Lentera
Oleh: Syarifah Rahmah
Lentera
Cahaya itu sudah mati kehilangan sumbu
Warna dunia tak lagi terang redup tertutup awan gelap
Lentera
Warna mu tak lagi merah
Pekatnya malam menutupi kelam kehidupan tanpa penerang
Lentera
Ibarat pelangi kau kini sepi dan mati
Kehampaan bahkan masih punya arti
Kegelapan membentang malam buta.
Lentera
Gadis-gadis dan para perjaka mengintip dan saling menggelitik
Cahaya bulan menemani senda gurau mereka
Canda tawa mengelana tanpa makna.
Lentera
Kematian itu pasti kehidupan itu mimpi
Bangun dan raih arti pasti
Karena kilauannya bukan ilusi
Lentera
Jangan meminta pujian pada yang mati hati.
Kau akan menemukan wajah-wajah tanpa cahaya Tuhan
Cahaya mu bukan semu di pekatnya malam.
Cahaya mu mutiara abadi
Lhokseumawe. 13 Juli 2023.
Ular Kadut
Oleh: Syarifah Rahmah
Meliuk-liuk menjalar licin
Bersembunyi dalam sudut lingkaran sempit
Seringai halus menampakkan taring ciri khas pemangsa
Cerutu terselip di celah gigi
Bibir tebal menyeringai senyuman
Lidah menjulur mengeluarkan bisa mematikan
Ribuan manusia mati
Ribuan anak2 terluka
Ribuan orok masih enggan menggeliat dari rahim ibunya
Racun mematikan terus dimuntahkan lewat lidah bercabang
Aroma bau mulut menyeruak rasa ingin muntah
Anyir memenuhi rongga hidung menyesakkan dada
Para pembesar berkata sambil berkacak pinggang
Ke sini! Ayuk Kemari!
Bangun mimpi
Tebarkan janji
Siram cuka di antara air mata
Lhokseumawe, 4 Maret 2024
Tawa dalam Derita
Oleh: Syarifah Rahmah
Kursi megah berjejer di gedung pencakar langit
Aroma tembakau menusuk hidung dan memuntahkan bau busuk
Permainan dan minuman setali tiga uang…
Dentingan jarum jam menunjukkan pada Lena dan tidur panjang bahwa hari semakin petang
Canda tawa gembira para manusia berdasi terpaku pada liukan tubuh cantik hasil operasi plastik
Siulan dikumandangkan menikmati kemolekan tubuh-tubuh bergelantungan di tiang permainan.
Suara gaduh mulai terdengar untuk berebutan menjamah hamparan kemolekan yang terpampang indah
Air liur tergenang ingin memakan umpan
Menjijikkan! Uang berjuta-juta memeras keringat rakyat mengalir deras ke kantong para cukong.
Sperma di semprotkan ke liang terbuka.
Kuli tinta berjejer rapi menanti uluran berita
Lihat!! Di atas sana pria berdasi sedang menari tari cha-cha.
He he he tawa membahana mengembara di udara terbuka
Para kuli tinta berteriak menyuarakan hati terpenjara.
Lihatlah wahai para pembesar dan wakil rakyat terhormat
Mereka mati tercekik dalam kubangan lumbung yang kosong tanpa isi
Lhokseumawe: 13 Agustus 2021
Pandir
Oleh: Syarifah Rahmah
Orang-orang bodoh mengisap rokok kretek
Asap mengepul bola-bola putih menyembul dari bibir hitam dan kusam
Halusinasi gerbong kehancuran
Pikiran sehat pergi.. kecerdasan di Ninabobokkan
Kecerdikan milik Abu Nawas yang menipu Yahudi berulang kali
Kepemilikan itu abadi terukir indah dalam realita cerita
Dunia ini kehilangan kecerdasan berfikir
Demokrasi dikebiri dan di pasung dalam cermin bisu
Harga diri mati terkubur dalam ketukan palu
Kemerdekaan hanya untuk di ucapkan
Sifat rakus, seperti tikus mengerat sampai titik terendah
Kebodohan dan keangkuhan setali tiga uang
Yang bodoh ternganga melompong
Yang pintar memelintir kumis mencengkram rasa takut
Dunia dipenuhi orang-orang bodoh
Dunia ini dipenuhi pengemis dan penyamun
Dunia ini dipenuhi penyihir dan penipu.
Kecerdasan mendadak ditilang dan dikebiri.
Terpasung demokrasi dalam harmonisasi aneh
Negara mendadak miskin, banyak bayi terlelap dalam ketidak pastian.
Tanah seakan mati rasa, pohon kerdil tanpa sentuhan, busung lapar bertebaran
Kenikmatan hidup yang timpang terus dipertahankan entah sampai kapan
Lhokseumawe, 1 Januari 2023
Malam
Oleh: Syarifah Rahmah
Kesyahduan mendiami pelataran
Para dayang dan bidadari menari dengan selendang warna-warni
Anai-anai dan kumbang beterbangan mengikuti nyanyian dan dentingan gamelan
Penuh sesak panggung hiburan
Teriakan dan makian bercampur sumpah serapah
Tubuh sintal terus meliukkan tubuh mereka
Semua tertidur entah tertelan sabu-sabu
Entah dirasuki si Kunti
Entah terhipnotis oleh lantunan syair sendu
Kegelapan menyelimuti sanubari
Kesadaran milik si bersih hati yang berzikir mengharap keberkahan
Kemaksiatan milik si pendusta dan pendosa
Pesta pora terus menggelora…
Tua dan muda menyatu dalam rasa
Dunia mulai timpang, kebajikan terkikis dan menipis
Rasa bangga menengadah menertawakan cinta Sang Pemilik Asa
Lhokseumawe, 4 Januari 2024.
Biodata Penulis
Dr. Syarifah Rahmah, M.Ag. sehari-sehari mengajar di IAIN Lhokseumawe. Karya-karyanya telah terbit di beberapa media, jurnal, dan tergabung dalam antologi bersama tingkat nasional.