Puisi

Aku Ingin Menyapa Dengan Sebuah Kata

Ilustrasi Gunung Lawu

Aku Ingin Menyapa Dengan Sebuah Kata

Oleh Khoirul Waro

Aku bukan penguasa

Tapi aku masih punya mata untuk melihat keadaan yg ada

Aku masih punya rasa

Untuk mengerti kondisi yang semakin membuat kita risih

Semakin rusuh

Semakin lusuh

Semakin keruh

Aku hanya ingin menyapa dengan sebuah kata

Tentang asa yang masih ada

Tentang rasa yang masih tersisa

Dimanakah kedamaian yang dulu ada?

Sabit

Oleh Khoirul Waro

Kau tak sempurna

Tapi kaulah jalan menuju kesempurnaan

Kau tak seindah purnama

Tapi Kaulah awal keindahannya

Sedikit demi sedikit

Kau jelmakan cahaya hingga menjadi purnama

Meskipun kau tau

Setelah itu semua seolah lupa

Bahwa kaulah mulanya

Semua takjub melihat indah purnama

Semua terpesona karena pancar cahayanya

Tapi kau tak marah

Kau mulai lagi setelah purnama berganti

Kau rangkai lagi

Lalu kau hadirkan lagi

Meskipun kau merasa

setelah itu semua kembali lupa

Bahwa kaulah keindahan sebenarnya

BUMIKU YANG TERLUKA

Oleh Khoirul Waro

Bumi ini sudah tua…

Bumi ini sudah terlalu lelah melihat tingkah kita

yang selalu menyakitinya

Lantas ketika bumi mulai murka

Kita baru bertanya-tanya

Bumi ini kenapa?

Kita tak pernah menyadari betapa berharganya bumi

Kita tak pernah mengerti betapa bumi ini ingin kita sayangi

Bumi telah memberikan semua yang ia miliki

Bumi pun telah merelakan tubuhnya kita singgahi

Lalu apa yang telah kita berikan untuk bumi kita ini?

Sayangilah bumi ini

Jangan buat bumi menangis lagi..

Sajak Untuk Indonesia

Oleh Khoirul Waro

Apa kabar Indonesia?

Apa kabar tanah air tercinta

Lama sekali aku tak mendengar senyum ceriamu

Lama sekali aku tak mendengar kabar bahagia darimu

Kau nampak murung

Karena permasalahan yang tak berujung

Kau nampak kusut

Karena keadaan yang semakin carut marut

1945 dengan gagahnya kau berikan kabar bahagia

Kau berikan harapan bangsa dengan kata “merdeka”

Kau yakinkan dunia bahwa perjuangan panjang bangsa tak sia-sia

Ya… saat itu kita merdeka

Tapi sekarang..

 Apakah kita masih merdeka?

Ataukah kemerdekaan bagi sebagian orang saja??

Kemerdekaan itu telah ternoda

Senyum cerah bangsamu kini hilang entah kemana

Mereka semakin merasa susah

Mereka semakin tak tau pada siapa harus berkeluh kesah

Kemerdekaan itu kian ternoda

Terlihat ketika pandir-pandir tanah ini bebas berkeliaran dimana-mana

Bahkan sengaja dibebaskan dengan alasan yang tak masuk logika

Mereka bebas berkeliaran

Merusak, merugikan, bahkan membunuh bangsa secara perlahan

Kita telah merdeka…!!!

Tapi kita terasa terpenjara dengan kebijakan-kebijakan yang ada

Kita telah terlepas dari penjajah

Tapi raut muka bangsa tak kunjung sumringah

Ya… inilah indonesia

Tanah kita tercinta

Tanah dimana kita dibesarkan

Bahkan mungkin tanah dimana kita dikebumikan

SAJAK UNTUK SEORANG IBU

Oleh Khoirul Waro

Sembilan bulan engkau mengandung kami

Engkau lahirkan kami dengan mempertaruhkan nyawa engkau sendiri

Kau rawat kami, kau besarkan kami dengan lembut belai kasihmu ibu

Nyanyianmu untuk menenangkan kami dimasa kecil kami adalah suara terindah yang pernah kami dengar dalam kehidupan kami

Lantas apa yang telah kami perbuat untuk engkau

Yang mampu membuat engkau merasa bangga dan bahagia

dan apakah itu ada?

Yang terlihat kini adalah kebodohan-kebodohan kami

yang selalu membuat kau murka dan terluka

Keangkuhan kami

 Kesombongan kami

Dan ketidaksesuaian tingkah laku kami

Bahkan seringkali kami membiarkanmu berjalan sendiri

Tapi engkau tetap tersenyum

meski sebenarnya engkau terluka, murka, dan tak bahagia

Betapa mulia hatimu ibunda…

Betapa tak ternilai kasihmu dengan semua yang ada

Kini kami semakin menyadari

Engkaulah surga kami di dunia ini

admin
the authoradmin

Tinggalkan Balasan