Yogyakarta, Distingsi.com -The third PGSD International Conference on Education merupakan salah satu rangkaian acara dari Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa ke 67 tahun. Seminar international ini diadakan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa dan Magister Pendidikan Dasar Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Kegiatan ini bertajuk “Elementary School Education in Digital Era” pada Sabtu (3/9/2022).
Seminar ini bertujuan untuk memfasilitasi guru, praktisi pendidikan, dosen dan mahasiswa untuk menulis dan mempublikasikan karya ilmiah. Ini juga memberikan kesempatan bagi penyaji makalah dan peserta untuk berbagi pandangan mengenai isu-isu yang sedang berkembang mengenai teknologi digital dan inovasinya di Sekolah Dasar. Kegiatan ini diikuti mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum secara virtual.
Narasumber dari Universitas Pendidikan Sutan Idris Malaysia, Prof. Dr. Suriani Abu Bakar, memberikan materi tentang “Growth-Hacking Curriculum-Maximize the Potential”. Peluang Kurikulum Nasional Malaysia untuk meningkatkan kurikulum nasional terdiri dari: pemetaan dan pengukuran prestasi siswa, pemetaan dan pengukuran keterampilan siswa, operabilitas antar mata pelajaran, sistem penilaian pembelajaran yang lebih sederhana dan mudah, teknologi dan pedagogi terintegrasi, dan keterlibatan orang tua. Ada empat klaster pembelajaran yang terdiri dari pengembangan manusia, numerasi & musikologi, bahasa & komunikasi, spiritualitas & nilai, dan peradaban manusia.
Narasumber dari Mariano Marcos State University, The Philippines, Dr. Gerry D. Abad, memberikan materi tentang “Educational Innovation in the Digital Era: The Case of Elementary School Education”. Metode dan strategi Pembelajaran Modern terdiri dari pembelajaran jarak jauh online, pembelajaran Hands-on, flipped classroom, pembelajaran mikro, pembelajaran yang beragam, gamifikasi, pembelajaran berbasis proyek, dan pembelajaran berbasis masalah. Inovasi pendidikan di sekolah dasar melalui pembaca digital dan pencetakan tablet 3D, virtual reality, cloud technology, dan mobile technology. Demokratisasi akses pendidikan di era digital yaitu menghubungkan guru dan siswa, memanfaatkan pendekatan hybrid dalam pengajaran di kelas dan membuat pendidikan yang berkualitas untuk semua orang.
Narasumber dari Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa, Indonesia, Dr. Heri Maria Zulfiati, M.Pd, memberikan materi tentang “Tamansiswa Education in the Digital Era”. Sebagai pendidik Nasional, Ki Hadjar Dewantara telah banyak menulis tentang berbagai mata pelajaran, misalnya Pendidikan, seni (musik, tari, teater), politik, bahasa, budaya, dan adat istiadat. Ki Hadjar Dewantara mengusulkan Trisakti Jiwa pada tahun 1922 bertepatan dengan berdirinya Tamansiswa. Bloom mengajukan Taksonominya pada tahun 1956. Artinya Ki Hadjar Dewantara telah menemukan teori Trisakti Jiwa 34 tahun sebelum Bloom menemukan taksonomi. Ada Trilogi kepemimpinan yang terdiri dari Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani untuk implementasi dalam pendidikan karakter di Merdeka Belajar. Seminar International ini bekerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi diantaranya FKIP Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali, Cilacap, FKIP Universitas Panca Marga Probolinggo, dan PGSD FKIP Universitas Ahmad Dahlan. (*)