DISTINGSI.com – Teknik menemukan research gap dalam skripsi, tesis, dan disertasi ini perlu redaksi Distingsi.com berikan kepada pembaca setia. Sebab, menemukan research gap, kesenjangan dalam penelitian atau gap penelitian menurut Dr. Hamidulloh Ibda merupakan tahap kritis dalam proses penelitian skripsi, tesis, atau disertasi. GAP merujuk pada kesenjangan pengetahuan atau area yang belum dipelajari atau dijelajahi dengan baik dalam literatur yang ada.
Pengertian dan Cakupan Research Gap
Research gap adalah kesenjangan atau celah dalam pengetahuan yang ada dalam bidang penelitian tertentu. Ini merujuk pada area di mana penelitian sebelumnya belum mengeksplorasi atau belum memberikan pemahaman yang memadai. Research gap dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk. Pertama, Kesenjangan Teoretis. Ini terjadi ketika ada kurangnya pemahaman atau pengembangan teori dalam suatu bidang penelitian. Mungkin terdapat aspek-aspek dari fenomena yang belum dipelajari atau belum dimasukkan ke dalam kerangka teoritis yang ada.
Kedua, Kesenjangan Empiris. Ini terjadi ketika ada kekurangan dalam data empiris yang relevan atau dalam penggunaan metodologi yang tepat untuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu. Mungkin terdapat area yang belum dijelajahi secara empiris atau diperlakukan dengan kurang memadai. Ketiga, Kesenjangan Konseptual. Ini terjadi ketika ada kebingungan atau ketidakjelasan tentang konsep-konsep tertentu dalam literatur yang ada. Mungkin terdapat perbedaan interpretasi atau penggunaan yang tidak konsisten dari konsep-konsep kunci.
Keempat, Kesenjangan Praktis. Ini terjadi ketika ada kebutuhan untuk menerapkan temuan penelitian dalam konteks dunia nyata, tetapi implementasinya masih terbatas atau tidak efektif. Mungkin terdapat tantangan dalam mengubah pengetahuan menjadi tindakan yang nyata atau relevan dalam praktik. Kelima, Kesenjangan Metodologis. Ini terjadi ketika ada kekurangan dalam pendekatan metodologi yang digunakan dalam penelitian sebelumnya. Mungkin terdapat kebutuhan untuk pengembangan atau pengujian metodologi baru yang lebih cocok untuk menjawab pertanyaan penelitian tertentu.
Menemukan research gap adalah langkah penting dalam merencanakan penelitian baru atau memperluas pengetahuan dalam suatu bidang tertentu. Identifikasi research gap memungkinkan peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan, merancang metodologi yang tepat, dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap literatur dan praktik di bidang tersebut.
Teknik Menemukan Research Gap
Melalui studi mendalam, redaksi Distingsi.com telah menyajikan sejumlah konsep. Ditambah pula kajian dari sejumlah pakar seperti dari buku Prof. Sugiyono, Prof. Suharsimi Arikunto, Prof. Heri Retnawati, dan Dr. Hamidulloh Ibda, telah disusun artikel ini untuk Anda. Dalam artikel ini, kita akan membahas metode yang dapat digunakan untuk menemukan GAP penelitian yang relevan dan signifikan.
1. Tinjauan Pustaka yang Mendalam
Langkah pertama dalam menemukan GAP penelitian adalah melakukan tinjauan pustaka yang mendalam. Telusuri literatur terkait dengan topik penelitian Anda dan identifikasi area-area di mana penelitian telah dilakukan dengan baik dan di mana masih terdapat kesenjangan pengetahuan. Perhatikan temuan-temuan terbaru, perdebatan, dan celah-celah yang mungkin belum dijelajahi.
2. Identifikasi Pertanyaan Penelitian yang Relevan
Berdasarkan tinjauan pustaka Anda, buatlah pertanyaan penelitian yang relevan dan bermanfaat. Pertanyaan-pertanyaan ini harus dirancang untuk mengeksplorasi area-area yang masih belum dipahami atau dipelajari dengan baik dalam literatur yang ada. Pastikan pertanyaan-pertanyaan tersebut jelas, spesifik, dan dapat dijawab secara empiris.
3. Analisis Perbandingan
Lakukan analisis perbandingan antara penelitian yang sudah ada dengan topik yang Anda teliti. Identifikasi persamaan, perbedaan, atau kesenjangan dalam pendekatan, metodologi, temuan, atau teori yang digunakan oleh peneliti sebelumnya. Pemahaman yang mendalam tentang literatur yang ada akan membantu Anda mengidentifikasi di mana terdapat kesenjangan pengetahuan yang dapat dieksplorasi lebih lanjut.
4. Konsultasi dengan Pembimbing, Promotor, Supervisor atau Pakar
Berdiskusilah dengan pembimbing atau pakar di bidang Anda untuk mendapatkan wawasan dan masukan tentang potensi GAP penelitian yang relevan. Mereka dapat memberikan pandangan yang berharga berdasarkan pengalaman dan pengetahuan mereka dalam bidang tertentu. Diskusi ini dapat membantu Anda mempersempit fokus penelitian Anda dan mengidentifikasi area-area yang membutuhkan eksplorasi lebih lanjut.
5. Tinjauan Kritis dan Refleksi
Lakukan tinjauan kritis terhadap penelitian yang sudah ada dan refleksikan temuan Anda secara mendalam. Pertimbangkan apakah ada aspek-aspek tertentu yang tidak dipahami dengan baik atau diperdebatkan dalam literatur yang ada. Identifikasi area-area di mana penelitian lebih lanjut dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemahaman dan pengembangan pengetahuan dalam bidang Anda.
6. Penyusunan Rencana Penelitian
Setelah mengidentifikasi GAP penelitian yang relevan, susunlah rencana penelitian yang sistematis dan komprehensif. Tentukan metode penelitian yang akan Anda gunakan, hipotesis atau pertanyaan penelitian yang akan diuji, serta langkah-langkah yang akan Anda ambil untuk mengisi kesenjangan pengetahuan yang telah diidentifikasi.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menemukan GAP penelitian yang signifikan dan relevan untuk diteliti dalam skripsi, tesis, atau disertasi Anda. Selain itu, pastikan untuk melibatkan pembimbing Anda secara aktif dalam proses ini untuk mendapatkan arahan dan dukungan yang diperlukan.
Contoh Research Gap
Berikut adalah contoh-contoh research gap dalam beberapa bidang penelitian yang berbeda:
1. Bidang Kesehatan
Research gap: Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan tentang efek diabetes tipe 2 pada kesehatan jantung, masih kurang pemahaman tentang faktor-faktor risiko spesifik yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung pada pasien diabetes tipe 2 di kalangan populasi remaja.
2. Bidang Pendidikan
Research gap: Meskipun ada banyak penelitian tentang pengaruh teknologi dalam pembelajaran di kelas, masih kurang pemahaman tentang cara terbaik untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum sekolah dasar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dari latar belakang ekonomi rendah.
3. Bidang Lingkungan
Research gap: Meskipun telah banyak penelitian tentang dampak perubahan iklim pada habitat satwa liar, masih kurang penelitian yang fokus pada adaptasi perilaku spesies tertentu terhadap perubahan iklim di ekosistem hutan hujan tropis.
4. Bidang Manajemen
Research gap: Meskipun ada banyak penelitian tentang faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan kerja karyawan di perusahaan, masih kurang pemahaman tentang efek dari fleksibilitas waktu kerja terhadap kepuasan kerja karyawan di lingkungan kerja yang dinamis.
5. Bidang Sosial dan Humaniora
Research gap: Meskipun telah banyak penelitian tentang pengaruh media sosial terhadap kesejahteraan mental remaja, masih kurang pemahaman tentang bagaimana interaksi sosial secara langsung dalam kehidupan sehari-hari berkontribusi terhadap kesejahteraan mental mereka.
Contoh-contoh di atas yang telah dihimpun redaksi Distingsi.com menunjukkan beberapa contoh research gap di berbagai bidang penelitian yang dapat menjadi dasar untuk penelitian lebih lanjut dalam upaya untuk mengisi kesenjangan pengetahuan yang ada dalam literatur yang ada. (Dst33/fokus).