Artikel

Menghadapi Era Disrupsi atau Revolusi Industri 4.0 dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Judul: Pembelajaran Bahasa Indonesia Berwawasan literasi Baru di Perguruan Tinggi dalam Menjawab Tantangan Era Revolusi Industri 4.0

Jurnal:  Jalabahasa

Penulis: Hamidulloh Ibda

Akreditasi:

Url: http://jalabahasa.kemdikbud.go.id/index.php/jalabahasa/article/view/227

DESKRIPSI

Bahasa Indonesia menjadi salah satu mata kuliah yang juga harus mengikuti perkembangan zaman. Pengembangan kurikulum mata kuliah Bahasa Indonesia sudah ada dan diatur dalam undang-undang dasar yang melegitimasi setiap perguruan tinggi untuk dapat mengembangkan kurikulum Bahasa Indonesia sendiri. 

Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 35 ayat 3 tentang Kurikulum menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi dikembangkan setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada Permenristek Dikti Nomor 44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Dari regulasi ini, semua perguruan tinggi wajib memuat empat Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) yang sejalan dengan agenda revolusi karakter bangsa dalam Nawacita. MKWU itu terdiri atas mata kuliah Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia yang menjadi satu kesatuan dan tidak dapat bisa dipisahkan (Nurwadani, 2016: iii).

Kemajuan teknologi dan informasi sejalan dengan perkembangan revolusi industri 4.0. Dimana berbagai tantangan dan peluang hadir dalam lingkup dunia pendidikan. Tantang tersebut berupa disrubsi atau kecerabutan dalam berbagai ranah kehidupan salah satunya adalah bahasa dan budaya manusia.

Berbagai berita hoax atau palsu, kebohongan, serta perundungan siber yang harus dijawab melalui penguatan literasi  dalam implementasi pendidikan Indonesia. Tantangan terbesar era Revolusi Industri 4.0 adalah percepatan perubahan teknologi yang berpengaruh dalam setiap kehidupan. Diperlukan kematangan strategi dan kekuatan mental untuk dapat bersaing dalam kompetisi global. Terobosan dalam berbagai inovasi agar dapat melahir (kan generasi bangsa cerdas, berkualitas dan kompetitif perlu dilakukan. (Ristekdikti, 2018)

Dalam era ini literasi baru memunculkan visi baru yakni untuk penelitian, praktik, penilaian, serta kebijakan pendiidkan yang memperhitungkan transformasi dan literasi baru pada abad ke-21. (Mills, 2010) Ketika literasi baru sudah digaungkan maka mengharuskan adanya sebuah kolaborasi antara berbagai anggota komunitas dalam jejaring (Online) yang dapat melek aksara. Kolaboratif praktik digital, yaitu keterlibatan dalam aktivitas bersama yang berpusat pada minat bersama atau ranah pengetahuan keaksaraan sangat dibutuhkan (Wheeler, 2009: 1).

Menurut Harususilo para mahasiswa serta lulusan harus mulai melek aksara dan menguasai literasi dalam era ini, yang meliputu: literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. Literasi baru dalam era ini akan mendorong implementasi untuk menjadi pembelajaran sepanjang hayat supaya mampu beradaptasi serta berkembang dengan baik dalam menghadapi tantangan global di era Revolusi Industri 4.0 dan dengan era selanjutnya. 

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini memberikan gagasan, ide, dan wacana terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia di perguruan tinggi yang berwawasan literasi baru dalam rangka menjawab tantangan era Revolusi Industri 4.0. Hal itu menjadi landasan bagi para dosen Bahasa Indonesia untuk membelajarkan mata kuliah Bahasa Indonesia berwawasan literasi baru yang sesuai dengan kondisi zaman. (Hamidulloh Ibda, 2019)

INTERPRETASI

Era Revolusi Industri 4.0 adalah era hidup manusia yang memiliki orientasi pada teknologi. penguasaan teknologi meliputi, dunia maya, big data, yang menjadi tantangan tersendiri bagi generasi saat ini. Berbagai macam cara dapat dilakukan untuk membantu menghadapi era Revolusi Industri, salah satunya menanamkan sejak dini, keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan menghadapi era Revolusi Industri 4.0 (Ghiffar dkk., 2018: 85). 

Solusi pembelajaran di era Revolusi Industri 4.0 harus mengarah pada blended learning. Masalah di di Indonesia, biaya kuliah semakin mahal, jumlah dosen terbatas, dan jumlah mahasiswa bertambah. Solusinya, yaitu dengan memanfaatkan TIK untuk peningkatan produktivitas (efektivitas dan efisiensi) dengan tetap mempertahankan mutu, dan harmonisasi atau pengembangan peraturan yang ada, serta Sistem Pembelajaran Daring Indonesia atau SDPA (Winarso, 2018: 23).

Dalam jurnalnya Hamidulloh Ibda menuliskan bahwa: jika literasi lama hanya ada keterampilan membaca, menulis dan berhitung. Dalam era Revolusi Industri 4.0 menuntut para mahasiswa untuk dapat menguasai literasi baru (data, teknologi, manusia). Literasi baru sangat pas diterapkan dan masuk dalam kurikulum mata kuliah bahasa Indonesia di perguruan tinggi karena dalam mata kuliah ini tercakup empat keterampilan berbahasa.

Implementasi literasi baru dapat dilaksanakan dengan beberapa langkah. Pertama,  menjadikan data sebagai kekuatan utama dalam keterampilan menulis. Mahasiswa diajak memaknai data secara komprehensif. Pemaknaan data selama ini hanya aspek kuantitatif, atau angka-angka. Padahal, informasi, pesan, berita dalam bentuk tulisan merupakan bagian dari data. Jika informasinya benar, mahasiswa ibarat mengonsumsi asupan gizi baik. Jika informasi berupa berita bohong (hoax), palsu (fake), ujaran kebencian (hate speech), dan juga perundungan siber (cyberbullying), sama saja mahasiswa mengonsumsi racun.

Kedua, implementasi literasi teknologi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dikonsep dengan menggunakan pendekatan Teknologi, Informasi, dan Komunikasi (TIK). Di dalam literasi teknologi, Pembelajaran Bahasa Indonesia erat kaitannya dengan teknologi, informasi, dan media. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya menggunakan TIK, tetapi cakupan materi dan dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis harus menggunakan TIK. 

Ketiga, sesuai konsep Kemristek Dikti tentang literasi manusia, aspek literasi manusia dapat diimplementasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan cara menguatkan kemampuan komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, kreatif dan inovatif. Literasi manusia yang digagas pemerintah lebih menekankan penguatan manusia/SDM yang memiliki keunggulan komunikasi dan desain atau rancangan. Mahasiswa di era Revolusi Industri 4.0 ini harus berkualitas melalui pembelajaran Bahasa Indonesia.

EVALUASI

Kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan oleh para mahasiswa dalam penulisan makalah dan juga tugas akhir sebagai salah satu cara untuk mendapat gelar. Dalam era globalisasi, bahasa Indonesia bukan hanya menjadi pengantar dalam pendidikan namun juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari, tetapi diperlukan untuk menjalankan segala pemberitaan bahkan menyampaikan pikiran, pandangan, dan juga perasaan (Syahroni, 2013: vi)

Pentingnya berbahasa Indonesia yang baik dan benar membuat lembaga pendidikan tinggi harus membekali para mahasiswa untuk dapat mengimplementasikan penggunaan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah. Selain itu para mahasiswa juga harus melek teknologi khususnya tentang literasi baru. Gagasan literasi lama yang mencakup membaca, menulis dan berhitung harus diupgrade menjadi literasi baru yang bisa kamu implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

REKOMENDASI

Mahasiswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berwawasan literasi baru tidak sekadar belajar teori bahasa, metode penelitian bahasa, tetapi juga belajar literasi data, teknologi, dan literasi manusia yang baik dan diwujudkan melalui keterampilan berbicara dan menulis, baik karya jurnalistik, ilmiah, atau karya sastra. Mahasiswa harus diajak praktik menulis karya jurnalistik, ilmiah, dan karya sastra dengan menerapkan prinsip literasi baru sebagai wujud pilar literasi (baca, tulis, arsip) untuk menjawab era Revolusi Industri 4.0. (Hamidulloh Ibda, 2019)

Metode yang dihadirkan dalam literasi baru akan sangat bermanfaat bagi para mahasiswa untuk menyambut kemajuan teknologi dan Revolusi Industri 4.0. Mahasiswa adalah salah satu agen perubahan yang harus senantiasa bisa melebur dalam kemajuan teknologi yang positif. 

Tinggalkan Balasan

Exit mobile version