Artikel

Taktik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Menghadapi Revolusi Industri

Judul: Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4.0

Jurnal: Al-Ghazali

Penulis: Luluk Ifadah, Sigit Tri Utomo

Akreditasi: 

Url: https://ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/al_ghzali/article/view/122/65

DESKRIPSI

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang amat pesat di era revolusi industri memiliki efek domino dalam tatanan kehidupan manusia.  masifnya perkembangan pola digital, artificial intelligence, big data, robotic dan perubahan dunia yang menjadi jauh lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah. Hal ini berpengaruh pada pergeseran paradigma pendidikan  baik dalam konsepsi maupun aplikasinya. Inilah yang disebut dengan disruptive innovation yakni bermunculan inovasi yang memudahkan kaum modernis tetapi sangat berpotensi menghancurkan sistem-sistem lama yang sudah berjalan, (Zaki Mubarok, 2018: 5). 

Praktek pembelajaran Pendidikan agama Islam khususnya mulai bergeser pada tatanan model pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik (student centered) sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator bagi peserta didik. Dalam pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, guru secara sadar menempatkan perhatian yang lebih banyak pada keterlibatan, inisiatif, dan interaksi sosial peserta didik (Muhammad Fathurrohman, 2015 :115) 

Ironisnya percepatan digitalisasi di era Revolusi Industri 4.0 saat ini belum diimbangi dengan meratanya kualitas sumberdaya gurunya dan inilah problematika besar yang dihadapi dalam pengembangan kemajuan pendidikan di Indonesia.. Posisi guru sebagai pendidik bangsa khususnya guru Pendidikan Agama Islam menempati posisi strategis dalam menentukan arus kemajuan zaman yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam

Melalui pemberian kesempatan pengembangan karakter peserta didik dalam mata pelajaran pendidikan Agama Islam,  maka secara otomatis mempengaruhi pola strategi pembelajaran PAI di sekolah/ madrasah. Sehingga proses pengelolaan pembelajaran pada mata pelajaran PAI harus mendapatkan kajian secara mendalam dan komprehensif baik dalam aspek konten materi, sampai dengan model pembelajaran yang digunakan meliputi penguatan strategi yang tepat dan efektif sehingga dapat harmonis dalam merespon perkembangan era digital.

INTERPRETASI

Pada era revolusi industri yang mengedepankan teknologi dan alat yang membersamainya, hal ini memposisikan guru harus dapat menggunakan strategi yang relevan dengan kemajuan yang ada. Hal ini dilakukan supaya pembelajaran tetap efektif dan bervariasi. Guru PAI merupakan ujung tombak pembinaan akhlak peserta didik harus bisa selalu mengikuti perkembangan zaman dan teknologi di era revolusi industri 4.0. saat ini teknologi menjadi kebutuhan dasar setiap orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa, para ahli, dan semua lembaga tak terkecuali lembaga pendidikan. 

Kemudahan aksesibilitas pada Era Revolusi Industri 4.0memberikan warna baru bagi karakteristik pembelajarannya, antara lain: 

1. Dimensi demografi Pembelajaran dilakukan dengan placeless (tak bertempat), timeless (tak berwaktu), artinya peserta didik bisa belajar kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja. 

2. Dimensi profesi terjadi disruptif pekerjaan dimana jenis pekerjaan yang dahulu mapan sekarang dianggap tidak relevan. 

3. Dimensi literasi keterampilan berpikir dengan LOTS (Lower Order Thinking Skills) mendefinisikan melek dengan menghafal, mengerti dan mengaplikasikan. HOTS (Higher Order Thinking Skills) bisa mendefinisikan melek dengan mengevaluasi, menganalisis dan mencipta.literasi yang dimaksud antara lain: 

a. Literasi teknologi memahami sumber data melalui alat teknologi. 

b. Literasi manusia dimana manusia sebagai user tunggal harus memahami hakikat hidup dirinya dan melanjutkan kehidupan masa depan. Data dan teknologi bekerja sesuai dengan hakikat manusia maks manusialah yang mengontrol teknologi (Zaki Mubarok, 2018:41-42).

EVALUASI

Beberapa tantangan yang ditemui penulis mengenai pembelajaran PAI dalam era Revolusi Industri 4.0 antara lain: pertama, kurang efektifnya peserta didik dan guru dengan sistem online karena intensitas tatap muka antara guru dan siswa terbatas. Kedua, kekhawatiran ada pada peran guru pendidikan agama islam yang dapat tergeser oleh teknologi. Ketiga, siswa dapat explore pengetahuan secara bebas tanpa perantara seorang guru. Mesin pencari dapat menyediakan berbagai informasi yang siswa butuhkan.

Keempat, Revolusi industri yang tidak lagi menghendaki adanya relasi semacam kiai santri dalam hubungan pendidikannya berdampak jelas terhadap degradasi nilai-nilai Islam yang penting. Sistem pendidikan ODL (online distance learning) yang dipromosikan oleh revolusi industri 4.0 tidak berkelindan dengan nilai Islam yang mengajarkan bahwa hubungan guru-murid mengandung nilai spiritual tinggi bernama “berkah atau barokah”, “takzim”, “kualat”, dan bahkan “laduni yang sangat penting bahkan melebihi dari penguasaan konten pembelajaran”  Kelima, Pudarnya sifat tawadhu siswa kepada gurunya. Keenam, peserta didik terjerumus pada beberapa hal negatif yang belum diketahui kebenarannya secara utuh. 

REKOMENDASI

Berbagai hal harus guru pendidikan agama islam lakukan supaya pembelajaran PAI tetap menyenangkan. Beberapa strategi tersebut antara lain: pertama, Guru memberikan Blended learning yaitu strategi pembelajaran yang memadukan sistem pendidikan tradisional dan modern. Kedua, Peserta didik diberikan tugas untuk menyelesaikan suatu permasalahan dengan mencari solusi di web-web lalu mengirimnya melalui email. Ketiga, Guru mengajar dengan Word Processor (WP).  Keempat, Guru menggunakan strategi pembelajaran Web Based Learning (WBL) adalah salah satu jenis pembelajaran yang bisa digunakan dalam CBI (Computer Based Instruction) atau CAI (Computer Assisted Instruction). Kelima, guru menggunakan sistem online dengan terus melaksanakan pemantauan kepada para peserta didik.

Anisa Rachma Agustina

Tinggalkan Balasan