Oleh : Futimatul Islamiyah
Taman Gua Sigrowong di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, dulunya merupakan destinasi wisata yang sangat ramai dan populer, terutama sebagai tempat outbond sekolah. Kawasan ini dikenal sebagai wisata alam dengan konsep ekowisata yang mengedepankan pelestarian lingkungan dan edukasi sejarah, karena di dalam hutan pinus tersebut terdapat gua kecil yang menjadi saksi perjuangan para tentara pelajar pada masa agresi militer Belanda tahun 1949-1950.
Pada puncak popularitasnya, Taman Gua Sigrowong dan Hutan Pinus Sigrowong mampu menarik ribuan pengunjung setiap bulannya. Selain keindahan alam dan kesejukan udara, lokasi ini juga menawarkan berbagai aktivitas menarik seperti offroad, camping, dan spot foto yang instagramable. Bahkan, fasilitas gazebo di atas pohon pinus menambah daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana hutan.
Namun, semenjak masa covid, wisata alam Sigrowong mulai mengalami penurunan kunjungan. Tempat yang dulu ramai dengan kegiatan outbond sekolah kini terlihat sepi dan kurang terawat. Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk minimnya promosi dan akses yang masih dirasa sulit oleh sebagian wisatawan, sehingga membuat destinasi ini kurang dikenal luas oleh masyarakat umum.
Padahal, potensi wisata Sigrowong sangat besar. Selain sebagai tempat rekreasi, gua di kawasan ini memiliki nilai sejarah yang penting sebagai tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan. Keasrian hutan pinus dan udara yang sejuk seharusnya menjadi daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin melepas penat dari kesibukan sehari-hari.
Pemerintah daerah dan pengelola wisata setempat, seperti Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Karang Taruna Desa Gesing, sebenarnya telah berupaya mengelola dan mengembangkan kawasan ini. Namun, tanpa dukungan promosi yang masif dan perbaikan fasilitas, kunjungan wisatawan sulit meningkat kembali.
Untuk mengembalikan kejayaan Sigrowong, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, pengelola, dan masyarakat setempat dalam meningkatkan fasilitas, memperbaiki akses jalan, serta menggiatkan promosi melalui media sosial dan event-event wisata. Dengan demikian, Sigrowong dapat kembali menjadi destinasi favorit bagi pelajar dan wisatawan umum.
Selain itu, pengembangan wisata edukasi sejarah dan alam dapat menjadi nilai tambah yang menarik minat sekolah dan komunitas untuk kembali melakukan kegiatan outbond dan kunjungan edukatif di Sigrowong. Pemanfaatan gua bersejarah sebagai objek wisata sejarah juga perlu dikemas dengan pendekatan yang menarik dan informatif.
Dengan upaya serius dan berkelanjutan, Taman Gua Sigrowong dan Hutan Pinus Sigrowong berpeluang besar untuk kembali hidup dan menjadi destinasi wisata yang ramai, membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar serta melestarikan nilai sejarah dan alam yang ada di Kabupaten Temanggung.