Daerah

Guru MI Kranggan Ikuti Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

Guru MI Kranggan Ikuti Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial

Temanggung, Distingsi.com – Kelompok Kerja Guru (KKG) Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kecamatan Kranggan, Kabupaten Temanggung menggelar rapat rutin sekaligus pembinaan serta pengenalan materi baru tentang Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial (AI), Senin (29/9/2025). Kegiatan dipusatkan di MI Ma’arif Asma’ul Husna, Kemloko, Temanggung.

Acara dimulai pukul 08.00 WIB dengan pembukaan dan sambutan Ketua KKM M Subhan Habibi, dilanjutkan rapat KKG yang membahas evaluasi kegiatan, pembuatan kisi-kisi soal, pembagian naskah soal, hingga pembentukan panitia kegiatan mendatang. Usai rapat, peserta mendapatkan pembinaan langsung dari Pengawas Madrasah Kecamatan Kranggan, Miftakhul Hadi, S.Ag., M.Pd, yang menekankan pentingnya peningkatan profesionalisme guru di tengah tantangan pendidikan era digital.

Sesi inti diisi oleh narasumber dosen PGMI INISNU Temanggung Dr. Hamidulloh Ibda, M.Pd,. Ia memaparkan materi bertajuk “Pembelajaran Koding dan Kecerdasan Artifisial di Madrasah Ibtidaiyah”. Dalam paparannya, Ibda menegaskan bahwa koding dan AI bukan hanya keterampilan teknis, melainkan juga sarana melatih cara berpikir komputasional, sistematis, dan kreatif bagi peserta didik.

“Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial tidak sekadar menulis kode, tetapi membentuk pola pikir anak agar mampu memecahkan masalah dengan logis dan inovatif,” ujar Ibda dalam pemaparannya.

Materi yang disampaikan mencakup dasar hukum penerapan KKA (Koding dan Kecerdasan Artifisial) dalam Kurikulum Merdeka, kerangka kompetensi digital guru, hingga praktik penyusunan perangkat ajar berbasis pembelajaran mendalam (deep learning) dan KKA. Ia juga mencontohkan adopsi kebijakan serupa di negara lain seperti Singapura, India, dan Korea Selatan yang sudah memasukkan koding dan AI sejak pendidikan dasar.

Dalam kesempatan itu, Ibda juga mengenalkan AI Competency Framework for Teachers. “Ini hal baru, karena baru muncul di akhir 2024. Kerangka kompetensi AI untuk guru ini intinya memandu guru tentang penggunaan dan penyalahgunaan kecerdasan buatan (AI) dalam pendidikan, publikasi ini mendefinisikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai yang harus dikuasai guru di era AI,” kata pakar pendidikan dasar tersebut.

Dipaparkan Ibda, bahwa kerangka kompetensi AI untuk guru mengatasi kesenjangan dengan mendefinisikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang harus dikuasai guru di era AI. “Dikembangkan dengan prinsip-prinsip melindungi hak-hak guru, meningkatkan agensi manusia, dan mendorong keberlanjutan, publikasi ini menguraikan 15 kompetensi dalam lima dimensi yaitu pola pikir yang berpusat pada manusia, etika AI, fondasi dan aplikasi AI, pedagogi AI dan AI untuk pembelajaran profesional,” lanjut doktor lulusan UNY tersebut.

Sementara itu, lanjut dia, kompetensi ini dikategorikan menjadi tiga tingkat perkembangan meliputi mendapatkan, memperdalam dan membuat.

“Pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial merupakan proses pembelajaran yang berbasis pada berpikir komputasional. Kegiatan ini tidak hanya menekankan pada keterampilan menulis kode atau program, tetapi juga melatih peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kreatif dalam menyelesaikan masalah melalui pendekatan komputasional,” papar Ibda.

“Jika merujuk modul dari Kemdikdasmen, elemen koding terdiri atas berpikir komputasional, literasi digital, literasi dan etika kecerdasan artisifial, pemanfaatan dan pengembangan kecerdasan artifisial, algoritma pemrograman, dan analisis data,” papar Ibda.

Sedangkan kecerdasan artisifial, lanjut dia, mengacu pada cabang ilmu komputer yang berusaha mengembangkan sistem yang dapat melaksanakan tugas-tugas yang umumnya memerlukan kecerdasan manusia, seperti pengenalan pola, pengambilan keputusan, dan pemrosesan bahasa alami.

“Dalam pengembangan KA, pendekatan yang sering digunakan meliputi machine learning, yang memungkinkan sistem untuk belajar dari data dan meningkatkan kinerjanya seiring waktu, serta deep learning, yang menggunakan jaringan syaraf tiruan untuk mendalami pola dan hubungan yang kompleks dalam data,” papar dia.

Secara rinci, aspek kompetensi KA meliputi pola pikir berpusat pada manusia, etika kecerdasan artisifial, teknik dan aplikasi kecerdasan artisifial, sistem desain kecerdasan artisifial. “Sedangkan progression level, terdiri atas memahami, mengaplikasi, dan mengkreasi,” lanjut Ibda.

Para guru tampak antusias mengikuti sesi ini. Mereka diajak praktik langsung menyusun perangkat ajar yang memadukan prinsip pembelajaran mendalam dengan literasi digital dan KKA. Narasumber yang juga Wakil Rektor INISNU Temanggung tersebut menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi AI sebagai alat bantu, namun tetap mengedepankan peran guru dalam mendidik secara beretika.

Kegiatan ditutup sekitar pukul 13.00 WIB dengan refleksi bersama dan penegasan tindak lanjut berupa penyusunan RPP berbasis Koding dan AI di madrasah masing-masing. Ketua KKG MI Kranggan, Denni Hermanto, S.Pd.I, menyampaikan harapannya agar materi ini dapat segera diimplementasikan.

“Kami berharap guru-guru MI di Kranggan bisa menjadi pelopor penerapan pembelajaran koding dan AI, sehingga anak-anak madrasah siap menghadapi era digital,” ujarnya. (*)

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan