DISTINGSI.com – Kita perlu tahu sejarah, makna, dan hikmah Pepatah Jawa “Ora Ganja Ora Unus” yang berarti orang yang perbuatannya jelek rupanya pun jelek. Pepatah Jawa “Ora Ganja Ora Unus” berarti “Orang yang perilakunya buruk akan terlihat dari penampilannya” atau secara harfiah berarti “Tanpa sesuatu yang baik, ia tidak akan terlihat baik.” Pepatah ini mengandung nasihat bahwa karakter atau perilaku seseorang tercermin dalam penampilan atau kesan yang mereka berikan pada orang lain.
Sejarah Pepatah Jawa “Ora Ganja Ora Unus”
Pepatah Jawa “Ora Ganja Ora Unus” adalah bagian dari kearifan lokal yang berkembang dalam budaya Jawa sejak berabad-abad lalu. Meskipun asal usul pastinya tidak tercatat dengan jelas, pepatah ini lahir dari kebiasaan masyarakat Jawa yang sangat menghargai nilai-nilai moral dan etika dalam kehidupan sosial. Berikut adalah beberapa poin mengenai latar belakang munculnya pepatah ini. Pertama, Pengaruh Falsafah Kejawen. Dalam budaya Jawa, ada ajaran Kejawen yang menekankan keseimbangan antara batin (jiwa) dan lahir (tubuh). Ora Ganja Ora Unus adalah salah satu bentuk ungkapan untuk menggambarkan filosofi ini. Ajaran ini menekankan bahwa perilaku seseorang yang buruk akan tercermin pada tampilan atau citra luar mereka, sejalan dengan konsep harmoni antara pikiran, hati, dan tindakan.
Kedua, Pentingnya Keseimbangan Lahir dan Batin. Pepatah ini juga lahir dari pandangan bahwa manusia harus menjaga keseimbangan antara batin dan fisik. Bagi orang Jawa, penampilan luar seseorang idealnya mencerminkan isi hatinya. Maka, seseorang yang memiliki sifat buruk atau tindakan yang tercela akan tampak tidak menarik atau tidak enak dipandang.
Ketiga, Pengaruh Nilai Moral di Masyarakat. Pada masa lalu, masyarakat Jawa sangat menghargai nilai-nilai moral, kesopanan, dan kehormatan. Untuk mengajarkan nilai-nilai ini secara turun-temurun, masyarakat Jawa menciptakan pepatah-pepatah seperti ini yang mudah diingat. Ora Ganja Ora Unus diciptakan sebagai pengingat agar orang selalu menjaga perilaku mereka, karena perilaku buruk dianggap akan “memancar” dari penampilan luar seseorang.
Keempat, Penyebaran Melalui Lisan. Pepatah ini kemungkinan besar tersebar melalui komunikasi lisan dari generasi ke generasi. Dengan cara ini, pepatah ini tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat Jawa, menjadi semacam peringatan agar orang menjaga perilaku baik agar tercermin pula dalam penampilan mereka.
Kelima, Pengaruh Islam dalam Kebudayaan Jawa. Setelah masuknya pengaruh Islam di Jawa, pepatah-pepatah Jawa yang mengandung nilai moral semakin dipertegas dengan ajaran-ajaran agama yang menekankan akhlak mulia. Nilai-nilai seperti ini kemudian dipadukan dengan kearifan lokal, memperkuat pesan dalam pepatah ini sebagai bentuk nasihat untuk menjalani kehidupan yang baik.
Secara keseluruhan, pepatah Ora Ganja Ora Unus lahir sebagai bagian dari upaya masyarakat Jawa dalam mengajarkan moral dan etika kepada generasi muda, sekaligus sebagai pengingat untuk menjaga hubungan yang harmonis antara batin dan penampilan luar.
Makna Pepatah Jawa “Ora Ganja Ora Unus”
Pepatah Jawa “Ora Ganja Ora Unus” mengandung makna bahwa kepribadian atau perilaku seseorang dapat tercermin dalam penampilannya. Dalam konteks ini, pepatah tersebut mengajarkan bahwa orang yang memiliki sifat buruk atau perbuatan yang jelek, pada akhirnya akan terlihat juga dari luar atau pada dirinya. Sebaliknya, perilaku yang baik biasanya akan memancarkan aura positif pada seseorang, yang dapat terlihat dalam sikap atau penampilannya.
Pepatah ini juga mengandung nilai moral bahwa kecantikan atau ketampanan sejati tidak hanya diukur dari fisik, melainkan juga dari hati dan perbuatan. Ini menjadi pengingat bahwa menjaga perilaku dan sikap yang baik adalah penting, karena hal itu akan terpancar dari diri kita dan dilihat orang lain.
Nilai Pepatah Jawa “Ora Ganja Ora Unus”
Makna yang lebih luas dari pepatah ini adalah sebagai berikut. Pertama, penampilan mencerminkan kepribadian: Pepatah ini menyiratkan bahwa penampilan seseorang, baik itu cara berpakaian, sikap, atau perilaku, seringkali menjadi cerminan dari kepribadiannya yang lebih dalam.
Kedua, keteraturan dan kerapian. Orang yang berpenampilan rapi dan teratur cenderung memiliki sifat yang lebih disiplin dan bertanggung jawab. Sebaliknya, orang yang berpenampilan acak-acakan sering dikaitkan dengan sifat yang kurang terorganisir atau bahkan ceroboh. Ketiga, Keseimbangan Lahir dan Batin. Orang Jawa percaya bahwa perilaku yang baik akan terpancar dari penampilan seseorang, sehingga ada keselarasan antara hati dan tindakan. Sebaliknya, sikap dan karakter yang buruk akan terlihat pada kesan luar yang diberikan seseorang.
Keempat, Pentingnya Akhlak. Pepatah ini juga mengajarkan bahwa kepribadian atau akhlak yang baik lebih penting daripada penampilan fisik. Kecantikan atau ketampanan sejati muncul dari kebaikan hati dan perilaku, bukan hanya dari tampilan luar. Kelima, Nasihat untuk Menjaga Kehormatan Diri. Pepatah ini mengingatkan kita untuk menjaga tindakan dan ucapan agar dapat dihormati dan dipandang baik oleh orang lain. Orang yang memiliki sifat dan perilaku baik cenderung dihargai dan dihormati dalam lingkungan sosial.
Dengan memahami maknanya, “Ora Ganja Ora Unus” berfungsi sebagai pengingat bahwa setiap orang sebaiknya menjaga tindakan dan perkataan agar mencerminkan kebaikan hati, karena itulah yang akan menjadi kesan utama bagi orang di sekitarnya.
Pepatah ini juga menyoroti pentingnya memperhatikan detail dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang memperhatikan penampilannya cenderung juga lebih memperhatikan detail dalam hal-hal lain. Dalam konteks yang lebih luas, pepatah ini dapat digunakan sebagai nasihat agar seseorang lebih memperhatikan penampilannya sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Contoh Penggunaan dalam Kalimat:
“Wong kuwi kok ora ganja ora unus, ora ngerti apa-apa carane ngurus awake dhewe.” (Orang itu kok tidak rapi, tidak menarik, tidak tahu apa-apa cara merawat dirinya sendiri.)
“Yen pengin dihormati, ojo nganti ora ganja ora unus nalika ketemu karo wong liya.” (Jika ingin dihormati, jangan sampai tidak rapi tidak menarik ketika bertemu dengan orang lain.)
Intinya, pepatah “Ora Ganja Ora Unus” adalah sebuah ungkapan yang mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga penampilan sebagai cerminan dari kepribadian dan sikap kita.
Hikmah Mengetahui Pepatah Jawa Ora Ganja Ora Unus
Mengetahui makna pepatah “Ora Ganja Ora Unus” memberi beberapa hikmah yang bermanfaat bagi kehidupan kita. Pertama, Menjadi Lebih Bijak dalam Menilai Orang. Dengan memahami pepatah ini, kita belajar untuk tidak menilai orang hanya dari penampilan luarnya. Seseorang yang tampak “baik” atau “buruk” bisa jadi cerminan dari kepribadian atau perilakunya.
Kedua, Membangun Citra Diri yang Positif. Menyadari bahwa perilaku kita bisa mempengaruhi pandangan orang lain, kita akan lebih berusaha untuk menjaga sikap dan tingkah laku, sehingga citra diri yang positif dapat terbentuk secara alami.
Ketiga, Menjaga Kehormatan Diri. Memiliki perilaku yang baik adalah salah satu cara menjaga kehormatan dan martabat diri. Seseorang yang menjaga tindak-tanduknya secara tidak langsung menjaga reputasi dan nama baiknya di mata orang lain.
Keempat, Menghargai Nilai Kearifan Lokal. Pepatah ini merupakan bagian dari kearifan lokal Jawa yang kaya makna. Memahaminya membantu kita menghargai warisan budaya, serta mengambil pelajaran dari nilai-nilai yang terkandung di dalamnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kelima, Mengutamakan Kebaikan Hati dan Perilaku. Pepatah ini mengingatkan pentingnya memiliki hati dan sikap yang baik, karena perilaku seseorang mencerminkan siapa dirinya. Kebaikan dari dalam diri akan terlihat dalam penampilan atau aura yang terpancar.
Melalui hikmah dari pepatah ini, kita diingatkan untuk selalu memperbaiki diri agar tidak hanya baik di luar tetapi juga memiliki kebajikan dan kebaikan yang tulus dari dalam. (DST33/Hamidulloh Ibda).