DISTINGSI.com – Bulan Ramadhan tahun ini diwarnai dengan fenomena menarik di kalangan Generasi Z, yaitu tren video TikTok “Velocity”. Pada tanggal 15 Maret 2025 di salah satu resto “Papringan” berada diTemanggung. Tren ini menjadi sangat populer dan membuat banyak anak muda kecanduan untuk membuat trend velocity. Video Velocity menampilkan transisi gerakan lambat (slow motion) yang dramatis, seringkali diiringi dengan musik yang sedang hits.
Fenomena ini tidak hanya sekadar hiburan semata, tetapi juga menjadi ajang kreativitas bagi Gen Z untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam mengedit video. Banyak pengguna TikTok yang berlomba-lomba membuat video Velocity dengan efek transisi yang unik dan menarik. Hal ini memicu munculnya berbagai tutorial dan tips editing di platform tersebut, sehingga semakin banyak orang yang tertarik untuk mencoba.
Namun, di balik popularitasnya, tren Velocity juga menimbulkan kekhawatiran. Beberapa pihak menilai bahwa tren ini dapat membuat anak muda terlalu fokus pada dunia maya dan mengabaikan ibadah di bulan Ramadhan.
Di sisi lain, tren Velocity juga memberikan dampak positif bagi para kreator konten. Banyak anak muda yang berhasil meningkatkan popularitas dan penghasilan mereka melalui video-video kreatif yang mereka buat. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial dapat menjadi wadah untuk mengembangkan potensi dan bakat anak muda.
Untuk menyikapi tren ini, diperlukan keseimbangan antara kreativitas dan tanggung jawab. Gen Z perlu memahami bahwa media sosial adalah alat yang dapat digunakan untuk hal-hal positif, tetapi juga dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak digunakan dengan bijak.
Dengan demikian, tren TikTok Velocity di bulan Ramadhan ini menjadi cerminan dari dinamika media sosial di kalangan Gen Z. Penting bagi semua pihak untuk memahami fenomena ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat agar media sosial dapat digunakan secara positif dan bermanfaat.