Artikel

Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah bersama Mitra PGRI Grogol Petamburan

Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah bersama Mitra PGRI Grogol Petamburan

Oleh: Nana Kristiawan, M.Si

Dosen Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia dalam Hibah Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Bima sukses menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Kegiatan PKM tersebut dihadiri oleh Narasumber yakni Rahmat Hidayat, M.Pd serta Ketua Pengabdian yaitu Nana Kristiawan, M.Si, selaku Dosen PGMI UNUSIA Jakarta pada hari Sabtu-Minggu, 14-15 September 2024.

Kegiatan PKM mengambil tema “Pelatihan Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah Berbasis Masalah”. Tema tersebut diambil selain sebagai keprihatinan penulis terhadap kurangnya pemahaman Kepala Sekolah dan Calon Kepala Sekolah dalam memimpin sekolah. Hasil observasi awal penulis dari pengalaman mengelola sekolah di Al-Chasanah menunjukkan bahwa “Permasalahan yang terjadi antara lain; pertama, tidak tersedia tenaga pendidik yang menjadi calon Kepala Sekolah. Kedua, mutu dan kompetensi Kepala Sekolah masih minim dan tidak masuk kualifikasi”.

Kegiatan PKM terselenggara dengan Lembaga Mitra PGRI Grogol Petamburan Jakarta Barat. Selain sebagai mitra, PGRI Grogol Petamburan membantu dalam menghimpun peserta pelatihan. Peserta yang hadir dalam kegiatan pelatihan ada 25 peserta pelatihan yang berasal dari SD Negeri dan Swasta di Lingkungan Grogol Petamburan serta Satuan Pendidikan Al Chasanah dari unit KB/TK, SD, SMP, SMA dan SMK.

Kegiatan pelatihan kolaboratif bertujuan memberikan pemahaman kepada peserta terhadap kompetensi kepala sekolah dalam penerapan dan penyusunan program kepala sekolah dan Rencana Kerja Tahunan (RKT). Pada kegiatan pelatihan yang berlangsung selama dua hari, peserta memperoleh beberapa materi pelatihan. Beberapa materi pelatihan tersebut antara lain; (1) analisis rapor pendidikan,  perencanaan berbasis data dan penyusunan Rencana Kerja Tahunan; (2) kompetensi kepala sekolah; (3) Supervisi Akademik dan Manajerial; dan (4) Personal Branding; (4) Penyusunan Dokumen KSP; (5) Peningkatan Mutu Pembelajaran dan transformasi pendidikan.

Kegiatan pelatihan dimulai dengan pembukaan dan sambutan dari ketua pelaksana Bapak Nana Kristiawan, M.Si. Beliau menjelaskan bahwa Pelatihan peningkatan kompetensi kepala sekolah sebagai ruang diskusi dan jalan untuk calon kepala sekolah menemukan strategi dalam memimpin dan bekal untuk memimpin sekolah. Selanjutnya, Ketua PGRI Grogol Petamburan turut memberikan sambutan sebagai pelengkap dalam peran mitra dalam pelatihan. Ia menyampaikan bahwa “Pelatihan ini adalah wadah yang baik dan dapat dilanjutkan untuk ke depannya, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepala sekolah adalah pemimpin dalam sebuah sekolah, maka perlu bekal yang cukup untuk bisa mengatur manajemen sekolah dan kegiatan belajar mengajar di sekolah bisa berjalan baik dengan adanya peran optimal kepala sekolah”, ujarnya.

Pelatihan yang dilaksanakan selama dua hari ini menjadi jembatan untuk memperoleh pemahaman, praktik langsung menyusun Rencana Kerja Tahunan. Pelatihan dimulai dengan presentasi pertama dengan pertanyaan pemantik menanyakan kepada peserta apa yang disebut dengan Kompetensi dan Kompetensi Kepala Sekolah. Lalu ia menjelaskan tentang EMASLIM. Selajutnya, Pak Rahmat Hidayat menjelaskan tentang materi Supervisi Akademik dan Supervisi Manajerial. Kegiatan supervisi akademik sebagai upaya perbaikan Kegiatan Belajar Mengajar Guru di Kelas. Proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dinilai untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sementara itu dalam Supervisi Manajerial sebagai sarana kepala sekolah memonitoring kinerja tenaga kependidikan, sarana-prasarana, kesiswaan dan keuangan sekolah dalam program kegiatan tahuan atau RKT. Selain itu, diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan manfaat serta peningkatan kualitas pembelajaran melalui program peningkatan kompetensi kepala sekolah dalam tugas dan peran serta tanggungjawab di sekolah secara baik dan berkualitas pula.

Dalam hari kedua, pelatihan berjalan dengan dimulai dengan pelatihan personal branding. Personal Branding diartikan sebagai suatu branding adalah hacking mind. Personal Branding dapat dicapai melalui beberapa aspek antara lain; (1) Kesadaran diri; (2) Target audiens; (3) keaslian; (4) konsistensi; (5) kehadiran online; (6) jaringan; (7) peningkatan berkelanjutan. Materi dilanjutkan dengan tugas mengidentifikasi personal branding dengan instrument multiple intelegence dari Garner. Setiap peserta diberikan tugas untuk mengisi instrument untuk mengetahui karakter dan kepribadian dalam instrument tersebut. Selanjutnya kegiatan dilanjutkan dengan presentasi personal branding dalam konteks branding sekolah masing-masing tentu memiliki kekuatan dan kekurangan. Kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan studi kasus permasalahan sekolah dan diskusi serta ulasan dari Narasumber bahwa kegiatan menemukan solusi atas kebijakan kepala sekolah merupakan latihan untuk menemukan solusi atas masalah di sekolah.

Harapan dari para peserta kegiatan serupa dapat dilaksanakan setiap tahun. Kegiatan pelatihan yang diselenggarakan selama dua hari ini tentunya masih kurang lengkap. Misalnya saja, Pak Suyatno yang menyatakan bahwa kegiatan ini dapat berlanjut sehingga beban-beban tugas di Kepala sekolah dapat lebih ringan dan dapat diketahui oleh stakeholder di sekolah. Narasumber pun berharap kegiatan pelatihan dua hari ini dapat diimplementasikan materinya di sekolah masing-masing, sehingga guru-guru hebat di sekolah Bapak-Ibu dapat meraih prestasi yang gemilang.

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan