mulai bersemangat lagi an bekerja lebih keras lagi setelah alih bentuk dari IAI Al-Hikmah menjadi Universitas Al-Hikmah Indonesia. “Saya sebagai ketua Yayasan berharap, Universitas Al-Hikmah Indonesia ini semakin maju dan unggul tidak hanya di Jawa Timur tetapi juga di Nusantara. Maka saya sangat senang dengan kegiatan peningkatan mutu dosen seperti ini,” harapnya.

Kegiatan ini digelar selama dua hari, yaitu Sabtu (28/9/2024) dan Ahad (29/9/2024) dengan menghadirkan narasumber dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama (Inisnu) Temanggung Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd. Dalam paparanya, Ibda yang juga reviewer pada 25 jurnal internasional terindeks Scopus ini menjelaskan sedikitnya terdapat sembilan tren isu pendidikan secara global yang bisa dijadikan tema riset. “Berdasarkan hasil studi saya, setidaknya ada sembilan tema atau topik mengacu tren global yang layak kita jual di jurnal Scopus,” kata Ibda.

Pertama, pendidikan berbasis teknologi (technology-based education). Topik ini berkaitan dengan penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran, seperti e-learning, virtual reality, dan AI. “Tren global dalam digitalisasi pendidikan, terutama pasca-pandemi, mendukung adopsi teknologi dalam pembelajaran yang masih dibutuhkan oleh jurnal internasional terindeks Scopus,” kata Ibda.

Kedua, pendidikan untuk keberlanjutan (sustainability education). Hal ini berkaitan dengan integrasi konsep keberlanjutan dalam kurikulum pendidikan, materi pembelajaran, model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode dan media pembelajaran, sampai dengan penilaian pembelajaran. Agenda global terkait perubahan era dan keberlanjutan mendorong peningkatan pendidikan keberlanjutan di kalangan generasi muda.

Ketiga, inklusivitas dan kesetaraan dalam pendidikan (inclusivity and equality in education). Topik ini berkaitan dengan pendidikan bagi kelompok marjinal seperti penyandang disabilitas, masyarakat miskin, atau minoritas. “Ini juga saya kembangkan dalam riset pendidikan inklusi berbasis gender equity, disability, and social inclusion atau GEDSI yang intinya mengarusutamakan keadilan gender, disbabilitas, dan inklusi sosial yang relevan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs),” lanjut wisudawan terbaik doktor S3 Pendidikan Dasar UNY tersebut.

Keempat, pembelajaran berbasis keterampilan (skill-based learning). Topik beririsan denga pergeseran dari pendekatan pembelajaran berbasis konten ke keterampilan seperti berpikir kritis dan pemecahan masalah yang menjawab kebutuhan industri terhadap lulusan yang siap kerja dan memiliki keterampilan abad digital dan semua diarahkan ke AI saat ini.

Kelima, pendidikan Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics (STEAM). Integrasi seni dalam pendidikan STEM untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi. “Tema ini menarik karena dorongan global untuk pendidikan yang holistik dan inovatif guna menghadapi tantangan masa depan,” beber dia.

Keenam, pembelajaran sosial dan emosional (social-emotional learning). Pengembangan keterampilan emosional dan sosial siswa sebagai bagian penting dari pendidikan. “Ditinjau dari tren global, terjadi peningkatan perhatian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan siswa di seluruh dunia,” kata Ibda.

Ketujuh, literasi digital dalam pendidikan (digital literacy in education). Topik ini menarik diangkat, kemampuan siswa dan guru dalam menggunakan teknologi digital secara efektif dan etis sangat dibutuhkan saat ini. Jika ditinjau dari tren global dalam jurnal internasional terindeks Scopus, teknologi digital menjadi komponen utama dalam pendidikan modern, memerlukan pengembangan literasi teknologi. “Disertasi saya kemarin juga mengangkat ini, dan dua artikel saya terbukti sudah diterbitkan di jurnal Scopus Q3,” beber dia.

Kedelapan, desain kurikulum adaptif (adaptive curriculum design). Kurikulum yang fleksibel dan responsif terhadap kebutuhan individu dan perubahan sosial. Kebutuhan untuk menciptakan kurikulum yang mampu menyesuaikan dengan perubahan cepat dalam masyarakat dan teknologi.

Kesembilan, pendidikan berbasis data (data-driven education). Penggunaan big data dan analitik untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Teknologi data semakin penting dalam menganalisis kinerja siswa dan merancang intervensi yang lebih efektif.

Selain tren global tersebut, Ibda juga menjelaskan beberapa aspek dalam penentuan tema atau topik riset dan penulisan artikel mengacu 13 Agenda Riset Keagamaan Nasional (ARKAN) 2018-2028, focus riset dan grup riset di BRIN mulai dari religious service, religious movement, religious education, indigenous religions, dan extremism and terrorism. “Selain itu, perlu juga semua tulisan dan riset panjenengan disesuaikan dengan paradigma keilmuan UAI, dan body of knowledge Prodi, atau roadmap penelitian di Prodi masing-masing,” papar dia. (DST44)

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan