DISTINGSI.com – Kaktus dengan bentuknya yang unik dan duri-duri tajamnya, bukan hanya dikenal karena keindahan dan daya tahannya. Di balik sosok kerasnya, tanaman ini juga dikelilingi oleh berbagai mitos dan kepercayaan yang berkembang dari generasi ke generasi.
Baca juga: 10 Manfaat Menanam Kaktus di Depan Rumah: Antara Mitos dan Fakta Ilmiah
Khususnya di masyarakat Asia, termasuk Indonesia, menanam kaktus di depan rumah seringkali dihubungkan dengan hal-hal yang bersifat mistis maupun simbolik. Banyak pendapat orang tua yang dihimpun Distingsi.com yang menyebut bahwa tanaman kaktus tidak cocok untuk pasangan rumah tangga baru yang baru saja menikah dan baru saja omah-omah (berumah tangga).
Untuk itu, simak sajian artikel hasil kajian Distingsi.com yang menarik. Berikut beberapa mitos yang cukup populer di masyarakat:
1. Kaktus Membawa Sial atau Energi Negatif
Salah satu mitos yang cukup tersebar adalah bahwa menanam kaktus di depan rumah bisa mendatangkan kesialan. Duri-durinya dianggap sebagai penolak rezeki, simbol penghalang keberuntungan, atau bahkan membawa aura negatif bagi penghuni rumah.
Namun, secara ilmiah, tidak ada bukti bahwa kaktus bisa memengaruhi nasib atau keberuntungan seseorang. Justru, dari sisi psikologi, tanaman hijau seperti kaktus bisa memberikan ketenangan dan rasa nyaman secara visual.
2. Kaktus Sebagai Penangkal Santet
Di sisi lain, sebagian masyarakat justru percaya bahwa kaktus bisa menolak ilmu hitam, santet, dan gangguan gaib. Duri-durinya diyakini mampu “melukai” makhluk halus atau energi negatif yang hendak mendekat ke rumah.
Kepercayaan ini berkembang di kalangan masyarakat tradisional dan sering dijadikan alasan spiritual untuk menanam kaktus di sekitar rumah, terutama di dekat pintu masuk atau pagar.
3. Kaktus sebagai Simbol Ketegaran dan Perlindungan
Beberapa budaya justru menganggap kaktus sebagai simbol perlindungan dan kekuatan. Karena mampu bertahan hidup di kondisi ekstrem, kaktus diyakini membawa energi positif berupa keteguhan hati dan ketahanan dalam menghadapi cobaan hidup. Oleh karena itu, menanam kaktus di depan rumah bisa diartikan sebagai harapan agar keluarga yang tinggal di dalamnya senantiasa kuat, mandiri, dan tidak mudah menyerah.
4. Kaktus Tidak Cocok untuk Rumah Tangga Baru
Ada juga mitos yang menyatakan bahwa kaktus tidak cocok ditanam oleh pasangan yang baru menikah, karena dianggap bisa membawa “kekeringan” dalam hubungan, alias tidak romantis. Duri-duri kaktus disimbolkan sebagai potensi konflik atau ketegangan. Padahal, jika ditilik lebih dalam, hubungan manusia tidak dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ditanam, melainkan oleh komunikasi, pengertian, dan kerja sama.
Meskipun banyak mitos yang beredar tentang kaktus, penting untuk memandangnya dengan bijak. Kepercayaan boleh dihargai, namun perlu diseimbangkan dengan pemahaman ilmiah dan logika. Kaktus tetaplah tanaman yang indah, kuat, dan mudah dirawat. Menanamnya di depan rumah bisa menjadi bagian dari keindahan lanskap sekaligus refleksi dari semangat hidup yang tahan banting.
Anggapan bahwa kaktus tak ramah untuk rumah tangga baru itu menarik untuk diulik lebih dalam. Sebenarnya, justru sebaliknya! Bayangkan begini, kamu baru saja membangun bahtera rumah tangga, penuh semangat dan harapan, tapi juga mungkin sedikit kewalahan dengan berbagai urusan baru. Nah, di tengah kesibukan itu, kaktus hadir sebagai teman hijau yang pengertian dan tidak banyak menuntut.
Kaktus itu ibarat pasangan yang mandiri dan tidak merepotkan. Mereka tidak butuh perhatian dan kasih sayang yang berlebihan seperti tanaman hias lain yang harus disiram setiap hari atau dimanja dengan pupuk rutin. Justru, sedikit “cuek” adalah kunci kebahagiaan mereka. Ini tentu kabar baik bagi pasangan baru yang mungkin masih menyesuaikan diri dengan ritme kehidupan bersama dan belum punya banyak waktu luang untuk berkebun.
Kehadiran kaktus di rumah baru bisa menjadi simbol ketahanan dan kekuatan dalam menghadapi tantangan hidup berumah tangga. Seperti kaktus yang mampu bertahan di kerasnya gurun, rumah tangga yang baru dibangun pun diharapkan memiliki akar yang kuat dan kemampuan untuk melewati berbagai badai kehidupan. Duri-duri kaktus pun bisa diartikan sebagai perlindungan bagi kehangatan dan keharmonisan keluarga baru dari gangguan luar.
Jangan lupakan juga sentuhan estetika unik yang dibawa kaktus ke dalam hunian baru. Bentuknya yang beragam dan eksotis bisa menjadi fokus perhatian yang menarik dan mencerminkan selera yang berbeda dan berani dari pemilik rumah. Merawat kaktus juga bisa menjadi aktivitas santai bersama di akhir pekan, sambil belajar tentang keunikan tanaman gurun ini.
Jadi, alih-alih dianggap tidak cocok, kaktus justru bisa menjadi pilihan yang cerdas dan penuh makna untuk menghiasi rumah tangga baru. Mereka adalah teman hijau yang low-maintenance, simbolis, dan mampu memberikan sentuhan visual yang tak terlupakan pada awal perjalanan kehidupan bersama. Justru, dengan segala kepraktisannya, kaktus seolah berkata, “Selamat datang di rumah baru! Nikmati waktu berdua, urusan hijaumu biar aku yang urus dengan gayaku sendiri.”
Kaktus dan Rumah Tangga Baru: Antara Simbol Duri dan Harapan?
Di balik pesona bentuknya yang eksotis dan kemampuannya bertahan di tengah panas dan kekeringan, kaktus ternyata menyimpan simbolisme yang cukup kompleks dalam budaya dan kepercayaan masyarakat. Salah satu mitos yang sering terdengar—terutama di kalangan orang tua atau masyarakat tradisional—adalah bahwa kaktus tidak cocok ditanam oleh pasangan yang baru menikah.
Alasannya? Karena kaktus dipenuhi duri. Duri-duri inilah yang kemudian diasosiasikan dengan pertengkaran, konflik, atau bahkan ‘kekeringan’ dalam hubungan. Dalam simbolisme populer, pasangan yang baru memulai bahtera rumah tangga diibaratkan seperti taman yang masih muda—sebaiknya diisi dengan bunga-bunga yang lembut, tanaman yang teduh, atau sesuatu yang melambangkan kehangatan dan kelembutan. Kaktus, dengan tampilannya yang keras dan menusuk, dianggap seolah membawa energi yang “berlawanan” dengan suasana romantis dan damai yang diharapkan hadir dalam pernikahan baru.
Tak hanya itu, dalam beberapa budaya, tanaman berduri dipercaya dapat memancarkan “aura tajam” yang bisa memengaruhi keharmonisan suasana rumah. Itulah sebabnya sebagian orang tua melarang anaknya yang baru menikah menaruh kaktus di ruang tamu, apalagi di kamar tidur atau depan pintu rumah.
Namun, jika dilihat dari sudut pandang lain—terutama secara simbolik yang lebih modern—kaktus justru bisa dianggap sebagai representasi kekuatan cinta yang tahan banting. Ia hidup di kondisi sulit, tetap berdiri tegak meski kekurangan air, dan mampu berbunga di waktu yang tak terduga. Bukankah rumah tangga pun membutuhkan ketangguhan, ketekunan, dan kesabaran seperti itu?
Pada akhirnya, soal kaktus dan rumah tangga baru bukanlah tentang benar atau salah, melainkan soal keyakinan dan makna yang kita pilih untuk percayai. Bagi sebagian orang, menghindari kaktus adalah bagian dari menjaga “pamali”. Bagi yang lain, menanam kaktus justru menjadi lambang harapan—bahwa cinta mereka akan kuat meski hidup tidak selalu lembut. (DST33).